"Ah dhaddhyyy sakit keluarkan"
Gehei merintih ia merasakan seolah tuhuhhya akan terbelah belah ia meringis bahkan menangis namun usapan tangan Ben membuatnya sedikit berkurang hingga lama lama Gehei mendesah kenikmatan, Ben menciumi pangkal paha Gehei wajahnya merah.
"Khaau chanthik Gehei kau milikku"
Tubuh rampingnya melengkung merasakan sesuatu yang hangat didalam perutnya bersamaan dengan pejuh Gehei yang keluar, Ben mencium bibir Gehei yang kelelahan dan setengah tidur Ben merangkulnya sangat pas dengan rangkulan Ben ia mendengar dengkuran halus berasal dari Gehei ia menciumi tengkuk Gehei dan bangkit menyelimuti Gehei.
Ben keluar dari kamar mandi segera berpakaian dan keluar dari kamar ia ada janji dengan seseorang.
"Daddy"
Ben terkejut rupanya Gehei bangun dan mencarinya
"Gehei ini tidak seperti yang kau pikirkan"
"Ben kau jadi pedo?"
Dahi gadis itu berkerut namun di abaikan oleh Ben ia mengejar Gehei yang berlari keluar Ben panik karena ini akhir pekan akan ramai pengunjung sangat sulit mencari Gehei.
Gehei duduk berjongkok di tempat sepi ia menangis menutup wajahnya ia melihat Ben bersama wanita yang jelas jelas menggodanya ia terbangun karena tidak menemukan Ben hingga ia melihat Ben sedang bersama seorang gadis, Gehei baru tersadar ia tidak tahu posisinya dimana ia tersesat.
"Daddy"
Gehei bangkit berjalan menembus kerumunan sedang ada parade namun Gehei panik ia lebih fokus mencari jalan pulang ke hotel namun ia lupa, Ben melihat nya dikerumunan orang Gehei panik ia kebingungan Ben berlari menghampirinya namun Gehei hilang dalam kerumunan Ben kehilangan jejak Ben mengusap wajahnya kasar.
Ben mengangkat telpon itu ayahnya yang sedang mengamuk Ben berlari kembali kehotel ia kekamarnya ayahnya berkacak pinggang Ben mengabaikan ayahnya dan mendekati tempat tidur.
"Gehei, kau salah sangka"
Gehei berbalik ia membelakangi Ben
"Dimana ayah menemukannya?"
"Tempat parkir supirku hampir menabraknya "
"Ayah kenapa mencariku sampai kemari?"
"Kau periksa hapemu"
Ben memeriksa hapenya ia menepuk jidat karena panik ia lupa
"Daddy akan segera kembali"
Ben mencium punggung Gehei namun Gehei tidak bergeming memilih diam, Ben menghembuskan nafasnya pelan ia pergi bersama ayahnya.
"Terima kasih, ayah"
Ayahnya menoleh ia pikir ia salah dengar
"Kenapa ayah memandangku seperti itu?"
"Sepertinya anak itu membuatmu lemah apa yang entah dia lakukan namun aku tidak mengenalmu Ben"
"Aku masih Ben yang sama ayah dan jangan pernah menjelek jelekkan Gehei untuk mempengaruhiku"
Ben berjalan mendahului ayahnya masuk kedalam mobil yang berbeda dengan ayahnya, sepulang dari urusannya ia mampir ke toko kue Ben tidak tahu apa yang disukai Gehei jadi ia membeli asal saja ia sendiri juga bingung begitu banyak pilihan.
"Gege tidak mau, daddy makan sendiri saja"
Rupanya Gehei masih marah Ben maklum ia menghembuskan nafas pelan
"Ya sudan, aku buang saja"
"Ih jangan, mubazir daddy ya sudah sini"
Ben menahan senyumnya kebohongannya berhasil Gehei terkejut banyak jenis cake slice Gehei mencoba salah satunya tanpa sadaria tersenyum Gehei suka makanan manis membuat moodnya membaik.
"Bagaimana Gehei kau suka?"
"Tidak suka"
"Yakin? Kalau tidak suka di bu...."
Bibir Gehei mengerucut Ben menghembuskan nafasnya
"Daddy tahu Gehei suka ya kakau begitu dihabiskan"
"Gege nggak bakal habis ini sangat banyak"
Ben memandang pegawainya ia tersenyum licik pengawalnya menelan ludah kasar enak memang tapi enek setelahnya dan benar Kedua pengawal kurang beruntung itu yang menghabiskan semua makanan itu.
"Gehei kau itu kurang sehat mengapa mau jalan jalan?"
Gehei mengerucutkan bibirnya ini perasaan Ben kalau Gehei manjanya tingkat dewa baru baru ini.
"Ini kan hari terakhir besok kita sudah pulang dan ....."
"Dan apa?"
Perasaan Ben buruk bagian putusnya
"Daddy yang gendong"
"APA?"
"Gege ringan kok"
"Ya tuhan ujian apa lagi ini"
Ben benar benar merasa hiduonya dipermainkan ia akhirnya menggendong Gehei juga ala koala nggak mau model lain dan enggak mau digantikan dengan pengawal.
"Daddy mau itu"
Mata Ben mendelik ia menurunkan Gehei dan tebak naik apa roller coaster bukan Ben yang takut tapi ia mencemaskan Gehei
"Tidak, aku tidak mau kau sedang sakit Gehei tadi bilangnya jalan jalan saja"
Melihat wajah Gehei Ben kalah ia tidak mau Gehei mengamuk dikeramaian.
Tbc