Dear MyLan!
Has this wonderful reading adventure captivated you? Have you been swept away in this world of stories full of charm?If so, feel free to share your opinions and impressions in the comments!
Grab a blanket, get comfy, and enjoy the read!
°°° Back Home °°°
Pagi kembali menyapa, sinar mentari menembus tirai yang entah sejak kapan sudah tersibak. Liana membuka matanya. Gadis itu mendapati kasur yang kosong dan terasa dingin, sepertinya sudah lama ditinggalkan. Liana bangkit dan melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 07.45.
Liana menyentuh kepalanya yang berdenyut, mengingat kejadian semalam. Saat itu sudah pukul 12 malam. Evana memaksa diri untuk pulang ke hotel, namun Liana menolak, sebab tak mungkin membangunkan Raia yang pasti akan sangat sulit. Gadis itu sudah terlelap seperti orang mati.
Akhirnya, Evana menyerah. Gadis itu memutuskan untuk tidur di kamar yang berbeda dan berakhir meninggalkan Liana yang menyambut kedatangan Davian detik itu juga.
"Morning, Liana!" sapa Raia sangat ceria. Pagi-pagi sekali gadis itu sudah sibuk dengan alat dapur.
"Kenapa kamu yang masak?" Liana mendekat, merasa tidak nyaman jika tamu yang sibuk dengan alat dapur sepagi ini. Raia mundur, menolak gadis itu untuk mendekatinya.
"Aku tuh nggak repot, pagi-pagi gini emang tugas ku!" keluhnya, membuat Liana tak habis pikir. Benar, itu kebiasaan Raia, tapi dia sedang ada di rumah Liana.
"Kalau gitu, kamu ada lihat Davian?" Raia menggeleng dan kembali sibuk dengan alat dapur. Bagi Raia, ini adalah kesempatan bagus bisa merasakan alat dapur yang jauh lebih lengkap dari dapur tempatnya tinggal di Cambridge.
°°° Back Home °°°
Davian menghembuskan napasnya. Pria itu terlihat frustasi di depan Evana. Sahabat Liana itu menatapnya gelisah, lebih tepatnya seperti tak suka keberadaannya.
"Aku minta maaf soal semalam. Anggap aja itu mimpi buruk. Aku cukup mabuk malam itu! I swear I thought you were my wife!" Davian mulai berucap, berusaha meminta pemahaman.
Malam tadi, Davian pulang lebih awal, dia bahkan menghabiskan banyak vodka karena masalah di kantor. Namun kejadian tak diinginkan membuatnya nyaris gila.
Ia kira Evana adalah Liana, sebab dari bayang-bayang matanya yang memburam, Evana terlihat begitu mirip dengan Liana, terlebih rambut mereka yang sama-sama lurus dan berwarna hitam.
Davian seperti dibuat buta karena pikirannya kacau. Saat itu, Davian memutuskan kembali selepas ia tidak mabuk. Namun saat pagi hari ia dikejutkan Evana yang berada di dapur melamun dengan air panas yang mengalir ke gelas kosong.
"Aku minta maaf." Evana masih menatapnya. Walaupun gadis itu tahu Davian mabuk, lelaki itu keterlaluan sekali.
"Aku memang pikir itu mimpi buruk, tapi itu selalu berputar. You kiss me—"
"You kiss me?" Keduanya terkejut menatap Liana yang menaikkan kedua alisnya kebingungan. Liana tentunya kaget, saat melihat raut serius Evana dan Davian serta tutur kata yang baru saja ia dengar.
"Maksudnya apa?" Liana mendekat, ia menatap Davian yang tersenyum kecil berusaha mengubah pikiran buruk Liana.
"Wheen you kiss me, lagu Shania Twain. Davian bertanya lagu apa yang baru saja aku dengar." Liana menyipitkan matanya, gadis itu melirik earpods yang tersangkut di kuping kanan Evana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back Home [REVISI]
FanfictionIni hanya kerangka waktu, dan dapatkah Liana menarik kesempatan yang selalu gagal ketika datang? 2021 oct¹² ‼️𝗗𝗶𝗹𝗮𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗽𝗹𝗮𝗻𝗴𝗶𝗮𝘁! 𝗣𝗹𝗲𝗮𝘀𝗲 𝗱𝗼𝗻'𝘁 𝗰𝗼𝗺𝗺𝗶𝘁 𝗰𝗿𝗶𝗺𝗶𝗻𝗮𝗹 𝗮𝗰𝘁𝘀 𝗶𝗻 𝗰𝗼𝗽𝘆𝗿𝗶𝗴𝗵𝘁 • 𝐎𝐫𝐢𝐠𝐢𝐧𝐚𝐥...