20 - 1

113 10 0
                                    

Wajah Jihoon cukup panik sih, dia beneran gak tau maksud dari Hajun. Awalnya dia terobsesi dengan senyumnya Hyunsuk, tapi lama kelamaan dia menyukai Hyunsuk sepenuhnya.

"aku tak akan membahas hal yang sensitif untuk didengar oleh kalian. Aku hanya menyampaikan, sebenarnya Hyunsuk mempunyai trauma berat. Ketika dia dulu mempunyai seorang kekasih, namun kekasihnya selalu menuntut dia ini itu, bahkan melakukan kekerasan. Ya walaupun aku tau, kau orang berbeda tapi setidaknya paham dengan situasi. Bisa dilihat juga kau adalah orang cukup susah mengontrol emosi, perkataan dan tindakan. Jika kau merasa yakin dan pantas untuk Hyunsuk, ya aku izinkan. Namun ingat, seseorang pernah hampir meninggal karna ku, jika kau tak ingin bernasib sama, setiap tindakan yang kau lakukan dipikirkan dengan baik-baik" jelas Hajun yang membuat orang yang berada diruangan itu tercenggang dan diam membisu.

Jihoon bahkan tak bisa berkata-kata, kenapa Hajun paham dengan sikapnya? Bukannya dia dekat dengan Hyunsuk ? tapi kenapa Hajun sangat tau?

"dan apa kau yakin dengan hubungan kalian? Keluarga Hyunsuk akan menerima mu dengan terbuka, tapi apakah keluargamu dapat menerima Hyunsuk dengan terbuka? Atau malah sebalik? Kau tau kan tak semua orangtua dapat menerima pasangan sejenis, apa lagi awal tahap pacaran? Jika kalian berlanjut ke pernikahan? Kau harus memikirkan dengan semua itu sematang-matangnya. Kau tau sakitkan ditinggalin ketika sudah sangat sayang, namun harus berakhir akibat ketidak restuan dari orangtua. Aku tak ingin kau menjadi anak yang pemberontak karena hal cinta Jihoon, jika keluargamu dapat menerima hubungan terlarang ini, aku akan mendukung kalian" lanjut Hajun

Sedetik kemudian wajah dingin Hajun menjadi hangat dan memberikan senyum pada Jihoon. Bahkan mereka akhirnya dapat bernafas dengan normal setelah melihat senyum Hajun.

"kau pakar cinta?" tanya Jaehyuk yang memecahkan keheningan

Mereka tertawa mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Jaehyuk

"aku bukan pakar cinta, aku bahkan tak pernah pacaran" balas Hajun

"serius? Kau tak pernah berpacaran? Lalu kenapa kau sangat bijak dalam hal perasaan?" tanya Jeongwoo yang mengebu-ngebu

"semua aku tau dari kejadian yang dirasakan oleh teman-temanku, dan orang-orang melakukan psikiater lainnya" jelas Hajun

"jadi bagaimana dengan keputusan kalian?" tanya Hajun pada Jihoon dan Hyunsuk

"kami akan berusaha bersama" jawab Jihoon dan Hyunsuk bersamaan

"ya sudah. Sudah resmikan? Berarti ini pasangan keempat kan?" ujar Hajun melirik Junkyu dan Mashiho

"maksudmu?" tanya Yedam dengan tak mengerti

"kau tak tahu, pasangan pertama ada MashiKyu yaitu Mashiho dan Junkyu yang sudah hampir 2 tahun pacaran, sedangkan yang baru-baru ini pasangan Hajeongwoo kan?" jelas Hajun melirik Haruto dan Jeongwoo

"ke..ke..kanap kau bisa tau?" tanya Haruto yang menjadi gagap

"Karna teman sekelas ku menyukaimu, tapi teman kelas mu berkata kau sudah punya pacar dan itu Jeongwoo" ucap Hajun yang tertawa kecil

"sedangkan pasangan ketiga itu JaeSahi" ohh tebak an Hajun sangat tepat

Asahi mendengar itu lansung melotot, bahkan yang lain juga tak menyangka

"dan terakhir itu HoonSuk" ucap Hajun

Setelah kejadian tadi , mereka kembali tertawa bahkan saling lempae melempar bantal. Senyum terukir di wajah mereka masing-masing.

"ini untukmu" ujar Hyunsuk mengeluarkan sebuah amplop putih

"apa ini?" tanya Hajun

"surat penelitian lapangan, Junghoo memberikannya padaku, terus kata JungHoon kau besok harus berangkat ke Jeju untuk persiapan" jelas Hyunsuk yang meminum cola

Hajun membuka amplop tersebut, terlihat di dalam amplop itu ada tiket peswat, serta surat pemberitahuan. Hajun itu mau protes tapi gak bisa, bukan gak bisa dia takut malah dipindahkan lebih jauh lagi. Dengan cepat dia mengambil ponselnya yang terletak pada nakas, dan menelfon seseorang bernama Kang JungHoo

"yeoboseo..." ucap JungHoo

"kenapa aku di Jeju?" tanya Hajun dengan to the point

"Lee Ha Jun,,, aku ini bukan profesor. Aku juga kaget kau di Jeju" ucap JungHoo

"kau mendapat dimana?" tanya Hajun

"Aku di ditempatkan di Busan" ucap JungHoo

"kau sendirian? Atau bersama patner?" tanya Hajun

"aku bersama kekasihku, hanya saja tempat tinggal kami berbeda, tapi tempat penelitian kami itu sama" jelas JungHoo

"Kapan kau akan berangkat?" tanya Hajun

"Besok siang, kau besok malam kan?" ujar Junghoo dengan tawa

"kenapa aku sendiri sih?" tanya Hajun yang kesal sampai meremas kertas yang ada ditangannya

"Wajar saja kau sendiri, kau kan anak berprestasi, kinerjamu juga sangat bagus, kau dapat mengatasi masalah dengan sendiri. Kau juga anak yang sangat disayang oleh semua profesor kan?" jelas Junghoo membuat mereka beria mengatakan 'woah'

"sebelum kau ditempatkan di Jeju, ku dengar bahwa awalnya kau ditempatin di Jerman. Kau memangnya mau di Jerman?" ujar JungHoo

"sudahlah,, bicara denganmu membuatku emosi" ucap Hajun yang lalu mematikan panggilannya 

Setelah menutup panggilan dengan Junghoo, Hajun itu kesal tingkat dewa, dia ingin ke kampus dan mengajukan protes kepada profesornya. Mentang-mentang dia anak berprestasi tapi dia tidak ingin di spesialkan. Dengan emosi, Hajun ingin merobek kertas dan tiket pesawat yang ada ditangannya, syukurnya ditahan sama mereka

"YAK...." teriak mereka semua

"kau tak bodohkan?" tanya Asahi

Syukurnya tangan Asahi cepat, kalau gak kan kertas itu akan hancur di tangan Hajun.

"sudahlah terima saja" ujar Doyoung dengan senyum

"kau benaran tak bergunaaaa" teriak Hajun yang melempar kertas tersebut ke arah Doyoung

"sudah sudah.. penerbangannya juga malam kok, jadi hari ini kita siap-siap ya" ujar Yoshi

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Kali ini mereka sudah dirumah Hajun, mereka membantu Hajun untuk membereskan barangnya untuk keperluan sebulan di Jeju. Para pelayan juga membantu Hajun untuk berjalan, serta merapikan baju dan buku. Jika kalian tanya dimana appanya Hajun? Appanya berada di kantor jdadi di jam siang atau pagi tidak ada dirumah, namun appanya tau bahwa Hajun pulang kerumah.

"apa kakinya perlu di perban?" tanya pelayan pada Hajun

"tidak perlu" balas Hajun

"Ini minum dulu.." ucap Yoshi yang menyodorkan minuman untuk Hajun

>

>

>

kuy bisa kuy ramein... jangan lupa vote ya 

MY ENGINEER⚙️Where stories live. Discover now