Jam 05.30 pagi
Gue, mama dan juga bodyguard nya Sofia pun buru-buru ke rumah sakit. Mama pun sedang menelpon papanya Sofia dan anehnya papanya tidak peduli terhadap anaknya yang seperti ini sekarang, ayah macam apa itu?..egois. Gue pun hanya diam dan terus menjaga Sofia sampai tiba dirumah sakit, gue terus meluk dia karena gua perhatian sama dia dari awal tanpa dia sadari. Melihat kondisinya ini, membuat aku kasihan dan merasa bersalah karena tidak bisa menjaganya dari awal.
Akkhirnya kita sudah sampai,bodyguard Sofia pun memanggil suster. Para Suster sudah datang dengan membawa ranjang pasien untuk membawa Sofia masuk. Gua ingin sekali menggenggam tangannya dan dekat terus disisinya. Akhirnya gua pegang tangannya dan gua genggam erat, sambil melihat muka Sofia yang pucat itu. Gua bisa melihat dia membuka matanya perlahan dan melihat sekitar, gua cukup lega karena dia bisa sadar. Saat mau masuk ruang pemeriksaan, gua,mama dan bodyguard pun menunggu diluar untuk mendengar kabar dari Sofia. Tak lama, dokter pun keluar, gua dan mama otomatis berdiri dan bertanya.
"Gimana dok?"tanya gua
"Sofia baik-baik saja, dia hanya kecapean."jelas dokter
"Huh.."bernafas lega
"Tapi, dia tidak boleh banyak stress, kalo sampai dia tidak banyak istirahat, dia pasti akan merasakan pusing dan mimisan,tolong diawasi kegiatannya lagi ya"
"Baik dok"kata mama
"Dia bisa pulang nanti siang atau sore, kalo sekarang jangan dulu karena dia butuh banyak istirahat. Dan kalo bisa,nanti sampai dirumah jangan kasih dia kegiatan yang berat, dengan begitu nanti dia sakit lagi"
"Iya dok, terima kasih untuk sarannya"kata mama
"Kalo gitu saya permisi"kata dokter lalu pergi
Gua dan mama pun masuk keruangan Sofia. Mama pun duduk disamping ranjang dan gua berdiri disamping mama sambil ngeliat Sofia yang sedang istirahat.Sudah beberapa menit Sofia belum bangun dan mama pun sampai ketiduran.
Kecuali gua, yang sekarang sedang mengawasi Sofia sambil memegang tangannya. Tangannya yang halus dengan kulit yang putih dan bersih membuat aku enggan untuk melepasnya. Gua bisa melihat wajahnya yang sangat tenang dalam tidur, bulu mata yang panjang, pipi yang sedikit tembem, dan juga bentuk muka yang sempurna,membuat gua semakin terpesona atas kecantikannya.
Lamunanku kabur ketika mendengar suara notifikasi dari handphone mama. Akupun mengeceknya.
ISI Pesan:
"Mba Rani, nanti ada bodyguard saya datang kerumah sakit untuk bayar administrasinya. Saya gak bisa datang kesana karna ada urusan kantor,trima kasih."
"Hehh..orang tua macam apa ini"gumam pelan sambil melihat Sofia tidur.
"Gua gak tega liat kayak gini sama lo Sof..,seharusnya gua bantuin lo dari awal supaya lo gak bisa menderita kayak gini. Maafin gue" kata gua lalu pergi dari situ.
Gua pergi kekantin untuk makan karena lapar dan dijam segini emg seharusnya gua sarapan pagi. Sudah pagi dan keadaan rumah sakit juga masih agak sepi, dan gua duduk didekat kantin sambil menunggu makanannya datang. Beberapa menit kemudian, makanannya datang, gua hanya pesan nasi uduk dan teh manis karena nasi uduk makanan kesukaan gua. Selesai makan, gua jalan-jalan sekitar rumah sakit untuk mencari udara segar diluar. Cukup lama gua jalan-jalan, akhirnya gua balik ke kamar VIPnya Sofia.
Dikamar gua bisa ngeliat mama udah bangun dan sedang ditoilet. Gua pun kembali duduk dan melihat Karina. Gak lama,mama keluar dari keluar
"Eh, Arron udah balik,tadi kemana?" tanya mama sambil tutup pintu toilet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penolong hidupku
Non-Fiction"Kita sahabat, dan aku gak mau sahabat aku itu menderita" kata Arron kepadaku. Aku menangis dipelukannya, ditenangkan, dia itu seperti malaikat pelindung yang setiap hari aku kagumi. Bagaimana perasaan kamu ketika melihat sahabatmu menderita sendi...