Batasan

102 13 3
                                    

==========================
Cerita sebelumnya

Namun hal itu justru membuat tawa Yoon Se Ri meledak, kemudian terkesiap sewaktu Seo Jin menutup jarak diantara mereka. Sebelum Yoon Se Ri sempat bertanya, Seo Jin menyelipkan tangan ke tengkuk Yoon Se Ri dan bibir pria itu menjumpai bibirnya. Merenggut udara dari paru-parunya.
============================

Aku tidak, tidak, tidak jatuh cinta pada Go Seo Jin.

Berulang kali Yoon Se Ri berkata pada dirinya sendiri selama akhir pekan itu. Ia masih mengatakan hal yang sama pada Kamis berikutnya- seminggu penuh sejak terakhir ia bertemu Seo Jin karena sosok direktur Gahong group itu masih benar-benar mendominasi pikirannya.

Yoon Se Ri sadar akan kekacauan yang ia timbulkan sendiri sewaktu terakhir kali ia mengantar Seo Jin yang berakhir dengan Seo Jin mengantarnya pulang. Dan sejak itu Yoon Se Ri tidak pernah dipanggil lagi untuk mengantar Seo Jin. Tapi, meski ia tidak jatuh cinta pada pria itu, ia merindukan Seo Jin. Bahkan kadang-kadang hati Se Ri sakit karena begitu ingin melihatnya. Tapi ia tidak jatuh cinta pada Go Seo Jin!

Yoon Se Ri kadang-kadang khawatir ia akan tumbuh seperti ibunya, atau ibu-ibu sepupunya, tapi rasanya tidak mungkin.
Perasaan yang ada dalam hatinya ini bukan sekadar perasaan pada sembarang lelaki. Ini hanya dirasakannya terhadap Go Seo Jin.

Perasaan baru dan belum-pernah-terjadi- sebelumnya ini membuat Se Ri sedih. Meski ia, Song Hwa dan Ha Na selalu bisa membicarakan semua masalah, termasuk hal-hal yang paling pribadi, ia betul-betul tidak mampu membicarakan hal  perasaannya terhadap Seo Jin dengan mereka. Rasanya terlalu pribadi. Bahkan terlalu pribadi untuk diceritakan pada kedua sepupu akrabnya.

Yoon Se Ri berusaha keras memikirkan hal lain selain
Seo Jin, tapi pikiran tentang lelaki itu terus menganggunya. Konyol, kata Se Ri dalam hati, betul betul konyol. Sudah jelas Seo Jin takkan membuang waktu semenit pun memikirkan dirinya. Kalaupun ya, dia pasti sudah menelepon Jimin dan meminta agar Yoon Se Ri mengantarnya ke suatu tempat. Tapi apakah Seo Jin melakukannya? Sama sekali tidak!

"Ada apa, Seri-a?" tanya Ha Na sewaktu mereka berkumpul di apartemen Song Hwa malam itu.

"Ada apa?" Se Ri terlihat bingung drngan pertanyaan itu.

"Kelihatannya kau akhir-akhir ini agak... lain. Sepanjang minggu kau jadi pendiam. Sepertinya pikiranmu ada di tempat lain."

"Begitukah? Maafkan aku," kata Yoon Se Ri.

Song Hwa mengabaikan permintaan maafnya. "Ada masalah di tempat kerja? Dengan ibumu?"

"Oh, Song Hwa-ya!" Kenapa ia yang bermuram durja, padahal Song Hwa punya masalah yang lebih serius.
"Bagaimana keadaanmu dengan ibumu?"

Song Hwa mengendikkan bahu. "Kelihatannya dia tidak peduli."

"Sepertinya Kita butuh pesta." Yoon Se Ri mencoba terdengar riang.

"Ide yang bagus Se Ria, tapi Ha Na punya segudang pekerjaan akhir minggu ini, jadi rasanya tidak adil."

"Jadi malam Minggu tidak bisa?" gumam Se Ri.

"Kalau begitu, Sabtu ini aku akan menengok ibuku lagi Siapa tahu? Mungkin sambutannya tidak akan sedingin kemarin."

"Mau kutemani?"

Lovely driver (ketika Cinta bersemi di jalan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang