Four.

1K 128 8
                                    

Setelah sekitar 3 jam Nathan berbincang santai dengan Mark ia langsung kembali ke rumah takutnya ia sedang di tunggu emang siapa yang mau menunggunya?

"Pasti Papa ketiduran di sofa" gumam Nathan saat dirinya masuk dan melihat Jeffry tertidur pulas di sofa ruang tengah dengan sebuah tab di perutnya

Dengan cepat Nathan mengambil selimut yang berada di lemarinya dan menyelimuti tubuh Jeffry dengan hati-hati

"Papa ganteng deh kalo lagi tidur" ujar Nathan dengan menatap Jeffry lekat

"Eh nggak deng, Papa nya Nathan mah selalu ganteng"

"Papa, Papa kapan sayang sama Nathan? Apa Nathan sangat menyusahkan?"

"Nathan tuh suka sedih kalo liat saudara Nathan di sayang sama Papa"

"Nathan pengen di peluk hangat kaya Bang Haikal, pengen di banggain kaya Bang Jeno, pengen di cium kaya Bang Reihan"

"Kapan ya Papa peluk cium Nathan?"

"Nathan selalu pengen itu, jujur Nathan iri sama saudara Nathan yang lain"

"Apa lagi kalo liat temen-temen Nathan di ambilin nilai sama orang tua nya"

"Nathan pengen banget kaya gitu, Nathan janji kalo Papa sayang Nathan, Nathan nggak akan nyusahin"

"Nathan juga sebenarnya sering ikut olimpiade, tapi Nathan sengaja nggak bilang-bilang"

"Nathan pengen ikut foto keluarga Pa, kenapa Nathan nggak ada di keluarga ini?"

"Kalian anggep Nathan ini debu? Nggak di perduliin dan cuma nyusahin?"

"Nathan sayang banget sama Papa dan Mama, makasih udah rawat Nathan yaaa, Nathan nggak benci Papa kok malahan Nathan sayang banget sama Papa Mama"

Semuanya Nathan keluar kan di depan Jeffry yang tertidur, hingga tanpa sadar dirinya sudah terisak dan sebisa mungkin ia menutup mulutnya agar isakan tersebut tidak keluar dan membangun kan Jeffry yang tertidur

"Makasih ya udah dengerin keluh kesah Nathan, walau Papa tidur" ujar Nathan lalu segera berdiri dan berjalan menuju kamar nya

"Papa juga sayang Nathan, tapi ego Papa berbanding balik sama hati Papa" batin Jeffry yang sebenarnya mendengar cerita Nathan sedari tadi




Saat Nathan berjalan melewati kamar saudaranya ia mendengar tawa mereka yang terdengar sangat bahagia dan itu membuat Nathan turut bahagia walaupun dirinya tidak tidak ikut serta

Jadi, Nathan itu mempunyai kamar sendiri, sedangkan Reihan Haikal dan Jeno mereka berada dalam satu kamar itu yang kadang membuat Nathan iri, ingin bermain bersama ke-tiga nya tapi itu mustahil

"Lo kuat! Bikin Papa Mama dan saudara lo sayang sama lo" gumam Nathan lalu melanjutkan jalannya ke kamar nya

"Heh! Nathan keluar lo!" Ujar seseorang dengan nada ketua dan mengetuk pintu kamar nya dengan kesal

Huh, baru saja Nathan merebahkan tubuhnya di kasur empuk miliknya sudah ada yang baru lagi

"Kenapa? Ada sesuatu?" Ujar Nathan dengan ramah saat membuka pintu nya dan melihat Jeno yang sedang berdiri tegap di depannya

"Ambilin minuman di kulkas sana buat gue, Reihan, sama Haikal, inget! GPL!" Ujar Jeno dan langsung kembali ke dalam kamar mereka bertiga






Tok.. Tok..

"Bang ini minuman nya" ujar Nathan namun, tiba-tiba ntah karna apa dadanya rasanya sangat sakit seperti di tusuk ribuan jarum

"Lama banget sih!" Ujar Haikal yang membukakan pintu dengan kesal

"I-ini m-minumannya" ujar Nathan yang sedang menahan sakit di dada nya

"Bawa sini"

Tapi saat Nathan akan memberikan nampan tersebut kepada Haikal nampan itu jatuh membuat gelas nya pecah dan berserakan

"Lo bodoh ya! Tolol banget sih jadi manusia!" Ujar Reihan yang terkejut melihatnya

"D-dada gue sakit sorry" ujar Nathan

"Makanya kalo penyakit an itu penyakit an nggak usah sok sok an!" Ujar Jeno

"Bersihin sekarang!" Ujar Reihan

"T-tunggu sebentar sampe dada gue mendingan" ujar Nathan dan terpaksa mereka menyetujuinya

"Udah mendingan?" Ujar Jeno dan di balas anggukan Nathan

Karna tidak terlalu hati-hati Nathan membuat tangan nya sendiri terluka saat memunguti pecahan kaca yang berserakan

WHY AM I DIFFERENT? || 00lTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang