1. Unexpected Encounters

701 60 2
                                    

Dear MyLan!

Has this wonderful reading adventure captivated you? Have you been swept away in this world of stories full of charm?If so, feel free to share your opinions and impressions in the comments!

Grab a blanket, get comfy, and enjoy the read!


°°° Back Home °°°


Liana meletakkan nampan di atas meja, gadis itu tersenyum melihat Davian yang turun dari tangga dengan pakaian rapih.

"Sayang, hari ini aku pulang telat. Jadi kamu nggak perlu nungguin aku." Davian mengecup singkat sudut bibir Liana yang selalu Ia berikan sebagai ucapan selamat pagi.

"Aku juga mikirnya gitu. Nanti malam aku nggak nungguin kamu." Liana tersenyum berniat bercanda dan berhasil membuat Davian menoleh padanya, mengerutkan kening. Liana mengingat Ia ada janji nanti malam, tapi bukan berarti Ia akan membiarkan Davian pulang tanpa disapa.

"Teman aku nanti ke sini." Davian terdiam, seakan ada lampu kuning menyala. Pria itu menjentikkan jarinya.

"Ah, aku lupa! Mereka bakal ke sini, dan kamu bakal pesta minuman karena aku nggak di sini kan!" Sindir Davian tersenyum membuat Liana mengangguk senang.

Liana meletakkan piring yang berisi pancake dengan irisan buah-buahan, Davian mengusap lengan Liana yang sudah terlepas dari piring. Ini yang Davian suka, semenjak Liana mengatakan jika Ia akan belajar untuk mencintainya.

Liana selalu belajar semua hal yang Davian suka, mulai dari malam yang selalu mengharapkan tatapan Liana, pagi dengan sarapan yang berbeda namun ringan, dan pakaian rapi yang selalu setia menggantung untuk Ia gunakan di pagi hari.

"Thanks for being awesome lately, babe." Liana terkekeh mendengar nama sebutan untuknya, Davian suka sekali menggoda Liana yang memang mudah ditaklukkan hatinya.

Bisa dikatakan hati Liana sekeras batu, dan posisinya Davian saat itu adalah air yang akan terus menghujaninya agar pecah dan lebur pada Davian. Seperti saat ini, hadir pernikahan yang terdapat dua nama mereka.

"Dav, kayaknya aku butuh supir." Davian mengangkat wajahnya dengan mata yang melebar karena saat itu juga Ia jatuh cinta pada masakan Liana.

"Enak banget?" Liana tanpa sadar mengalihkan pembicaraannya membuat Davian tersenyum di dalam hati. Yah, Davian selalu menolak ajakan saat dimana Liana membutuhkan pembantu, Liana membutuhkan supir, dan Liana membutuhkan teman. Davian bukan mengekang gadis itu, hanya saja tak ingin.

Davian hanya ingin ada dirinya dan Liana di dalam rumah itu, serta hanya akan ada nama Davian dikala Liana butuh teman dan kekasih.

"You've always had me hooked, both with your cooking and your sweet personality. I can't help but fall for you more and more each day."


°°° Back Home °°°


Liana meletakkan tasnya, Ia baru pulang dari kampus. Sebenarnya Davian tak menginginkan Liana untuk kuliah, sebab Davian takut gadis itu akan kesulitan mengatur waktu, kala dimana Ia harus memperhatikan Davian dan kuliah, terlebih jurusan Liana cukup sulit untuk di mengerti saat waktunya tidak terlalu banyak untuk belajar.

Tapi Liana bersyukur Davian tidak mengekangnya, dan Liana bisa melanjutkan kuliahnya yang kini menginjak semester 2, walaupun harus melakukan proses pemindahan.

Back Home [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang