Six.

1.1K 126 2
                                    

Saat istirahat tiba.

"Terimakasih Bu" ujar Nathan dan Mark ketika keduanya mendapat kan makanan yang di hantar oleh Ibu kantin

"Sama-sama nak, nikmati makanannya ya, Ibu mau ke warung lagi" ujar Ibu kantin dan pergi dari hadapan keduanya

"Lo emang nggak punya temen gitu?" Ujar Mark

"No, semuanya ngejauh" ujar Nathan

"Dengan alasan?" Ujar Mark yang kini menatap Nathan

"Gue penyakitan, dan itu yang buat mereka ngejauh, mereka fikir penyakit gue nularin jadi ya gitu deh" ujar Nathan

"Kok mereka bisa gitu si, nggak abis fikir gue" ujar Mark yang melanjutkan acara makannya

"Lo nggak mau ngejauh juga gitu, kaya mereka?" Ujar Nathan

"Buat apa gue ngejauh, gue tau rasanya gimana di musuhin satu sekolah, dan inget suatu saat mereka pasti akan menyesal" ujar Mark membuat Nathan tersenyum

"Wah liat deh, si anak penyakit an udah ada temen guyss" ujar Reihan yang tiba-tiba datang bersama Jeno dan Haikal

"Ya terus kalo Nathan dah punya temen lo mau apa? Kayang?" Ujar Mark

"Lo nggak usah ikut campur deh, lo anak baru kan, nggak usah sok!" Ujar Haikal

"Ya lo bertiga juga nggak usah sok! Lo kira sekolah an ini punya lo?" Ujar Mark

"Kalo iya kenapa? Sekolahan ini emang punya Kakek gue? Lo mau apa, mo di keluarin? gampang!" ujar Reihan dengan sombong

"Punya Kakek nya aja bangga!" Ujar Mark

"Lo mendingan diem deh, urusan kita sama si anak penyakitan ini bukan sama Lo!" Ujar Jeno dengan menunjuk Nathan

"Tapi, sekarang urusan Nathan, jadi urusan gue!" Ujar Mark dengan tegas

"Gimana, seneng nggak? Akhirnya ada yang belain!" Ujar Reihan dengan menatap Nathan remeh

"Inget, gue akan bales nanti lo di rumah!" Bisik Reihan dan langsung pergi dari kantin diikuti oleh Jeno dan Haikal

"Lo selalu di kayak gitu?" Ujar Mark

"Udah biasa" ujar Nathan santai dan melanjutkan acara makannya yang sempat terhenti

"Tapi mereka itu semena-mena sama lo, yang punya sekolah kan Kakek nya bukan mereka" ujar Mark

"Udah nggak papa, selama lo nggak papa gue juga nggak papa" ujar Nathan dengan tersenyum manis

"Tapi mereka juga nggak akan jera buat nyakitin lo kalo lo nya aja kaya gitu doang, kapan mereka kapok" ujar Mark dengan kesal

"Suatu saat" balas Nathan

"Gue berharap mereka itu nyesel dan mohon mohon maaf sama lo" ujar Mark

"Dan inget! Nggak usah lo maafin mereka biarin mereka ngerasain nyesel se nyesel-nyesel nya" lanjut Mark mengingat kan

"Jangan gitu dong, gue pasti maafin mereka bahkan sebelum mereka minta maaf sekali pun" ujar Nathan

"Ya ampun Nathan lo itu kok baik banget sihhh" ujar Mark dengan gemas

"Kok bisa mereka nyakitin orang sebaik lo?" Ujar Mark bingung

****

"Cucu Omaaa udah pulang sekolah nyaa, Oma kangen banget sama cucu Oma yang satu iniiii" ujar Oma ketika melihat pintu rumah terbuka dan mendapati seseorang yang sangat ia tunggu

"Nathan juga kangen Oma tahu" ujar Nathan membalas pelukan Ibu Irina

"Cih! Oma tau nggak masa tadi Nathan lempar bola basket ke dahi Reihan tuh" adu Reihan dengan mengada ada sambil menunjukkan dahinya yang terluka sedikit padahal itu ulah nya sendiri

"Oh iya?" Ujar Oma dengan tidak percaya

"Iyya tau, kan Jen Haikal" ujar Reihan kepada dua saudara nya

"Betul Oma, padahal kita nggak punya salah apa apa sama Nathan tapi tiba-tiba dia lempar bola basket ke Reihan" ujar Jeno menjelaskan

"Bukan nya kalian yang punya salah banyak sama Nathan yya?" Ujar Oma dengan menaikkan sebelah alisnya

"Nggak! Kata siapa kita kan baik selalu sama Nathan!" Ujar Reihan membela diri

"Apa ini ribut ribut?" Ujar Jeffry yang baru saja keluar dari ruangan kerjanya

"Papaaa masa tadi Nathan lempar bola basket ke dahi Reihan tuh liat" ujar Reihan dengan menunjukkan dahi nya

"Benar apa yang di katakan oleh Reihan, Nathan?" Ujar Jeffry dengan datar dan menatap Nathan tajam

"Iya Nathan melakukan nya" ujar Nathan dan itu membuat Oma terkejut

"Dalam mimpi Reihan" lanjut Nathan membuat Oma menghela nafas lega

"Oma tau Nathan tidak mungkin melakukan itu" ujar Oma kepada Nathan

"Tapi Ma jika saja benar Nathan melakukan nya bagaimana?" Ujar Irina yang tiba-tiba datang dan jelas jelas membela Reihan

"Banyak saksi mata" ujar Opa yang muncul membuat Reihan Jeno dan Haikal terkejut bukan main

WHY AM I DIFFERENT? || 00lTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang