Tersirat

167 19 11
                                    

===============================
Cerita sebelumnya:

Se Ri berjalan makin cepat. Tenang, tenang. la mendengar suara ranting patah tidak begitu jauh darinya, lalu suara langkah kaki yang bergegas mendekat!
Yoon Se Ri melempar jeriken bensin yang dipegangnya lalu lari.

==========================≈=====

Seo Jin melirik jam tangannya, sudah sepeluh menit Se Ri pergi, tapi tidak ada tanda-tanda wanita ceroboh itu kembali. Awalnya ia hanya berniat berbuat iseng pada gadis itu, tapi ternyata, Se Ri lebih tangguh dari dugaannya atau terpaksa mungkin. Kepercayaan diri yang ditampakan itu membuat Soe Jin geli.

Seo Jin membuka pintu dan berdiri mengamati suasana disekitarnya. Gelap, tidak ada lampu jalan yang terlihat. Ya Tuhan, bagaimana bisa Yoon Se Ri senekat ini. Apa dia tidak takut, bagaimana jika ada orang jahat yang ingin menculiknya, atau hewan buas yang menerkamnya.

Seo Jin menggeleng, menyingkirkan pikiran buruk itu. Ia mulai berjalan menyusuri jalanan gelap mencari Yoon Se Ri.

Tidak sampai lima menit, ia menemukan gadis itu. Se Ri terlihat berjalan pelan sambil mengamati sekelilingnya.

Mereka jalan dalam diam, niat iseng Seo Jin kembali muncul. Ia sedikit membuat gerakan yang mengundang perhatian Yoon Se Ri.

Bodoh, dia benar-benar tidak tahu aku mengikutinya? Ucap Seo Jin didalam hati. Ia terus berjalan mendekati Se Ri yang tiba-tiba menghentikan langkahnya.

Siapa itu? Apakah orang jahat? Aku harus bagaimana? Se Ri bicara didalam hati, merasa diikuti oleh seseorang. lalu suara langkah kaki yang bergegas mendekat!

Yoon Se Ri melempar jeriken bensin yang dipegangnya lalu lari. Ia tidak sempat lari jauh. Karena tiba-tiba ada suara memanggilnya.

"Yoon Se Ri, hei, anak bodoh. Ini aku! Goo Seo Jin!"

Se Ri langsung berhenti, "siapa? Seo Jin...?" Se Ri berbalik badan, lalu melesat menuju Seo Jin dan memukulinya.

"Bedebah keparat!" teriak Yoon Se Ri, perasaannya campur aduk antara lega dan marah karena Seo Jin berhasil membuatnya ketakutan setengan mati. Marah pada dirinya sendiri karena begitu lemah sampai bisa ditakut-takuti, sekaligus merasa betul-betul bodoh seperti kata Seo Jin tadi.

"Ssst... sudahlah," Seo Jin berusaha menenangkan Yoon Se Ri.

Yoon Se Ri tidak bisa ditenangkan. "Berani-beraninya kau membuntuti aku!" teriaknya, lalu meninju Seo Jin lagi, tepat di bahunya. Yoon Se Ri hampir memukul untuk ketiga kalinya, tapi Goo seo Jin mencengkeram lengan wanita itu lalu menahannya, itu satu- satunya cara untuk menghentikan serangan tinju Yoon Se Ri.

Yoon Se Ri berhenti, bergeming sambil menundukan kepala. Ia mendebas pelan sebelum akhirnya menangis tanpa suara, ia menutup matanya dengan tangan.

"Yoon Se Ri..." Seo Jin menundukkan kepalanya dan mengamati Se Ri dengan bingung, suasana gelap membuatnya tidak mampu melihat jelas pada wanita itu, namun ia tahu,
Apa yang terjadi kala melihat bahu Yoon Se Ri terguncang hebat.

Se Ri tidak menjawab. Namun, sebuah isakan kecil terdengar disana.

"...kau menangis?"

Se Ri menghapus air matanya, memalingkan wajah. "Astaga, kau membuatku takut." Ia membersit hidung, "aku pikir ada seseorang yang ingin mencelakaiku."

"Maafkan aku...." ucap Seo Jin lembut, "aku tidak bermaksud membuatmu takut. Aku..."

"Kenyataannya begitu!" sahut Se Ri marah disela suara tangisnya, tapi mengakui dirinya merasa jauh lebih baik.

Lovely driver (ketika Cinta bersemi di jalan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang