Saat Nathan sedang menelungkup kan kepala nya di meja ia merasa ponsel yang berada di saku almamater nya dan mau tidak mau Nathan terpaksa membuka pesan tersebut
Bang Reihan.
I
nget! Jangan sekali-kali lo panggil gue Jeno sama Haikal dengan panggilan Abang! Anggep aja kita nggak kenal kalo di sekolah! Malu gue punya saudara kek Lo!
Nathan hanya bisa menghela nafas membaca pesan dari Reihan, itu sudah biasa
Bahkan, beberapa bulan yang lalu saat ada acara perusahaan Jeffry Ayah nya hanya memperkenalkan 3 saudara nya ke publik dan tentunya Nathan tidak di kenal kan ke publik
"Nathan lo jangan lemah dong, ayo usaha biar mereka bisa nerima lo" gumam Nathan dengan sesekali memukul dadanya yang sedikit terasa sesak
Saat istirahat tiba....
Seperti biasanya Nathan selalu berjalan sendiri menuju kantin tanpa teman atau seseorang yang mau dekat dengannya, jika saja ia tidak punya maag Nathan sangat tidak sudi pergi ke kantin dan mengahadapi beberapa cacian oleh siswa-siswi di sekolah itu
"Wah wah wah, lihat deh anak penyakit an ini udah di kantin aja nih" ujar Jeno yang datang dengan wajah angkuhnya
"Gue kira lo udah nggak datang lagi kesini, eh ternyata masi ada mental nih anak" ujar Haikal
"Enak nya di apain yah nih anak" ujar Jeno dengan berpura-pura berpikir
"Gue punya idee" ujar Reihan lalu mengambil satu botol fanta yang berada di meja sebelah Nathan ntah itu punya siapa Reihan tidak perduli
"Nahh kalo kaya gini tambah enakk" ujar Reihan yang tersenyum puas setelah dirinya menuangkan minuman tersebut pada nasi goreng yang sedang Nathan makan
"Makan deh gue jamin penyakit lo ilang!" Ujar Jeno dengan tertawa puas
"Ilang nggak mati iya" ujar Haikal dan dianggapi tawaan dari penghuni kantin
"Nggak papa asal kalian seneng gue okay" ujar Nathan
"Nggak usah sok baik deh lo, mending sekarang lo makan! Makan!" Ujar Reihan memaksa
Dan dengan terpaksa Nathan memakan makanan tersebut walau rasanya nano nano
"Jangan harap hidup lo tenang ya Nathan, inget lo itu cuma benalu yang datang di keluarga gue" bisik Reihan pada telinga Nathan
"Nathan tunggu kejutan selanjutnya" ujar Nathan lalu segera pergi untuk membayar makanan yang baru ia pesan
"Susah bikin dia sakit!" Ujar Jeno
****
Sepulang sekolah Nathan niat nya ingin langsung pulang tapi saat melihat Haikal yang duduk di halte bus seorang diri jadi ia mengurungkan niatnya
"Ngapain disini sendirian?" Ujar Nathan dengan duduk di samping Haikal
"Apaansi! Terserah gue lah! Emang ini tempat punya lo!" Ujar Haikal ketus
"Ya gue tau, maksudnya lagi apa? Kok belum balik?" Ujar Nathan
"Terserah gue lah mau pulang kapan aja!" Ujar Haikal yang sekarang berdiri dan berniat menyebrang untuk mampir ke salah satu cafe yang berada di sebrang jalan
"Hati-hati" ujar Nathan lalu mengambil ponsel untuk melihat pukul berapa sekarang
Tapiiiii
"HAIKAL! AWAS!" Teriak Nathan saat melihat sebuah truk yang sedang melaju kencang dari arah sana
"ARE YOU CRAZY?! WHAT IF YOU GET AWESOME STUPID!" Bentak Nathan saat berhasil menarik Haikal dari kecelakaan barusan
"L-lo kok malah marahin gue si anjing!" Ujar Haikal yang masih shock atas kejadian tersebut
"Ya lo mikir kalo lo kecelakaan gimana!" Ujar Nathan dengan nafas yang memburu
"Lo diem berhenti marahin gue! Jantung gue kaget!" Ujar Haikal yang masih tidak mau di salah kan
"Untung lo nggak luka, gue khawatir lo tau itu kan" ujar Nathan yang kini merubah intonasi suara nya menjadi melembut
"Apa sih! Nggak usah sok care deh! Dengan kaya gini lo pikir gue bakal nerima lo gitu?! No! Tidak akan pernah!" Ujar Haikal
"Terserah lo mau anggep apa, sekarang lo duduk aja di halte kaya tadi, nggak usah sok sok an nyebrang lagi"
"Tunggu Jeno, gue mau pergi dulu" ujar Nathan lalu berjalan berbalik menuju parkiran
'Nunggu Jeno? Dia lagi latihan basket, males nunggu, Reihan juga lagi rapat OSIS' batin Haikal yang bingung
"Heh!" Panggil Haikal kepada Nathan yang belum jauh dari tempat berdiri nya sekarang
"Apa?" Ujar Nathan dengan menghadap Haikal
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY AM I DIFFERENT? || 00l
Teen FictionNathaniel Neiland Mahardika anak tampan yang kini beranjak dewasa, dia tidak sendirian dia mempunyai 3 Kakak lelaki. Tetapi kedua orang tuanya tidak memperlakukan keempat dengan adil, ah lebih tepatnya hanya kepada Nathan. Dia di perlakukan seperti...