Semalam, gua, mama, dan juga Sofia saling mengobrol dan makan malam bareng. Disana kita saling ketawa dan saling bercerita satu sama lain. Di tengah- tengah obrolan, gua selalu melihat ke arah mama yang selalu mengajak Sofia untuk mengobrol, gua bisa melihat keasikan dan serunya mereka ngobrol bareng. Semua itu membuat hati gue nyaman serta membuat hari gue manjadi lebih damai dengan melihatnya Sofia yang terus tertawa. Tak lama dari itu, Sofia berdiri dari kursi dan bilang ke gua dan mama kalo dia mau kekamar dan ingin ganti baju. Akhirnya gua pun menunggu dia turun kebawah, karena aku juga tidak bisa lama-lama disini. Gua pun langsung membuka hp,untuk melihat notifikasi grup. Tiba-tiba saja mama pun memanggilku.
"Arron.."kata mama sambil tidak melihatku. Gua bisa melihat mata mama yang sedih dan seperti kasihan.
"Kenapa ma?" sambil melihat mama dan memasukan hpku di kantong celana.
"Mama, boleh minta tolong gak kekamu?"
"Boleh..,apa?" tanyaku penasaran.
"Mama minta kamu untuk jagain Sofia ya?" kata mama sambil memegang kedua tanganku.
"Maksud mama?"
"Mama tau ini pasti keputusan sulit buat kamu, mama udah repotin kamu selama ini. Tapi, dari sudut pandang mama, mama selalu memikirkan harus ada yang membantu mama."jelas mama yang membuat gua kurang ngerti.
"Aku kurang ngerti maksud mama,tapi.. mungkin mama bisa masuk ke intinya aja"
"Kamu tau, apa yang terjadi sama Sofia selama ini?"
"Soal itu..,aku gak tau, tapi yang bikin aku curiga adalah setiap dia menyendiri dia selalu sedih dan tadi siang, aku melihat didaerah pipi kirinya sedikit merah. Awalnya aku pikir itu cuman gara-gara dia garuk pipinya, tapi bukannya setiap garukan itu menghilang sendiri ya?, sedangkan ini tidak."
"Sebenarnya itu bekas tamparan"
"Hah??, Sofia ditampar?,tapi..kenapa?" tanya ku sedikit khawatir."Bukannya, Sofia itu anak baik,kok bisa gitu?"
"Selama 4 tahun ini, hubungan Sofia dan papanya sedang tidak baik. Sofia tidak diperbolehkan sekolah diluar malahan disuruh homeschooling. Sedangkan papanya, sibuk bekerja dan tidak mempedulikan Sofia, yang selalu Sofia dapatkan adalah kemarahan dan kebecian dari papanya. Setiap dirumah, mama selalu sedih dan tidak tega terhadap Sofia, anak yang baik dan selalu tertawa itu seketika menghilang dan menjadi anak yang sedih dan sendirian. Mama ingin sekali menolong dia,tapi tidak tahu ingin minta tolong pada siapa,jadi mama cuma punya kamu, satu-satunya putra mama dan orang terdekatnya Sofia. Mama mau kamu jadi pelindung serta teman curhat untuk Sofia, kamu mau janji sama mama?"
" Aku mau..aku mau tepatin janji mama, kapanpun itu setiap mama membuat keputusan pasti aku akan setuju dan ngedukung mama."
"Makasih ya, kamu udah dukung mama, mama sayang sama kamu nak..selalu"
"Iya ma, aku juga sayang sama mama"
Setelah pembicaraan itu, mama pun menuju ke dapur dan mencuci piring yang sudah kita pakai tadi. Aku pun menunggu di kursi dekat taman belakang dan bermain hp. Tak lama kemudian, gua mendengar suara pintu terbuka dari pintu depan, dan gua melihat ada seorang pria yang sedang menelfon sambil menaruh tas kerjanya. Aku pun segera mengumpat dan segera bilang ke mama, dan mama bilang gua disuruh ngumpet digarasi dulu karena gak mungkin papanya Sofia kesitu. Akhirnya gua kesitu dan sedikit mengintip, gua bisa melihat gerak-geriknya dan gua bisa melihat dia mengobrol dengan mama sebentar.
Tak lama kemudian, muka pria itu berubah menjadi kesal dan cepat-cepat pergi ke atas. Gua pun penasaran,akhirnya gua tanya sama mama. Dan mama bilang pria itu marah karena dia pikir Sofia itu santai-santaian doang dikamar. Gua pun mendengar hal yang sepele itu pun langsung pergi ke lantai atas dan menghentikan tindakan pria itu ke Sofia. Ditengah tangga, aku pun bisa mendengar suara teriakan dari Sofia, gua pun langsung lari kesana. Gua pun langsung menghentikan pria itu yang hampir menampar Sofia dan menghentikan tindakannya. Mama gua pun juga membantu gua, dengan cara membantu Sofia berdiri dan pergi darisitu.
"KAMU MAU KEMANA?!..HEI, BALIKK!!" ucap pria itu sambil ingin melepaskan diri dari tangan gua.
"Om..berhenti om, itu anak om"
"DIA ITU ANAK MANJAA!..SAYA BENCI SAMA ANAK YANG SEPERTI ITU!, DIA ANAK YANG ENGGAK BISA DIANDALKAN..DASAR ANAK MURAHAN!" teriak bapak itu.
Gua pun marah sama perkataan yang dia katakan ke Sofia. Gua pun langsung menonjok mukanya sampai dia terjatuh di lantai.
"Maafin saya pak, kalo saya bertindak kasar tapi saya gak bisa membuat temen saya diperlakukan seperti itu" ucap gua tegas dan pergi dari sana. Gua pun langsung lari kebawah lalu menghampiri Sofia dan mama diluar. Gua pun menyuruh pak Tomy untuk menyalakan mobil supaya mama dan Sofia bisa pergi dari sini sebelum papanya datang.
"Ma, kita pergi dari sini, kalian naik mobil aja,aku naik motor nanti aku kasih tunjuk arahnya ya" ucap gua sambil menenangkan Sofia.
Akhirnya gua,mama, dan Sofia pergi darisitu lalu pergi ke rumah sakit bokap gue,karena sekalian merawat Sofia disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penolong hidupku
Non-Fiction"Kita sahabat, dan aku gak mau sahabat aku itu menderita" kata Arron kepadaku. Aku menangis dipelukannya, ditenangkan, dia itu seperti malaikat pelindung yang setiap hari aku kagumi. Bagaimana perasaan kamu ketika melihat sahabatmu menderita sendi...