Fighting Step || Chapter 5

689 100 39
                                    

Fatih melangkah masuk ke dalam. Terlihat, sekumpulan anak-anak tengah membentuk sebuah lingkaran. Sepertinya, mereka sedang bermain.

"Assalamu'alaikum, les enfants! Nous avons des invités d'Indonésie!!! Ce sont les troupes Garuda qui prendront du temps pour vous! (Assalamu'alaikum, anak-anak! Kita kedatangan tamu dari Indonesia!!! Mereka adalah pasukan Garuda yang akan meluangkan waktunya untuk kalian!!) " ucap Salma dengan senyum di kedua bibirnya.

Seketika, mereka semua berteriak kegirangan ada yang berlari mendekatinya sambil memperkenalkan diri mereka. Lucu, itu yang dapat dia gambarkan. Lihatlah, mereka bagaikan kupu-kupu indah yang berterbangan di sekelilingnya.

Dia berjongkok seraya menyalami satu persatu anak-anak itu. "hé, ralentis! Ne vous poussez pas les amis! (hey, pelan-pelan! Jangan saling mendorong teman!) " tegur Fatih dengan lembut kepada sejumlah anak-anak di depannya itu.

Setelah itu, dia kembali berdiri. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. "Bon, on va apprendre la langue. Vous êtes prêts, les gars? (baiklah, kita akan belajar bahasa. Apa kalian siap? ) "

"Bien sûr!!! (tentu!!!) " jawab seluruh anak-anak itu dengan semangat. Fatih melihat Salma sekilas. Entah kenapa, wanita memberi daya tarik tersendiri untuknya.

Fighting Step

"Maintenant, présentez-vous en indonésien (sekarang, perkenalkan diri kalian dengan bahasa Indonesia! ) " perintah Jaka sambil memberikan senyuman.

Seorang gadis berkucir dua maju ke depan dengan boneka beruang di pelukannya. Gadis itu tersenyum ceria. "Hai, n-nama-ku Tesa! ". Kemudian, gadis yang bernama Tesa itu menatap Jaka dengan senyumnya.

"Qu'en est-il, mon oncle?? (bagaimana, paman?? ) "

Pria itu berjongkok seraya mengulas senyum. Tangannya mengusap rambut itu dengan lembut sambil memberikan jempol. "Bon!! (bagus!!) "

Fatih tersenyum tipis. Kedua tangannya menyilang di depan dada. "Terimakasih, mereka terlihat bahagia karena kalian.. "

Dia menoleh ke arah Salma. Lalu, mengangguk singkat. Kedua sudut bibirnya naik ke atas. "Itu sudah menjadi tugas kami, nona"

Tampak, wanita itu tertawa pelan. "Jangan memanggilku dengan nama itu! Aku masih muda, tuan! "

Salah satu alisnya terangkat ke atas. "Benarkah itu? ". Salma menganggukkan kepala.

"Usiaku baru 21 tahun. Bagaimana denganmu? "

Fatih mengulas senyum. "Saya 26 tahun.. " jawabnya dengan lembut. Kedua tangannya dia masukkan ke dalam saku celana.

"Masih sendiri? "

Dia memiringkan kepalanya menghadap Salma. "Jika iya, anda mau menjadi kekasih halal saya? "

Seketika, kedua bola mata wanita itu membulat. "Eh? Bukan-bukan.. Maksudku-- "

Fatih tertawa pelan seraya menggelengkan kepala. "Lupakan, saya hanya bercanda.. "

Ternyata, membuat wanita di depannya merona menyenangkan juga. Entah kenapa, dia bisa begitu nyaman bahkan hingga tertawa karena wanita itu. Biasanya dia begitu anti dengan wanita semenjak ungkapan cintanya ditolak oleh Salsa.

Salma terdiam. Kedua tangannya menyatu di depan tubuhnya. Fatih menoleh ke arah wanita itu. "Salma, maaf sebelumnya. Apakah kamu berasal dari Indonesia? Atau kamu belajar bahasa kami? "

"Ibu saya dari negara itu. Saya sering kesana sewaktu kecil, tapi sekarang sudah tidak lagi.. ". Dia mengangguk paham.

"Emm, boleh aku bertanya sesuatu? "

Fatih mengangkat salah satu alisnya. "Bicaralah, kenapa harus meminta izin? ". Salma menderetkan gigi-giginya seraya memejamkan mata di depannya. Begitu manis.

"Aku harus memanggilmu apa? " tanya wanita itu dengan rauf wajah bingung.

"Abang? "

Tampak, Salma seperti tengah berpikir. "Siapa namamu? "

Sekuat mungkin, dia berusaha menetralkan jantungnya yang berdetak dua kali lipat. Bagaimana tidak, tingkah wanita itu membuatnya merasa gemas.

"Fatih Mahesta Wiratama.. "

"Aku akan memanggilmu Mahes, bagaimana? ". Kedua mata Salma berkaca-kaca. Terlihat begitu lucu.

Fatih menganggukkan kepala. "Terserah, anda.. " jawabnya dengan lembut.

Tiba-tiba, iris matanya terpaku menatap seorang gadis berkucir kuda tengah menggambar di pojok ruangan. Dengan segera, kedua kakinya melangkah mendekati gadis kecil itu. Dia duduk bersila di depannya.

"Salut, qu'est-ce que tu fais? (hai, apa yang sedang kamu lakukan? ) " tanya Fatih dengan nada ramah. Gadis itu hanya meliriknya sekilas. Lalu, melanjutkan kembali aktivitasnya.

Dia mengamati hasil gambaran itu. Sepasang pasutri dan gadis kecil di tengah-tengah mereka. Ada pelangi juga di belakangnya dengan rumah sederhana.

"Wow, ta photo est trop belle! (wah, gambaranmu begitu indah! ) " serunya sambil memberikan senyum.

Namun, gadis itu tetap diam. Suara langkah seseorang terdengar dari belakang, ternyata Salma. Wanita itu berjongkok di samping gadis itu seraya mengusap rambut itu.

"Hey Bella, cet oncle te parle! Allez, c'est qui! (Hey Bella, paman itu berbicara denganmu! Ayo, sapa dia! ) " ucap Salma dengan lembut.

Gadis yang bernama Bella itu berdiri dan mulai mengambil alat tulisnya dengan kasar. Dengan cepat, dia berlari keluar ruangan.

Fatih berdiri dengan kening yang berkerut. Manik matanya menatap Salma. "Maafkan dia, Bella memang seperti itu jika bertemu orang asing.. "

"Ada apa dengannya? "

Salma terdiam menatap bawah. Kedua tangannya menyatu di depan tubuhnya. "Dia, mengalami trauma.. "

Fighting Step

__________________________

Disini, saya pakai bahasa Prancis. Karena bahasa resmi Lebanon itu ada dua, Arab sama Prancis.

Jadi, jangan pada bingung ya🙃

Fighting Step [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang