"Gege cinta sama daddy"
"Hmmm ya aku tahu"
Ben masih memandang laptopnya
"Daddy tidak mencintai Gege, Gege tahu kok"
Ben tersedak ketikannya terhenti
"Gehei kau bisa membaca pikiranku hebat sekali"
Gehei memajukan bibirnya ia duduk memeluk kakinya ditempat tidur meletakkan dagunya di lututnya sendiri memalinhkan wajahnya, Ben memutup laptopnya menghembuskan nafasnya pelan Ben masih terlalu gengsi untuk mengakuinperasaannya pada Gehei.
"Jangan suka merajuk seperti itu nanti cepat tua, aku tidak mau punya suami yang keriputan sedangkan aku masih muda nanti aku cari yang lain"
Ben bercanda nggak pakai filter tentu yang ada Gehei jadi menangis dan akhirnya ia yang kalang kabut menenangkan Gehei agar berhenti menangis.
"Pernah ke Disneyland?"
Mata Gehei membulat ia lupa sedang menangis tiba tiba mendengarnya ia menggeleng boro boro dari mana ia punya uang dan ia juga tidak punya waktu untuk kesana sibuk dengan cosplay nya.
"Besok kita kesana dan menginap beberapa hari, Gahei mau"
Gehei mengangguk semangat 45 ia langsung tersenyum lebar dan wajahnya cerah seketika, Ben memanggil pelayan untuk menyiapkan pakaian mereka beberapa hari kedepan jadi besok mereka tinggal berangkat, Gehei memandang Ben.
"Daddy, Gege tidak ingin harta daddy maupun orang tua daddy sedikitpun tidak Gege hanya ingin daddy saja meskipun daddy nggak punya apa apa Gege nggak akan berhenti cinta sama daddy"
Hati Ben tertusuk ini menyakitkan rupanya Gehei masih mengingat apa yang terjadi beberapa hari lalu apa yang ayahnya ucapkan.
"Aku tahu Gehei, kau tidak perlu mengatakannya inilah alasan aku tidak merubah keputusanku tidak membatalkan pernikahan kita"
Ben mendekati Gehei duduk ditempat tidur
"Ayahku kalau sedang emosi memang seperti itu Gehei, ia akan menyesal saat ia tahu kenyataannya aku hanya ingin menyadarkan ayah dengan cara mengerjainya"
"Gege percaya daddy"
Gehei menyandarkan tubuhnya kepada Ben dan Ben merangkul tubuhnya.
Pagi pagi Gehei sudah siap ia sangat bersemangat dan Ben juga sudah rapi barang barang sudah dimobil mereka langsung ke bandara sepanjang perjalanan kepala Ben serasa mau meledak Gehei tidak berhenti bicara seperti senwpang mesin tepat menembak kepalanya.
"Daddy Gege tidak mau jauh jauh dari daddy Gege tidak mau terpisah pokoknya kata mereka banyak yang terpisah itu tempat yang sangat luas Gege tidak mau terpisah pokoknya dari daddy titik"
"Shhhhh diam ya diam begitu, kepala daddy sakit dari tadi daddy mendengar suara radio yang tidak henti berbunyi"
"Gege manusia bukan radio, Gege sedang serius malah bercanda"
"Memangnya Gehei lihat aku tertawa?"
Dengan polosnya ia hanya menggeleng akhirnya mereka terdiam, mereka akan menginap di penginapan sekitar dilingkungan Disneyland tentu Gehei sangat senang ia dan ia jadi pusat perhatian tentunya karena ia terus memanggi Ben dengan daddy membuat wajah Ben entahlah warna apa masa bodoh bodyguard mereka hanya tersenyum mereka tahu Ben sangat malu.
Kamar yang terbaik membuat Gehei mau pingsan dan Ben merasa mual ia merasa seperti anak anak semua serba Disney apapun itu beda dengan Gehei ia menikmatinya, setelah makan siang mereka baru berjalan jalan sekitar.
"Gehei pilih yang kau suka jangan pikirkan harganya"
Gehei terlalu bersemangat ia bingung memilih yang mana Ben tidak pernah membiarkan Gehei jauh darinya ia mengekor dan mengingatkan Gehei agar tetap dekat
"Daddy semua ini bangus Gege bingung"
"Ya tuhan Gehei ambil saja mana yang kau suka jadi tidak perlu bingung"
"Mahal"
Bibir Gehei mengerucut Ben tersenyum ingin rasanya ia menxium Gahei namun stand yang mereka masuki sedang ramai
"Tidak apa apa Gehei, jangan dipikirkan"
"Tidak jadi saja nanti apa kata ayahnya daddy kalau lihat Gege beli yang paling murah saja"
Gege mendekati stan obral ia tersenyum hingga giginya terlihat sibuk memilih hati Ben jangan ditanya lagi ini membuatnya marah pada ayahnya mengapa ayahnya tidak melihat sedikit kebaikan pada Gehei.
"Daddy lihatbbagus bukan"
Ben tersenyum mengangguk diam diam ia mengambil yang tadi tas Gehei belai dan membungkusnya, mereka kembali ke hotel hendak bersiap makan malam.
"Gehei"
Ben menyodorkan tas kertas Gehei bingung ia mengambilnya dan mengambil isinya Gehei terkejut ia hampir menangis ia menghambur kepelukan Ben.
Tbc