Chapter 35

19.3K 2.1K 302
                                    

Happy reading evry1❤️

-----

"Catat semua yang aku butuhkan, jangan sampai terlewat. Dan kuharap kalian tepat waktu dalam menyelesaikan itu semua" Daisy berdiri didepan puluhan orang yang masing-masing merupakan perwakilan dari toko yang berbeda.

Mereka semua mengangguk, menyanggupi permintaan Daisy yang sangat banyak. "Kau, ambil peti emas itu dan bagikan sesuai harga yang harus ku bayar" Daisy menunjuk pengawal.

Jangan kalian kira ia membayar semua ini dengan uang kerajaan ataupun uang milik ayahnya, tidak! Dia membayar ini dengan uang pribadinya. Berbisnis dengan Louis memang sedikit menguntungkan!

Perlahan satu persatu dari mereka menerima keping demi keping emas. Mereka bersorak gembira dalam hati, keuntungan besar sudah didepan mata!

"Jika kalian mengantarkan pesanan ku, pastikan langsung sampai ditangan ku jangan melalui orang lain, mengerti?" Bukan apa-apa Daisy mengatakan ini, ia hanya meminimalisir sabotase. Repot kalau harus membenahi itu!

"Mengerti Nona" jawab mereka serentak. Daisy kemudian berbalik, meninggalkan mereka tanpa satupun kata pamit. Memangnya siapa mereka? Ahahaha.

Ujung mata Daisy menangkap keberadaan Anne di lantai atas yang memandangnya dengan rasa tak suka. Daisy yang diikuti Hana dibelakangnya tersenyum miring.

Dengan perlahan ia berjalan mendekati Anne. Tapi yang didekati malah melarikan diri secara perlahan.

"Anne!" Daisy mengingatkan dirinya sendiri untuk membersihkan mulut nanti.

Anne menghentikan langkahnya. Ia berbalik lalu menatap manik mata Daisy. "Ya kakak?"

Dengan raut wajah angkuh, Daisy mendekati Anne. Tinggi Daisy yang sedikit lebih daripada Anne tentu menguntungkan. Dengan begini, ia akan lebih mudah untuk mengintimidasi wanita itu.

"Kau membenciku bukan?" Pertanyaan yang Daisy lontarkan sempat membuat Anne terdiam sejenak. Dalam hati ia menjerit, "Ya! AKU SANGAT SANGAT MEMBENCIMU, SIALAN!"

"Apa yang kakak bicarakan? Bagaimana aku bisa membenci kakak? Ak-"

"Berhenti berulah layaknya kau korban An, ayolah itu tidak beda jauh dengan pecundang. Tujukan pada semua orang jika kau membenciku, atau kalau tidak--- Xavier akan segera menjadi milikku. Kau tidak mau itu kan? Maka kalahkan aku sebelum aku bertindak lebih jauh" Daisy tidak hanya menggertak.

Anne tidak menjawab, ia terdiam menatap Daisy dengan bibir mendesis. Lama-kelamaan pun, ia juga tak kuat terus berpura-pura seperti itu.

"Dasar pelacur!" Daisy mendorong kening Anne dengan jari telunjuknya, seakan-akan detik ini juga ia mengibarkan bendera perang secara terbuka pada Anne.

Daisy melenggang pergi. Menyisakan Anne yang mengepalkan tangannya karena geram dengan ucapan Daisy.

"Siapa yang kau bilang pelacur, sialan!" Anne tak bisa menahan lagi. Berkali-kali dikatai pelacur oleh banyak orang membuat Anne bingung sekaligus marah. Apa yang membuat mereka mengatainya pelacur? Ia berbalik badan, memandang punggung Daisy yang terus berjalan.

Daisy berhenti. "Tentu saja kau. Jika tak percaya silahkan tes apakah kau masih gadis atau tidak" Tanpa menoleh pada Anne, ia melanjutkan langkahnya bersama dengan Hana.

Ucapan Daisy selalu terngiang diotaki Anne. Ada benarnya juga. Tapi bagaimana jika hasilnya tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan? Bagaimana?

Anne frustasi. Daisy benar-benar membuat dirinya kesulitan. Ia berlari menuju kamar miliknya lalu meraung keras, berusaha mengenyahkan rasa berat yang bersarang di kepalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm Innocent, Damn It!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang