Chapter 1

43.5K 4.6K 111
                                    

Setelah ia sadar jika ia hidup kembali, ia segera mengecek kalender yang ada dipojok mejanya. Daisy menggapai kalender, setelah melihat ia bisa menyimpulkan jika kini ia berusia 17 tahun. Itu artinya ini 1 tahun 3 bulan sebelum dirinya dieksekusi.

Bukankah ia sungguh diberkati karena diberi kesempatan untuk hidup sekali lagi? Dan ya ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Sesuai dengan perkataannya sebelum dipenggal, ia akan membalas ketidakadilan yang ia dapatkan di kehidupan sebelumnya.

Langkah pertama yang harus ia lakukan adalah memperbaiki reputasinya di akademi dan menjadi lulusan terbaik di angkatannya.

Arctic Akademy ini terletak di pusat kekaisaran. Akademi ini hanya diperuntukan bagi anak para bangsawan saja. Ya mau bagaimana lagi, kasta sangat berpengaruh di negeri ini.

Mengingat reputasinya di akademi ia meringis. Bagaimana bisa ia bertingkah seperti jalang yang mengejar-ngejar putra kedua kekaisaran dan merundung saudari angkatnya.

Ah iya saudari angkatnya, Anne Isabel. Putri dari Duke dan Duchess Obrian yang kehilangan kedua orangtuanya ketika ia masih kecil. Duke Obrian adalah sahabat baik dari ayah Daisy, oleh sebab itu karena merasa kasihan ayahnya itu mengadopsi Anne.

Tentu saja mengadopsi Anne sempat menjadi perdebatan para petinggi kerajaan. Beberapa ada yang menolak karena Raja sudah memiliki seorang putri yaitu Daisy. Tapi sebagian lagi juga menyetujui pengadopsian Anne, karena mereka tahu Raja sangat membenci putri tunggalnya itu.

Ah apakah si tua bangka bodoh yang gila hormat itu masih ia sebut sebagai ayahnya? Tidak! Daisy mulai sekarang tidak sudi untuk mengakui bajingan itu sebagai ayahnya. Tch.

Anne, dia orang yang sangat-sangat manipulatif. Bertingkah seolah dia orang yang lemah dan tak berdaya karena sering dirundung oleh Daisy. Hingga mendapatkan perhatian penuh dari keluarga Daisy. Bahkan keluarga Daisy lebih menyayangi Anne daripada Daisy. Tapi Daisy tak pernah menyesal karena telah merundung Anne, ia hanya menyesali cara mainnya saja.

Lihatlah sekarang Anne, kau akan mendapat balasanmu sekarang.

Daisy POV

Aku keluar dari kamar asrama dengan langkah pelan. Mulai sekarang tak ada Daisy yang selalu menempel pada putra kedua kekaisaran, Daisy yang suka merundung Anne secara terang-terangan ataupun Daisy yang bodoh bak keledai.

Aku berjalan di koridor akademi dengan langkah pelan. Banyak ucapan mencemooh dari para gadis, tapi aku tak mempedulikan itu. Untuk apa juga mendengar dari mulut menjijikan mereka. Dan hey, aku ini putri Raja seharusnya kalian lebih hormat kepadaku karena kasta kalian berada di bawahku. Bukankah begitu seharusnya?

Bruk

Kulihat Anne dengan sengaja menabrak ku dengan sebuah minuman yang kini telah membasahi baju seragamku.

"Ma-maafkan aku kakak, aku tidak sengaja" ucapnya dengan nada ketakutan. Semua orang memperhatikan kami, mereka berbisik pasti aku akan merundung Anne lagi. Jika aku yang dulu mungkin iya, tapi heyy aku sekarang berbeda, semuanya akan ku selesaikan dengan rapih. Tunggu saja.

"Ah tak apa Anne, mungkin kakakmu ini yang tak terlalu memperhatikan jalan karena terlalu menunduk" sindirku pada Anne. Jika orang tidak buta disini, yang bersalah jelas Anne karena ia berjalan sembari menunduk. Dia pikir dilantai ada recehan?

"T-tapi baju kakak kotor" nadanya kini mulai berbeda, terselip sedikit nada keheranan, mungkin karena aku tidak bertingkah seperti biasanya. Heh dia berharap aku akan memukulnya dan bertindak emosional begitu? Dalam mimpimu Anne!

"Oh ini? Bisa dibersihkan. Tenang saja. Kalau begitu aku permisi" Aku melangkahkan kaki menjauhi Anne yang mungkin sedang mengumpat kasar dalam hatinya. Rencana pertamamu gagal Anne, rasakan! Hahaha.

I'm Innocent, Damn It!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang