Gehei melambai lambai padanya dan Ben bodo amat ia langsung melajukan mobilnya tanpa kesan apa apa.
"Ugh sombong sekali"
Gehei tiba tiba tersenyum bahagia
"Tuan, Gege akan buat kau bucin"
Gehei bersenandung masuk kedalam apartemennya dan besok paginya ia sudah tersenyum manis dipintu gerbang rumah Ben penjaga sudah mengenalnya jadi mereka mengijinkannya masuk.
"Bos, kiamat sudah datang"
Bisik ajudannya
"Hah?"
"Tuh dia"
Saat Ben menoleh ia menyemburkan tehnya itu memang kiamat baginya
"Pagi tuan eh enaknya panggil apa ya daddy saja"
Ben tersedak ia sungguh terkejut ia tidak setua itu ia belum juga tiga puluh
"Bocah pulanglah, kau sudah merusak pagiku"
Gehei memasang wajah imut nan memelas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Nggak ngaruh sana bocah"
"Daddy Gege sudah tujuh belas masa dipanggil bocah kalau boleh baby"
Ben mau nembak kepalanya sekarang juga
"Seret dia keluar jangan ijinkan masuk lagi"
Hanya sekali tenteng ia di bawa keluar gerbang
"Gege tidak akan pergi"
Teriaknya dari luar gerbang ia duduk bersandar pada gerbang.
"Terserah"
Teriak Ben ia juga ikut ikutan seperti Gehei membuat anak buahnya menahan tawa benar saja Gehei duduk digerbang sampai malam kebetulan Ben juga nggak kemana mana hari ini gondok ia lihat Gehei, keesokan paginya si bocah itu masih ada penjag jadi kasihan ini bosnya benar benar tegaan.
Ben melihatnya dan keluar dari mobil ia hendak kekantor namun terhalang oleh Gehei yang bersandar ke Gerbang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
