Chapter 3

31.1K 4.1K 118
                                    

"Memastikan? Memastikan apa?" Tanya Charlotte.

"Memastikan apa yang mulia diracuni atau tidak" ucapan Daisy membuat tubuh Charlotte menegang.

_____________

"Apa maksudmu Daisy?" Degub jantung Charlotte berdetak kencang, beberapa bulir keringat dingin kini muncul didahinya. Apa Daisy tau tentang kondisinya? Tapi bagaimana bisa?

"Yang mulia, apakah anda akhir-akhir ini mengalami kondisi tubuh yang tak seperti biasanya?" Tanya Daisy.

"Ti-tidak, aku baik-baik saja" jawab Charlotte dengan nada sedikit gugup. Xander yang mendengarnya entah kenapa semakin curiga.

"Ayolah ibu jangan sembunyikan apapun dariku, aku putramu, dan aku berhak tau kondisi ibuku sendiri" Xander memohon pada Charlotte. Jika benar ibunya diracuni, ia tak akan membiarkan orang itu hidup tenang.

"Xander, i-ibu" Charlotte masih merasa ragu untuk mengatakan keadaannya pada anaknya itu. Ia hanya tak mau anaknya khawatir.

"Yang Mulia, saya mohon ceritakan pada kami, jika Yang Mulia menceritakannya, saya akan berusaha untuk membantu anda" Sekali lagi, Daisy mencoba meyakinkan Charlotte.

Charlotte membuang nafasnya perlahan. "Akhir-akhir ini aku merasa tubuhku semakin melemah, kadang kala aku terus merasa mengantuk dan beberapa kali sempat pingsan dalam waktu yang cukup lama. Tapi ketika diperiksa tabib, dia bilang tubuhku baik-baik saja" jelas Charlotte.

"Ibu! Kenapa kau tidak menceritakannya padaku!" Xander menaikan nada bicaranya, ia merasa marah.

"Hey kambing! Diamlah!" Sinis Daisy dengan pandangan tajam. Xander membalasnya dengan pandangan tak kalah tajam, namun ia menuruti perkataan Daisy untuk diam.

"Pfttttt" Suasana tengang sedikit mencair, Charlotte menahan tawanya saat mendengar anaknya dipanggil kambing. Baru kali ini ia mendengar anaknya diejek orang, terlebih itu seorang gadis.

"Yang mulia, apa yang anda makan akhir-akhir ini? Maksudku mungkin racun itu dicampur dimakanan anda" Daisy mengalihkan pembicaraan, ia menatap Charlotte serius.

Dikehidupan sebelumnya ia mengetahui oleh siapa Charlotte diracuni, tapi ia tidak tau pasti dengan cara apa orang itu merecuni, tapi kemungkinan terbesarnya adalah lewat makan dan minuman yang dikonsumsi Charlotte.

"Aku makan seperti biasa, bersama Kaisar dan selir" jawab Charlotte sambil menerawang jauh.

"Seperti biasa ya?" Daisy kini memutar otaknya. Ia mengetuk-ngetuk jari telunjuknya pada meja. Xander juga ikut berfikir, raut wajahnya nampak kusut.

"Ah aku baru ingat, semenjak 3 bulan yang lalu Selir Beatrice rutin mengunjungiku hanya untuk sekedar minum teh" Ucap Charlotte saat mengingat-ingat ada yang janggal.

"Minum teh?" Gumam Daisy.

"Ya, tapi mana mungkin racun itu ada di teh, teh yang aku minum pun dari rasa dan aromanya seperti biasa tak ada yang aneh. Lagipula jika racun itu berada diteh kenapa selir Beatrice baik-baik saja?" Charlotte berusaha berfikir positif, walaupun ada yang mengganjal dihatinya.

Xander dan Daisy terdiam. "Cangkirnya!" Seru Daisy.

"Maksudmu?" Xander bertanya bingung.

'katanya putra mahkota tapi hanya memahami ucapanku saja tidak bisa, bodoh sekali kambing ini!'

"Jika benar selir Beatrice baik-baik saja, kemungkinan besar racun itu berada di cangkir yang mulia" terang Daisy.

"Itu- masuk akal" Xander mengangguk-angguk kepalanya menyetujui ucapan Daisy, sedangkan Charlotte masih berfikir tak percaya. Apa benar Beatrice yang sudah ia anggap adik sendiri meracuninya? Padahal ia sudah rela berbagi suami dengan Beatrice, tapi ini balasannya?

I'm Innocent, Damn It!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang