Jam menunjukkan pukul 22.15 Azura terlelap dalam tidurnya diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu, seperti biasa Azura menunggu di ruang tamu untuk membukakan pintu ketika ayahnya pulang dari berkerja, namun malam ini lagi lagi azura ketiduran karena tak kuat menahan kantuk.

Ceklek

Pintu terbuka lebar dan seorang lelaki memasuki rumah dengan hati hati agar penghuni lainnya tak terganggu, ia tersenyum melihat seorang gadis cantik tengah tertidur pulas.

"ara bangun nak"
Ia mencoba membangunkan gadis tersebut.
Azura menggeliat karena merasa ada seseorang yg membangunkan ia dari tidurnya. Ia melihat orang tersebut sedikit keheranan.

"ayah udah pulang, Siapa yang bukain pintunya?"
Tanya azura sedikit kebingungan.

"ayah sengaja bawa kunci cadangan supaya ara ga perlu lagi nungguin ayah pulang kerja untuk bukain pintu."

"oh gitu, tapi ara ga apa apa kok kalo harus tungguin ayah pulang buat bukain pintu, beneran deh soalnya kan bunda dulu juga suka gitu kalo nungguin ayah pulang."
Jawabnya sambil tersenyum.

"ga perlu sayang, ayah ga mau ngerepotin ara. Udah sekarang ara pindah tidur ke kamar ya."

"ara ngantuk banget yah rasanya ga sanggup naik tangga buat pindah ke kamar, ara tidur disini aja gapapa ya ayah." pintanya penuh manja agar sang ayah terbuai rayuan.

"tapi sayang.."

Assalamualaikum

Terdengar suara salam dari depan pintu, robi segera membukakan pintu ternyata arjuna yang memberi salam.

"waalaikumsallam dari mana aja kamu kok baru pulang?" tanya robi pada anak sulungnya.

"tadi juna abis dari rumah temen yah." jawab arjuna atau yang sering dipanggil juna.

"lain kali jangan terlalu malam pulangnya ayahkan pulang kerjanya malam jadi ara ga ada temen di rumah."

"iya yah tadi itu kebetulan temen juna minta bantuin kerjain tugas karena tugasnya banyak jadi pulangnya agak malam, ini kok ara tidur di sini bukannya di kamar?"
Tanya juna yang kebingungan melihat sang adik tertidur pulas di atas sofa.

"ara ketiduran karena nungguin ayah pulang kerja buat bukain pintu, tadi ayah udah minta dia pindah ke kamar tapi dianya ga mau, ngantuk banget katanya ga kuat naik tangga."
Ujar robi menjelaskan.

"astaga ara ko bisa sih ketiduran disini, dek bangun pindah ke kamar tidurnya jangan disini nanti badan kamu pegel semua."
Juna berusaha membangunkan azura dari tidurnya namun tak ada pertanda bahwa azura akan bangun.

"juna kamu tolong bawa ara ke kamarnya jangan biarin dia tidur di sini ayah mau bersih bersih dulu."

Robi berlalu menuju kamarnya, kamar yang dulu dihuni dia dan sang istri namun kini hanya dirinya seorang diri yang menempati kamar itu, sang istri sudah meninggal dunia dua tahun lalu. Tangan robi meraih sebingkai foto yang terletak di atas meja di samping ranjang, foto yang berisi dirinya dan sang istri, wajahnya menyiratkan rasa rindu yang teramat dalam menatap foto tersebut.

"aku berjanji akan selalu menjaga anak anak kita dengan baik sayang, terutama azura putri kesayangan kita, semakin hari sikap azura semakin mirip denganmu bahkan dia rela menunggu aku pulang kerja di ruang tamu hingga tertidur untuk membukakan pintu persis seperti kamu dulu, sungguh aku sangat merindukanmu sayang semoga kau tenang di sana."
air mata robi menetes tepat di atas foto yang ia pegang, mengingat bagaimana dirinya dan sang istri mengurus ketiga anaknya membuat ia begitu merindukan sang istri.

***

Azura bergegas turun dari motor yang dikendarai oleh arzana, jam menunjukkan pukul 07.25 azura sedikit khawatir akan telat sampai sekolah tapi untungnya masih tersisa 10 menit lagi sebelum bel berbunyi.

"huft untung aja ga telat."
Azura menghela nafas panjang menetralisirkan rasa cemasnya.

"nanti lo pulang duluan gua mau latihan basket."
Ujar arzana atau yang kerap di panggil arza.

"ara tungguin aja ya."
Pinta azura pada arza.

"ga usah gue pulangnya sore."
Tolak arza sedikit kesal

"ga apa apa kak ara tungguin aja ya nanti ar-"

"lo tuh emang susah banget di bilangin ya! gampangnya bikin orang kesel aja."
Ujar arza dengan rasa kesal dan berlalu meninggalkan azura.

Azura tersenyum menatap kepergian arza, namun senyum yang ia timbulkan bukanlah senyum kebahagiaan melainkan senyum kesedihan.

Azura tersadar dari lamunannya dan segera bergegas menuju kelas pasalnya sebentar lagi bel akan segera berbunyi, dan benar baru saja ia berjalan beberapa langkah bel sudah berbunyi memenuhi lingkungan sekolah, azura mempercepat langkahnya tapi tetap saja itu tak cukup karena letak kelasnya terletak di lantai atas, saat tiba di depan kelas sudah ada guru di kelasnya azura mengetuk pintu pelan dan sekarang seisi kelas menatap ke arah dirinya membuat ia merasa malu.

"permisi bu maaf saya telat"
Ujar azura dengan nafas yang terengah engah.

"masuk, kenapa kamu bisa telat azura?" tanya bu evi wali kelas azura.

"tadi saya bangunnya kesiangan bu." ujar azura berbohong.

"ya sudah silahkan kamu duduk"

Azura bersyukur akhirnya ia tidak dikenai hukuman, ia berjalan menuju tempat duduknya, matanya tertuju pada seorang siswa laki laki yang duduk di belakang bangkunya, siswa tersebut tersenyum melihat azura sedangkan azura kebingungan menatapnya.

"hai apa kabar?"
Ujar siswa tersebut kepada azura.

"baik"
Jawab azura singkat.

STRONG GIRL AZURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang