Jam menunjukkan pukul 19.20 azura tengah fokus mengerjakan tugas sekolah tiba tiba saja ia merasakan ada sesuatu yang mengalir di bawah sana, azura mengecek apa yang terjadi ternyata ia sedang datang bulan. Azura membuka laci meja belajarnya mencari sesuatu yang sedang dia butuhkan tapi hanya ketemu satu.
"yah tinggal satu lagi, mana cukup buat besok ini kan hari pertama." gerutu azura karena ia kehabisan stok pembalut.
Karena kehabisan stok akhirnya azura memutuskan keluar untuk membeli pembalut cadangan.
"ara mau kemana?" juna muncul dari arah dapur dengan memegang gelas yang berisikan jus warna orange entah jus rasa apa azura tidak tau.
"ara mau ke super market seberang jalan rumah kita kak, ada sesuatu yang harus di beli." ujar azura menjelaskan.
"beli apa?" tanya juna yang penasaran.
"emm.. itu.. Apa namanya itu benda yang paling penting kalo ara lagi dateng tamu bulanan." jelas ara terbata bata karena malu.
Awalnya juna tak faham apa yang di maksud azura namun setelah melihat ekspresi wajahnya yang tersipu malu juna langsung faham apa yang di maksud.
"oo.. Gitu, ya udah bareng sama kakak aja soalnya kakak juga mau beli sesuatu."
"ya udah ayok kak."
"sebentar ya kakak mau ambil dompet dulu di kamar." juna lalu berjalan menuju kamar untuk mengambil dompet.
Tak lama kemudian timbul sosok arza dari lantai atas menyusuri tangga, seperti biasa raut wajah arza selalu terlihat masam.
"kak arza mau nitip sesuatu gak? Soalnya ara sama kak juna mau ke supermarket." ara mencoba berkomunikasi kepada arza namun arza tak menjawab sama sekali tawaran dari azura bahkan menoleh pun tidak.
"kenapa sih kak?" ucap azura pelan pada dirinya sendiri.
Tak lama kemudian juna muncul dari arah belakang azura.
"ara kenapa?" tanya juna kepada azura yang terlihat murung.
"kak juna ngagetin aja." ujar azura yang terkejut.
"ara kakak perhatiin lagi bengong, kenapa?"
"gak kenapa napa kok, ara cuman mau bengong aja hehe." ujar azura cengengesan.
"ada ada aja kamu ini, ya udah yuk jalan."
Juna dan azura keluar menuju super market di seberang jalan rumah mereka, saat sampai di depan gerbang ternyata super market tersebut tutup.
"yah tutup dek, tumben banget jam segini udah tutup." ujar juna pada azura.
"ya udah ke super market yang di block C aja kak siapa tau yang di sana ga tutup."
"kalo gitu kamu tunggu dulu sini kakak mau ambil motor dulu."
"ga perlu kak, gimana kalo kita jalan aja lagian kan jaraknya gak terlalu jauh."
"kamu ga apa apa kalo harus jalan?" tanya juna pada azura.
"ga apa apa kak itung itung olahraga malam." ujar azura
"ya udah deh tapi tunggu bentar"
Juna melepaskan jaket yang ia kenakan dan memakaikannya di bahu azura."loh kok di pakein ke ara? Nanti kak juna kedinginan." ujar azura dan kembali melepaskan jaket di bahunya.
"ara aja yang pake kakak gak mau adek kakak kedinginan." ujar juna dan mengelus rambut azura penuh kasih sayang.
Azura dan juna berjalan menuju super market yang terletak di block C. Sesampainya di super market azura langsung mencari barang yang ia butuhkan, setelah mendapatkan barang di cari ia
langsung menuju kasir untuk membayar."berapa mbak?" tanya azura pada penjaga kasir.
"60.800 mbak" ujar penjaga kasir tersebut.
"ini mbak" azura menyodorkan selembar uang bernilai seratus ribu kepada penaga
kasir."biar kakak aja yang bayarin ra." juna langsung mencegah tangan azura dan menyodorkan kartu debit pada penjaga kasir.
"loh kok malah kak juna yang bayarin padahal kan ara punya uang sendiri." ujar azura pada juna
"uang itu kamu simpen aja lagian ini bayarannya gak seberapa."
Ujar juna yang kembali mengelus kepala azura."masnya perhatian banget sama pacarnya." ujar kasir tersebut kepada juna dan juga azura.
"tapi dia bukan pacar saya melainkan adik saya mbak." ujar juna menatap kasir wanita itu dengan raut wajah masam.
"loh saya kira pacarnya karena ga mirip." ujar kasir tersebut yang sukses membuat raut wajah azura murung.
"jadi totalnya 155.000 rupiah mas ini kembaliannya." ujar kasir tersebut.
"terima kasih mbak" ujar juna dan langsung keluar dari super market merangkul bahu azura.
Di perjalan pulang azura hanya diam tanpa berbicara, menyadari azura yang hanya diam saja juna mencoba membuka percakapan.
"ara kenapa kok diam aja?"
"ga apa apa kok." ujar azura pelan.
"ara jangan bohong kakak tau ara lagi bohong."
"ara cuman kepikiran yang di bilang sama kasir tadi, dia adalah sekian dari banyaknya orang yang bilang kalo ara ga mirip sama kak juna." ujar ara menahan tangis.
"jangan di dengerin apa kata mereka ra, mungkin wajah kita ga mirip tapi sifat ara, kecantikan ara, dan kebaikan ara semuanya mirip sama bunda." ujar juna menjelaskan dan menghibur azura yang terlihat sedih.
"beneran?" ujar azura dan berhenti melangkahkan kakinya dan beralih menatap juna.
"iya sayang, udah kamu jangan sedih lagi ya ara itu istimewa jadi ara paling mirip sama bunda karena bunda juga istimewa."
Mendengar ucapan dari juna raut wajah azura langsung berubah menjadi ceria.
Bener apa yang di bilang kak juna kalo ara itu istimewa jadi ara cuman mirip sama bunda. Bunda ara kangen sama bunda.. Bunda kangen ga sih sama ara? Kok bunda udah ga datang lagi di mimpi ara? Ara kangen bun.. Main lagi dong di mimpi ara, ara selalu berharap bunda dateng lagi nemuin ara di dalam mimpi ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRONG GIRL AZURA
Roman pour AdolescentsAzura Shaqueela seorang gadis cantik yang hidup bersama keluarga yang memiliki rahasia besar tentang dirinya. Azura atau yang kerap di panggil ara oleh orang terdekatnya mulai mencurigai ada rahasia besar yang tersimpan di dalam keluarganya semenjak...