Chapter 7: Ketahuan sama Bibi

9 2 0
                                    

Sudah lama, aku tidak merasakan bebas seperti dulu. Yang awalnya aku selalu senang,suka melakukan aktifitas sampai kejadian itu pun tiba. Aku terus memikirkan masa laluku dipikiranku,selalu terlintas saja. Masa-masa menyenangkan, menyedihkan, hanya itu yang ku rasa. Aku sedang menikmati waktuku untuk mengambang diatas air, menikmati waktu sendirian,sambil melihat atap gedung dengan jendela kaca kecil yang membuat sinar matahari menyelinap sedikit. 

Aku sedikit terkejut saat mendengar ada suara air yang tidak jauh dari hadapanku,aku pun langsung mengubah gerak tubuhku untuk berdiri disitu sambil melihat kearah sana,tidak ada apa-apa dan tidak ada orang. Airnya pun tenang, mungkin karena perasaan aku saja yang berlebihan. Tidak lama,aku pun berbalik badan, tiba-tiba saja Arron berdiri dihadapanku sangat dekat dengan rambut yang basah dan tangannya pun mengibaskan rambutnya ke belakang. Mukanya yang tampan dan mata yang berwarna biru tua itu menatapku dengan serius dan dalam. Aku pun yang melihatnya langsung gugup dan bertindak canggung.

"Kamu ngapain disini?"tanya Arron

"Aku cuma..mau berenang saja"sambil menatap kearah lain.

"Kalo mau berenang bilang dulu jangan mau kabur aja"sambil mencubit hidungku gemas. Aku pun jadi malu.

"Sorry..,tadi aku sebenarnya juga mau bilang, cuma karena kamu lagi ngajar aku jadi gak mau ganggu."

"Kalo kayak gitu, kenapa kamu gak bilang aja ke Naka?,kan ada dia tadi"sambungnya sambil terkekeh.

"Aku lupa..hehe"sambil menggaruk leher belakang yang tidak gatal.

"Yaampun..yaudah, yuk kita balik lagi"ajak Arron

"Yuk!"jawabku.

"Gue dan Karina pun naik ketangga renang untuk keluar dari air. Gak lama sadar, gue melihat baju Karina yang sudah basah dan nembus hingga bisa terlihat pakaian dalamnya.Gue pun melihat kearah lain.

"Karin.."kata gue sambil melihat kearah lain.

"Iya?"

"Kamu..tunggu sebentar disini ya..,aku mau ambil barang dulu"ucapku sambil pergi darisitu untuk meminjam handuk. Gue pun langsung minta tolong ke staf untuk meminjam handuk dan dikasih. Gue lari pelan, supaya Karina tidak menunggu gue lama. Akhirnya gue nyampe dan melihat Karina yang berdiri sambil melipat tangannya karena dingin. Dia pun berbalik badan dan melihat gue mendekatinya.

"Oh,Udah balik.."ucapku terputus karena terkejut.

Aku kaget saat melihat Arron yang tiba-tiba saja memelukku sambil melilitkan handuk dibadanku. Aku pun sedikit gugup karena tindakannya. Dia yang tadi melihatku aku pun hanya diam dan tidak bisa berkata apa-apa. Dia pun juga memastikan kalo handuk yang aku pakai itu nyaman untuk menghangatkan tubuhku.

"Dah..yuk kita balik"ajaknya.

Aku pun yang tadi diam langsung mengikuti dia dari belakang.

Sehabis dari situ, aku dan Arron pun langsung pergi ke tempat parkir. Arron yang bersiap-siap menyalakan motor, sedangkan aku sedang berdiri disamping motornya. Dia pun bingung kenapa aku berdiri diam, dan tidak naik ke motornya. 

"Kenapa,diam?" tanyanya sambil tersenyum.

"Oh,iya..hehe, aku ngapain diem aja daritadi" aku pun naik kemotornya. Tapi, setelah aku naik motornyapun hanya diam ditempat dan aku pun jadi bingung. Tidak sengaja aku melihat ke arah spion motornya dan terlihat matanya melihat kearahku. Aku pun kaget dan langsung mengalihkan mataku ke arah lain. Tak lama dia pun turun dari motor dan langsung membuka jaketnya. Dan ternyata dia memberi jaketnya untuk aku pakai, jujur aku kedinginan karena aku tidak bawa baju ganti. Setelah itu, dia memakai helmnya dan menutup penutup helmya,kita  pun jalan.

Tak terasa, kalo perjalanannya cukup singkat. Ini pertama kalinya aku menggunakan motor, sangat asik karena aku bisa menikmati dinginnya udara. Sudah sampai dirumah,aku pun turun dan langsung mengobrol singkat dengan Arron.

"Makasih ya..,udah ajakin aku jalan-jalan, walaupun cuma berenang tapi itu seru juga" jawabku dengan senang sambil tersenyum.

"Iya..,sama-sama kalo kamu mau jalan-jalan lagi,aku bisa ajakin kok,santuy aja" sambil mengejek aku.

"hahaha..iya deh..oh iya,ini aku balikin lagi jaketnya, kayaknya aku udah ngerepotin deh jadi gak enak" jawabku sambil melepas jaket Arron.

"Oh,gak usah..gapapa simpen aja dulu,paling besok bisa dibalikin" tolakku dengan tulus

"Yaampun,sorry ya..ini juga jaketnya juga basah sebenarnya aku juga enggak enak kalo kasih skarang soalnya jaketnya juga lumayan basah gara-gara aku..hehe"ucapku gak enak

"Gapapa yang penting kamu gak masuk angin tadi"

Aku dan Arron pun saling berbicara lumayan lama. Sampai tidak sadar kalo ada yang memperhatikan kita berdua dari dalam pagar.

"Ehh..non?" ucap bibi sambil keluar rumah.

"Oh,bibi.." jawabku sambil berbalik badan.

"Yaampun,non..non darimana aja?,dicariin tau sama bodyguard tuan tadi, bibi udah panik daritadi" ucapnya khawatir dan sedikit tenang.

"hehe..sorry ya bi, tadi awalnya aku cuma pergi ke taman buat nenangin diri doang,tapi gak lama ada sekumpulan preman yang deketin aku,dan untungnya ada dia yang nolongin aku" jawabku jelas sambil melihat ke arah Arron yang masih memakai helm.

"Huh..yaampun..,tapi non gapapa kan?,gak ada yang luka kan?"tanya bibi dengan khawatir sambil mengecek tubuhku dari kepala sampai kekaki.

"enggak kok bi, aku enggak apa-apa,kan tadi aku bilang ada Arron yang nolongin aku"sambil menunjuk ke Arron.

Bibi pun melihat ke arah Arron dan yang anehnya lagi aku bisa melihat Arron yang buru-buru menghadap ke arah lain,seperti sembunyi?..,bibi pun ingin melihat wajahnya pun tidak bisa dan terpaksa harus memaksa kepalanya ke arahh bibi. Bibi pun awalnya tidak kaget karena mukanya itu sedikit tertutup didaerah mulutnya.

"Kok..muka kamu..kayak pernah saya lihat ya?"

"haduh..kalo mama tau kalo "Arron" itu adalah gue, bisa mati gue" ucap dalam hati Arron.

"Hah..masa sih bi?,emg bibi pernah ngeliat dia ditempat lain?"tanya ku dengan penasaran.

"Iya,non..mukanya kayak gak asing gitu loh..kayak.."ucapan bibi terhenti lalu memsang muka syok." Dia mirip ana bibi,non"

"Hah?..emg iya?"tanyaku kaget

"Iya..kalo dari depan bentuk matanya sama alisnya sama persis sama anak bibi" ucap bibi dengan yakin."Hmm,tadi non bilang dia namanya siapa ya?"

"Arron bi. Emg kenapa?"

Bibi pun tidak pakai lama, langsung membuka helm itu sampai terlepas dari kepala Arron. Lalu terpampamg jelas muka Arron. Bibi pun kaget dengan mukanya,ternyata benar mukanya emang persis sekali dengan Arron anaknya.

"Arron?"tanya bibi

"Hehe..halo..ma"ucap Arron gugup.

"Kok, kamu bisa disini?, maksud mama kok kamu kenapa bisa bareng sama Sofia?..,"emg tadi kamu ngapain sama Sofia?" ,"berduaan doang?" tanya bibi banyak sambil melihat ke arahku dan Arron secara bergantian.

"Ini anak bibi?"tanya ku

"Iya,ini anak bibi. Kok kalian bisa kenal?"

"Ceritanya panjang ma..,nanti aja ya ceritanya,aku mau pulang"

"Eits..,enggak..engak,kamu harus cerita sama mama semuanya. Dan kamu harus masuk ke rumah non Sofia sekarang" ucap bibi sambil menarik Arron dari motor untuk masuk kedalam rumah.

Didalam rumah pun aku,Arron dan bibi saling mengobrol,dan Arron pun menceritakan semuanya. Setiap aku melihat mereka berbicara rasany aku senang sekali, aku tidak merasa kesepian lagi. Dan untuk Arron aku itu sangat berterima kasih karena sudah menjadi temanku dan penolongku.



Penolong hidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang