3. Midnight Melancholy

325 40 1
                                    

Dear MyLan!

Has this wonderful reading adventure captivated you? Have you been swept away in this world of stories full of charm?If so, feel free to share your opinions and impressions in the comments!

Grab a blanket, get comfy, and enjoy the read!

°°° Back Home °°°

Hari-hari biasa terus berlalu, dan Eliana mendapati perubahan jadwal Davian setiap laki-laki itu pulang kantor. Bukan hanya jam yang semakin larut, Davian selalu pulang dengan keadaan yang kacau. Jika bukan vokad, suasana hatinya pun terus memburuk seiring berjalannya waktu.

"Lagi?" Liana sudah lelah, Ia bosan jika harus dihadiahkan Davian yang mabuk. Memang Davian tak bertingkah layaknya orang-orang pemabuk berat, Ia hanya mendekat mengucapakan selamat malam, mengecupnya singkat, dan pergi begitu saja.

Hal itu terus terulang hingga Liana sendiri tidak yakin jika makan malam yang Ia buat akan di makan.

"Sayang, maaf. Di kantor akhir-akhir ini lagi hectic . Aku udah minta tolong Johnny untuk bantu ngurus semua, tapi masih banyak yang belum beres." Davian mendekat dan mengecup kilas pipi Liana. Namun, pergerakan kepalanya tertahan. Davian membuka matanya dan memperjelas penglihatannya. Saat itu, Liana mengecup bibirnya cukup dalam.

Pria itu terkejut saat Liana memejamkan matanya dan tangan gadis itu mendorong tengkuk Davian untuk semakin lama menciumnya.

Lelah Davian seakan hilang. Pria itu menarik pinggang Liana untuk mendekat, membalas setiap inci pergerakan bibir gadis itu. Ini yang Davian tunggu, saat di mana ia bisa merasakan kenikmatan yang Liana beri secara cuma-cuma, tanpa dirinya yang memulai.

"Davian." Gadis itu bersuara cukup kecil, membuat Davian tersenyum. Tangannya memeluk lebih erat menghilangkah jarak di antara mereka. Davian tak pernah membayangkan hal sememabukkan ini.

Davian betul-betul dibuat gila. Ia jatuh cinta sedalam-dalamnya pada Liana. Davian tak peduli lagi keadaannya yang lelah. Ia hanya ingin Liana, Ia hanya mau Liana bersamanya. Berdua dan berhasil menghilangkan lelah itu bersama.

"Dave, your mood has been driving me nuts lately." Davian tersenyum di sela-sela ciumannya."kalau begini lanjutannya aku harus minta maaf juga, Lin?" Davian sempat terkekeh melihat Liana menantapnya nyaris menangis. Ia benci soal di baikan.

"Kalau kamu nggak mabuk lagi!"

°°° Back Home °°°

Liana memandang wajah Davian yang tengah tertidur. Mengusap pelan pipi laki-laki itu.

"Sayang, peluk." Liana menarik tangannya saat suara berat lelaki itu terdengar. Liana menatap Davian yang mulai membuka matanya dengan bibir yang terangkat, memperlihatkan dua lesung pipitnya yang manis.

"Duh, pagi-pagi gini langsung liat yang cantik-cantik anugerah bukan sih?" Liana tersenyum malu, ia menundukkan matanya, tak ingin melihat Davian masih terus menggodanya.

"Dav!" Liana terkejut saat tangan pria kembali menariknya mendekat, benar-benar di peluk sampai erat.

"Hey, how's it going so far? Good vibes or nah?" Liana mengerutkan keningnya, Ia bingung harus jawab apa. Setelah yang mereka lakukan semalam, pagi ini cukup buruk, karena Liana akan habis-habisan dibuat malu. Dan tentunya manis saat Davian menyapanya dengan begitu lembut.

"Biasa aja."

"Serius biasa aja?" Davian semakin mendekatkan diri, mengusap punggung Liana. Perempuan itu menjauhkan tubuhnya, menatap sengit Davian yang kini sudah melebarkan senyumannya.

Back Home [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang