"Nggak usah cari muka di depan Oma bisa?!" Ujar Reihan yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar Nathan
"Maksud lo?" Ujar Nathan bingung yang kini memanggil Reihan tanpa embel-embel Abang atau apa pun itu, itu pun karna paksa Jeffry dan Irina
"Tadi lo bilang kalo bukan lo yang nyakitin gue kan, kenapa sih tinggal bilang iyya aja susah banget" ujar Reihan
"Kenapa gue harus bilang iyya kalo bukan gue yang nyakitin lo?" Ujar Nathan
"Lo sengaja bilang kalo gue yang nyakitin lo biar Oma sama Opa kesel sama gue" lanjut Nathan yang kini berjalan mendekati Reihan
"Mau lo apa lagi? Udah cukup kasih sayang nya Mama sama Papa lo ambil jangan yang lainnya"
"Mau gue? Gue cuma mau nggak ada orang yang sayang lagi sama lo! Satu pun di dunia ini! Kalo bisa sekalian aja lo mati!" Ujar Reihan dengan tegas
"Lo mau gue mati? It's okay bunuh gue sekarang, bunuh" ujar Nathan dengan menyodorkan sebuah pecahan kaca yang barusan ia ambil di nakas nya
"Lo gila?!! Lo sengaja kaya gitu biar kalo lo mati gue yang jadi tersangka hah?!" Ujar Reihan dengan emosi
"Ya terus mau lo apa? Gue nggak mungkin bunuh diri gue sendiri"
"Kalo lo mau gue mati, tunggu saatnya tiba, gue janji nggak akan lama lagi" ujar Nathan membuat Reihan terdiam di tempat
"Sekarang lo keluar, gue mau tidur" ujar Nathan yang sengaja mengusir Reihan membuat Reihan mendengus kesal walau tak urung dirinya keluar dari kamar tersebut
"Opa janji akan bawa Nathan pergi dari rumah ini dan itu pun kalau Nathan mau" gumam Opa yang sebenarnya melihat kejadian tersebut sedari tadi
*****
"Dimana Nathan? Kenapa tidak ikut sarapan juga?" Ujar Oma saat sedang berjalan menuju ruang makan dan tidak menemukan keberadaan Nathan sedikit pun
"Biasa lah Ma dia itu selalu seperti itu pergi pagi nanti ntah pulang kapan lagi, apa lagi dia juga sering main malam, tidak seperti saudara nya yang lain" ujar Irina
"Bukan kah sebenarnya saudara Nathan yang lainnya yang sering main di malam hari?" Ujar Oma
"Oma ini selalu saja seperti itu, apa untungnya membela anak penyakit an seperti Nathan!" Ujar Reihan
"Reihan! Jaga bicaramu!" Ujar Opa dengan tegas
"Tuh kan! Kalian selalu saja seperti itu! Hanya membela Nathan! Dan kalian juga hanya mementingkan Nathan! Hari ini Reihan dan yang lainnya juga ulang tahun bukan hanya Nathan!" Ujar Reihan
"Kalian mau apa?" Ujar Opa membuat Reihan Jeno dan Haikal tersenyum penuh kemenangan
"Mobil sport" ujar ke-tiga nya kompak
"Besok sampai" ujar Opa
"Lanjut kan makan! Berhenti menjelekkan Nathan atau tidak ada mobil satu pun!" Lanjut Opa membuat Reihan Jeno dan Haikal terdiam
'Okay Nathan mungkin kali ini lo menang tapi tunggu aja suatu saat nggak akan ada yang sayang sama lo! Semuanya akan benci sama lo'
Batin Reihan yang sangat-sangat menginginkan Nathan untuk di benci semua orang.
"Oh iya Oma nanti Oma sama Opa datang kan ke acara ulang tahun nya kita bertiga?" Ujar Haikal
"Dimana, kapan, siapa?" Ujar Opa
"Di gedung NEO lantai 20, pukul 8 malam, kan ulang tahun Reihan, Jeno, sama Haikal Opaaaa" ujar Reihan dengan sedikit merengek
"Dimana cucu ku satunya? Nathan? Apa kalian tidak merayakan nya juga?" Ujar Opa
"Ck! Kenapa sih Nathan lagi Nathan lagi!" Ujar Jeno dengan kesal
"Sekarang Oma yang tanya, bagi kalian siapa itu Nathan?" Ujar Oma dengan menatap keluarga Jeffry tajam
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY AM I DIFFERENT? || 00l
Teen FictionNathaniel Neiland Mahardika anak tampan yang kini beranjak dewasa, dia tidak sendirian dia mempunyai 3 Kakak lelaki. Tetapi kedua orang tuanya tidak memperlakukan keempat dengan adil, ah lebih tepatnya hanya kepada Nathan. Dia di perlakukan seperti...