Fighting Step|| Chapter 4

765 106 21
                                    

SELAMAT MENJELAJAH DUNIA BARU❤

Fighting Step

Bandara Internasional Beirut Rafic Hariri, Lebanon..

Fatih menyeret kopernya menuju pintu keluar. Seluruh pasukan pilihan kini, telah sampai di tempat mereka akan bertugas. Tampak, bapak komandan pasukan Konga menanti di depan mereka dengan kedua tangan yang menyilang ke belakang, Kolonel Inf. Haris Siregar yang bertujuan menyambut kedatangan mereka.

Seluruh pasukan berbaret biru muda mulai mengatur barisan. Fatih berada di barisan paling depan di pojok sebelah kanan dengan posisi tegap. Dia berteriak lantang meminta seluruh anggota untuk memberikan hormat.

Kemudian, Haris selaku komandan pasukan Konga itu membalas hormat. Kedua tangannya menyilang ke belakang. Pria itu mulai angkat bicara.

“Selamat datang para pasukan pilihan! Jalankan tugas kalian dengan sebaik mungkin dan jaga nama baik NKRI!! ”

“Jangan lupa terapkan ilmu yang telah didapat tentang kegiatan peacekeeper. Berikan yang terbaik untuk NKRI, laksanakan tugas sesuai protap yang berlaku, tunjukkan perilaku dan moral yang terbaik, hindari pelanggaran serta zero offense (pelanggaran) sampai akhir penugasan! ” lanjut Haris dengan lantang dan tegas.

“Siap!! ” jawab seluruh anggota dengan lantang.

Bapak kolonel memberikan arahan kepada setiap anggota tentang kegiatan selanjutnya yang akan mereka laksanakan setelah ini.

“Satuan tugas kali ini akan dibagi menjadi dua, yakni Satgas FHQSU Konga XXII-O1 dan Satgas FPC TNI Konga XXIII-O2. Untuk pasukan Satgas FHQSU, tugas kalian meliputi pelayanan di perpustakaan, internet, ruang makan, dan gymnasium. Selain itu, kalian juga melayani logistik yang meliputi akomodasi semua staf officer, pelayanan di UMCC (Unifil Meeting Conference Center), penataan dan ketertiban kamp, laundry, manajemen International Dining Hall, serta manajemen aset Unifil HQ yang menjadi tanggungjawab komandan FHQSU, kolonel Inf. Karmin Suharna.. ”

“Dan untuk pasukan Satgas FPC, tugas kalian meliputi penjagaan di main gate (gerbang utama) , patroli di markas Unifil, serta pengamatan di observation post (Pos pengamatan) . Selain itu, kalian juga menyiapkan tim huru-hara dan tim reaksi cepat yang siap digerakkan setiap saat. Sekaligus mengawal aset Force Commander (komandan pasukan) dan Escort (pengawal) terhadap pejabat dan tamu resmi Unifil yang ditunjuk yang dipimpin oleh Mayor Inf. Fatih Mahesta Wiratama.. ” lanjut bapak Haris dengan sorot mata tajamnya.

“Untuk Satgas FHQSU, silahkan menuju Naquora. Dan untuk Satgas FPC, silahkan menuju ke UNP 1-7, Adshit Al Qusyr! ”

Kemudian, Haris berjalan ke arah Fatih. Dia berdiri disampingnya. “Sebelum kita menjalankan tugas masing-masing, mari kita berfoto untuk mengenang peristiwa ini! ” ajak pria itu kepada seluruh anggota hingga gigi-giginya terlihat. Fatih tersenyum tipis.

Seluruh pasukan berbaret biru muda itu tampak sangat antusias. Dengan rapi, mereka membentuk sebuah barisan. Seorang pria dengan kamera di genggamannya mulai memberikan arahan untuk berpose. Tentunya yang pasti, dia itu photograper.

“Oke, tetap di posisi! Satu..

Dua..

Tiga.. ”

Cekrek

Dan lihatlah hasilnya!!!

Dan lihatlah hasilnya!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fighting Step

Dua buah mobil jep melaju dengan kecepatan sedang di atas jalan Lebanon Selatan. Setelah mengadakan kunjungan ke UNP 7-1 di Adshit Al Qusyr, Fatih berserta sembilan orang pilihannya menuju tempat pengungsian Suriah di Lebanon Selatan.

“Tak sangka, aku dapat terpilih jadi penjaga perdamaian disini.. ” ucap seorang pria berkulit sawo matang di belakang Fatih yang bername tag Jaka itu dengan sangat semangat. Teman disampingnya pun ikut mengangguk setuju.

Hmm! Aku juga, tak sangka!! Apalagi jadi anggota Mayor Fatih, berasa mimpi aku!! ” timpal pria berambut ikal dengan sedikit heboh. Pria yang mengemudi bername tag Ilham  juga ikut menganggukkan kepala.

Fatih tertawa pelan seraya menggelengkan kepala. “Kenapa begitu? ”

Pria berambut ikal yang bername tag Beno itu angkat bicara. “Karena kau itu buat kami semua terinspirasi. Mayor buat kami khususnya saya jadi tau, kalau tugas yang kita emban bukanlah tugas yang mudah. Ada banyak halangan dan rintangan yang pasti akan menghambat jalan kita. Dan Mayor buat saya jadi lebih semangat untuk menjaga perdamaian setiap negara tak peduli apapun yang terjadi nantinya!! ”

Dia tertawa pelan. “Saya juga manusia biasa, Beno. Yang penting, semua pekerjaan yang kau lakukan itu harus ada niatnya. Saya yakin, kau pasti bisa lebih hebat daripada saya! Tetap semangat menjalankan setiap tugas dengan hati yang ikhlas, Tuhan pasti akan membalas kebaikanmu itu. Saya yakin!! ”

“Terimakasih, bang! Kau buatku semakin takjub denganmu! Tapi kenapa masih saja sendiri? ”

Dia terkekeh pelan. “Belum menemukan yang cocok”

Tiga pria yang berada dalam satu mobil dengannya itu tertawa keras ketika mengetahui jawaban dari Fatih.

“Aku do'akan, semoga disini abang dapat yang cocok deh.. Yang cantik, baik, ramah, penyayang, dan tentunya sholehah!! ” ucap Jaka sambil terus fokus mengemudi. Lalu, pria iu tertawa pelan.

Ilham dan Beno pun mengamini doa dari Jaka. Sedangkan Fatih, tersenyum simpul. Dalam hati, dia mengamini apa yang Jaka ucapkan.

Setelah beberapa saat, akhirnya mereka telah sampai di tempat tujuan. Tempat ini begitu ramai dan padat akan penduduk. Anak-anak yang berlarian kesana-kemari. Pada ibu-ibu yang tengah memasak bersama. Dan bapak-bapak yang tengah berbincang di atas tikar.

Dia membuka pintu mobil. Seorang wanita berhijab mocca berjalan ke arahnya. Wanita itu membungkukkan tubuhnya. “Selamat datang pasukan Garuda! Kami semua telah menanti kedatangan kalian! ”

Dia mengerutkan keningnya. “Anda bisa bahasa Indonesia? ”

Wanita itu mengangguk singkat. Lalu, dia menangkupkan kedua tangannya.

“Nama saya Salma.. ”

Fatih menganggukkan kepala. Kemudian, menangkupkan kedua tangannya serupa yang dilakukan oleh wanita yang bernama Salma itu. “Fatih”

Wanita itu memberikan senyum. Entah kenapa, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat kala melihat senyum itu, begitu manis. Dengan cepat, dia memalingkan wajahnya seraya mengucap istighfar.

“Mari, masuk ke dalam! ” ajak Salma sambil menujuk ke arah sebuah rumah tua di depan mereka dengan senyum manisnya. Dia mengangguk seraya mengikuti langkah wanita berhijab mocca itu.

Fighting Step

Note  :

• Naquora = Kota kecil di Lebanon selatan.

Fighting Step [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang