Chapter 27

16.9K 2.7K 381
                                    

Halo!

Aku kembali!

Gimana ada yang kangen sama cerita ini?

Atau sama authornya?

Oke langsung baca aja, buat yang lupa alurnya bisa baca chapter sebelumnya ya, untuk alasan kenapa author hiatus begitu lama kita bahas diakhir aja.

Happy reading!

_________________

Masih flashback

Daisy menatap Anne yang sedang tersungkur dibawah kakinya dengan senyum senangnya. Setelah beberapa pukulan, cekikan dan tamparan yang mendarat pada Anne, kini Daisy cukup lega.

Gadis itu tampak kesakitan dan menyedihkan. Daisy menendang kepala Anne dengan keras, membuat kepala Anne yang penuh luka itu sedikit terlempar.

Mata Anne tak sepenuhnya bisa melihat Daisy karena bengkak parah yang menghalangi pandangannya.

Daisy berjongkok. Menatap wajah Anne sinis. "Aku seharusnya membunuhmu sedari dulu. Aku pastikan kali ini kematian yang mengerikan akan menghampirimu"

Anne menggeram marah layaknya hewan. Ingin melawan tapi tak punya tenaga sama sekali.

Daisy berdiri. Sebelum dirinya pergi, sepertinya ia harus mengucapkan salam perpisahan. "Nikmati pembukaannya, jalang"

Krek

Lengan kanan Anne menjadi sasaran empuk untuk Daisy injak. Sungguh melodi yang indah saat tulang itu sepertinya patah.

Daisy keluar dari ruangan pengap itu, meninggalkan Anne yang terus merintih kesakitan. Rasanya Anne sudah putus asa, kenapa ayahnya tidak datang juga? Apa dia akan mati ditempat menjijikan ini? Tidak! Ia tidak mau.

Anne terus berdoa agar ayah ataupun kakaknya datang menolongnya dan membalas perbuatan Daisy ini.

"Bagaimana? Apa lega?" Tanya Xander yang sedang bersandar didekat pintu. Dirinya tidak diijinkan masuk oleh Daisy, katanya sih agar Daisy lebih leluasa dan puas menghajar Anne.

"Ya, lumayan" balas Daisy singkat.

Keduanya pergi beriringan. "Ngomong-ngomong, dugaanmu benar" Xander bergerak untuk menarik pinggang Daisy. Membuat gadis itu sekarang dalam rengkuhannya.

Daisy mengernyit bingung. "Dugaan? Dugaan apa?"

"Tentang ayah yang mengulang hidupnya"

Daisy menolehkan kepalanya kaget. "Benarkah? Jadi aku bukan satu-satunya yang bereinkarnasi?"

"Ya sepertinya begitu, dan dia juga meminta kita untuk mengunjunginya untuk membahas beberapa hal" Daisy tak menyahut lagi, ia memilih diam untuk beberapa alasan.

Keduanya berhenti didepan sebuah pintu udang dan kotor. "Aku akan menyelesaikan urusanku yang satu ini dulu" ucap Daisy.

Xander mengangguk. " Ya, aku akan menunggumu disini. Jadi cepatlah, setelah selesai kita akan bersenang-senang"

Daisy mengangguk, ia masuk dengan wajah angkuhnya. Ruangan yang tak beda jauh dari ruangan Anne sebelumnya.

Rosella dengan tangan kaki dan mulut terikat tengah terduduk dipojokan. Bukan tanpa alasan mulutnya disumpal, itu karena gadis yang satu ini sangatlah berisik melebihi Anne.

Wajah kusamnya membuat Daisy sedikit pangling dengan Rosella. Daisy bergerak mendekati Rosella.

"Nona Rosella, bagaimana rasanya berada disini? Apa kau kerasan? Yah belasan tahun hidup mewah dan nyaman dibawah perlindungan ayahmu kurasa membuatmu sedikit terkejut dengan suasana baru ini ya" sebuah kekehan kecil mengakhiri kalimat Daisy. Rosella menatap nyalang Daisy sembari mencoba menendang Daisy.

I'm Innocent, Damn It!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang