Our Chalongrat [JaFirst]
...Menurut Ja, First adalah remaja dengan kepribadian cemerlang dan gemilang. Remaja manis itu adalah tukang senyum yang menawan.
“Jangan tersenyum lagi,” ujarnya.
First yang semula tengah sibuk memetik banyak bunga di taman belakang kediaman Suansri jelas menoleh lekas. “Huh?”
Ja mengulas senyum tipis. “Lihat mataharinya.” Ia menunjuk tepat ke arah timur, di mana matahari masih bertengger di seperempat jalan. "Senyum mu membuat sinar matahari tak ada artinya lagi."
Dasar pria klise. First hampir terjungkal karena tertawa. Berlari lekas, menghampiri kursi panjang di mana Ja berada. “Jangan membual.”
“Itu kenyataan.”
“Ini masih pagi phi, jangan membuatku mulas.”
Ja tetap kukuh dengan senyum tipisnya, sembari memandang wajah First lekat. First itu memiliki struktur wajah yang menawan, dengan gigi kelinci lucu. Siapapun tak akan bosan bila sudah jatuh dalam paras remaja manis itu.
Hanya saja, kadang kala senyum cerah itu tenggelam di telan mendung.
“Phi pegang ini.” Tiba-tiba First mengulurkan rangkaian bunga mini yang di ikat asal-asalan tepat di pangkuan Ja.
Tiga tangkai bunga Krisan ungu dan dua tangkai bunga Garbera putih. Anak itu pasti mengambil semua bunga ini dari kebun ibunya.
“Cantik bukan phi, aku membuatnya khusus untuk phi Ja.” First sampai mengatakan hal itu dengan binar mata penuh cahaya. “Aku merangkainya dengan segenap doa.”
Ja memilih tetap diam. Melihat First seantusias ini adalah hal luar biasa.
“Yang aku tahu Krisan ungu melambangkan keinginan yang kuat untuk sembuh dan hidup sehat. Seperti usaha phi untuk tetap sehat.” Jari-jari kurus First menyentuh kuntum bunga-bunga itu, kemudian melanjutkan. “Dan bunga Garbera adalah lambang dari kepercayaan dan kesetiaan serta cinta kasih di tengah sebuah hubungan. Sama seperti hubungan kita berdua.”
Terlalu dalam di rasa. Ja sampai tak menyangka bahwa hubungannya dan First bisa sampai memiliki arti yang amat dalam.
Dulu, ia dan First di pertemukan oleh situasi yang kurang mengenakkan. Umur First masih tujuh tahun saat menyelinap masuk ke dalam rumahnya karena berupaya menghindari hukuman Tuan Novsamrong. Kejadian itu menjadi awal di mana ia dan First sampai pada hubungan sekuat ini.
Dua bocah rapuh yang saling melengkapi satu sama lain.
“First, coba lihat sini,” panggil Ja. Memaksa First agar fokus padanya. Setelah First benar-benar telah menatap matanya, ia dengan gesit menyelipkan sebuah bunga Gardenia di sela daun telinga First.
“Eh?” First sedikit tersentak. Menyentuh lekas apa yang baru saja Ja selipkan pada telinganya.
“Cantik dan menawan. Nong ku yang luar biasa.”
First sampai tak sanggup berkata-kata. Kedua sudut bibirnya bergetar tanpa dapat di kendalikan. Menurunkan pandangan, karena tak lagi sanggup menatap kedua iris Ja.
“Kau lucu saat sedang malu,” ujar Ja tanpa paham bahwa First berusaha mati-matian menyembunyikan wajah merahnya.
Puk!
First memukul Punggung tangan Ja main-main. “Jangan menggoda ku, phi.”
“Baiklah aku diam.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Chalongrat [JaFirst] END
FanficTuhan tahu seperti apa perasaan yang ada di antara keduanya. First hidup hanya karena kehadiran Ja di sisinya. Namun Ja tak sekuat itu untuk tetap berdamai dengan raga yang terus berontak. ______________________ Langsung selesai! Published and done...