Cora Darcy
{Location at Hospital}"Kak, keadaan Vicky makin gak bagus. Kemarin gua kagak ada kasih makanan aneh ke dia, memang kondisinya aja makin parah." belanya sendiri. Dari tatapannya sepertinya aku percaya kepada Asa.
Kami berada di luar pintu kamar inap Vicky. Kenapa kami tidak masuk? Karena Asa memberitahuku bahwa dokter itu ingin mengatakan hal yang penting kepada Vicky. Hal itu membuatku kepikiran apakah ada yang salah dengan kesehatan Vicky?
"Anjirlah adek gue gimana ya kondisinya, kenapa coba dokter minta bicara berdua aja sama Vicky?" keluhku kepada Asa. Lelaki itu tidak tahu pasti mau jawab apa.
Sebelum Asa menjawab, aku melihat seseorang berbadan tinggi sedang melewati kami, wajahnya persis sekali seperti orang Jepang yang berbicara kepadaku. Karena itu, aku menyapanya dengan tegas di depan Asa.
"Hei!" panggilku. Pria itu tidak menoleh, dia hanya berjalan lebih cepat dari yang aku perkirakan. Seketika Asa melihat keanehanku, aku mengejar pria tersebut selagi pria itu memutuskan untuk berlari.
"TUNGGU!" teriakku sembari mengejar pria yang jauh lebih cepat dariku. Asa yang tidak tahu apa-apa mencoba mengejarku dan menyeimbangkan kecepatanku.
"KAK, KITA NGAPAIN?" teriaknya. Aku diam tetap mengejar pria yang mulai turun melalui tangga darurat. Mungkin Asa melihat kearah mana pandanganku sehingga aku tidak perlu menjelaskan kemana tujuanku. Asa berlari lebih cepat dariku, staminanya bertambah agar dirinya bisa menepis pria tinggi yang aku kejar.
Meskipun sudah berada di tangga daruratpun kecepatan mereka tidak bisa kutandingi sehingga aku berteriak kepada Asa untuk tidak jadi mengejarnya.
"ASA UDAHLAH GAK PERLU DIKEJAR LAGI!" teriakku kepadanya. Asa tetap mengejarnya sampai ke lantai 5. Persetan dengan acara kejar mengejar, aku berlari kembali menuju kamar Vicky.
Diperjalanan menuju kamar Vicky aku berpikir, mungkin orang yang kukejar ini berbeda dengan pria yang berpesan dengan bahasa Jepang. Jika pria Jepang ini aku panggil, mungkin dia akan memberikan kata-kata Jepang yang lain. Namun jika kejadian realita seperti ini yang kualami, bisa jadi dia hanya pria yang melewati kami dan takut aku panggil karena aku mengira dirinya seorang kriminal.
Tapi bisa saja ketika aku memanggil dirinya dia memutuskan untuk lari dikarenakan dia dibayar oleh orang-orang yang menahannya. Terlalu banyak teori sampai ketika aku sudah di kamar Vicky, ada seorang dokter yang pernah aku lohat di lift berdiri tepat di luar kamar Vicky.
Aku benar-benar terkejut melihat dokter bibir tebal itu yang keluar bukan dokter yang lain. Entah kenapa keadaan di luar serasa canggung sesaat itu padahal aku belum berbicara kepadanya.
"Kamu kakaknya Vicky Darcy?" tanyanya kepadaku. Aku mengangguk, ku keluarkan kartu identitasku kepada dokter itu agar dia percaya kepadaku.
"Iya aku Cora Darcy," aku masih memperlihatkan kartunya. Dokter itu menurunkan tanganku yang ada kartu identitasku. "Dari mata kamu aja udah nampak kok kamu kakaknya," ujarnya.
"Boleh bicara ke intinya aja dok, temen saya lagi ngejar seseorang di bawah mau saya kejar tapi katanya ada dokter yang lagi periksa Vicky jadi saya disini meskipun waktu saya gak terbuang tapi saya merasa saya buang-buang waktu kalau dokter gak bicara ke inti," jelasku panjang lebar. Nafasku tidak beraturan, mungkin akibat dari lari dan juga penjelasan yang panjang membuatku ingin pingsan seketika.
Dokter ini menghela nafasnya, "kalau begitu keadaan adik kamu semakin memburuk. Ada luka di bagian bawah perut kanannya. Vicky Darcy pernah di operasi sebelumnya?" tanya Dokter ini yang sedang membenarkan jasnya yang kelihatan miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN 🔚
FanfictionCora bertemu dengan Seven disaat adiknya sedang dirawat di rumah sakit akibat terlalu banyak makan makanan pedas. Namun semakin lama Cora mengenal Seven, semakin banyak hal aneh yang terjadi menimpa adiknya di rumah sakit. Perawakan Seven yang mist...