03 # date, amer, and jizo

509 119 13
                                    

"Pulang dulu?"

Pertanyaan itu melayang dari Jisya yang berjalan di samping Aksa, dan mereka tengah menuju parkiran dimana sepeda mereka terparkir.

"Iya."

"Berarti kesananya sore?"

"Hm."

"Huh, pasti bakal keabisan..." Lirih gadis itu sambil memajukan bibir bawahnya.

Aksa menoleh, "Terus maunya gimana?"

"Gaada sih, hehehehe."

"Kamu mau pergi sama Bian aja? Dia bawa motor, tuh."

Jisya mengerejap pelan lalu panik sendiri, "Ih Aksaaa, bukan gitu maksud akuuu!"

"???"

"Jangan marahhh, iya gapapa kok sore jugaa, cuma akuㅡ

"...?"

"Nggak jadi...."

Sesampainya di parkiran, Aksa langsung sibuk mengeluarkan sepedanya, sementara Jisya malah terbengong sebab sepedanya raib entah kemana.

"Sepeda kamu kemana? Kok gaada?"

"Aku gatau sa, ilang.........."

"Sebentar, nih kamu pegang dulu sepeda punyaku."

Selepas itu, Aksa berlari kecil ke arah pos satpam dan menanyakan perihal sepeda Jisya yang hilang, dan Jisya sendiri masih berdiri di tempat tadi dengan sepeda Aksa di sisinya.

Si Mahameru pun kembali, lalu mengambil alih sepedanya dari tangan Jisya.

"Dipake sama temen kamu."

"Huhh?? Siapaaa??"

"Handaru sama Bobby."

Jisya menghela nafas, "Ishhh, dasar. Kenapa gak izin dulu cobaa?? Terus aku pulangnya gimana?"

"Cek dulu hp kamu, siapa tau mereka ada chat."

Jisya pun menurut, ia membuka ponselnya dan mendapatkan pop up chat dar Handaru.

[Handaru : boss pinjem dulu sepedanya, dirimu pulangnya sama ayang beb aja ya.]

[Handaru : nanti sore diriku anter ke rumah dirimu oke.]

[Handaru : sarangheyo, muachhh.]

"Gimana?"

"Iya sama tu anakk, emang kampret banget deh, mentang-mentang aku sama dia udah temenan dari SD jadi seenaknya gini!"

Aksa pun naik ke sepedanya lalu berkata, "Kamu nunggu di pos, gih."

"Hahh?"

"Aku pulang dulu, nanti ambil motor, terus jemput lagi kesini."

"Gamauuu, serem tauu, anak-anak hari ini juga enggak ada yang eskuul!!"

Mendengar penolakan atas sarannya, Aksa pun memutar otaknya, lalu dirinya menegakkan badannya, "Naik."

"Naik apaa?"

Aksa menepuk besi bagian depan sepedanya.

"Gak deh, aku berat...."

"Enggak, cepet naik."

"Gapapa?"

"Hm."

Dengan perlahan, Jisya pun naik ke atas besi tersebut, dan hampir saja oleng bila tidak Aksa tahan.

"Tuh kan, berat."

"Bawel."

Aksa lantas mulai mengayuh sepedanya dan keluar dari area sekolah.

Aksa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang