juli, kelana masih nihil meski semi telah terik. ailana kian percaya bahwa kelana hanya musim dingin. namun lengkungan sabit ditangkap maniknya, segera opini itu ailana tepis.
merekah lebar, “lana!” untuk adam yang berlari kecil dengan ponsel merapat dirungu.
“lana!” balasan baritone itu yang ailana mau. setelah lamanya maret hingga juni berlalu. di tengah juli kelana kembali berwujud. “saya punya janji untuk ditepati.”
“kamu buat saya ingkar janji, kelana.” april, gadis itu ingat betul-betul, taruna di jarak pandangnya membuat ingkar janji terjadi.
gaung tawa mengudara riang, mungkin pintu maaf akan ailana beri. “sweater buatmu.”
rangkai benang yang bergumul diterima asta ailana. bercak coklat tercetak dibersih rajutan. netranya berkata jenaka pada pemuda yang tampak bersalah.
“kopi saya tumpah tadi pagi, maaf.”
“kelana tidak suka kopi,” telak. kembali pada sua pertama, kali ini kelana yang hilang kata.
ailana tidak tahu apa-apa. sanubarinya hanya berseru keras-keras. sangat tegas membantah, alibi itu bukan sungguhan. satu yang ailana mengerti dan tahu, sesuatu dirobek kejam.
sedang kelana masih pada bisunya. dengan mimik tak terbaca, detak kebohongan dibungkam. kelana pembohong andal, namun ailana lebih dari sekedar paham.
nyatanya benar, bukan murni sebab si pahit dan pekat. bercak itu darah yang akan selamanya ailana peluk erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
kelana ingatan // watanabe haruto
Fiksi Penggemarkelana yang selamanya menjelajah ingatan dalam ketiadaan © SPICA-RA , 2O21