1. A Help

29 3 0
                                    

Darla sejujurnya sudah mengantuk. Waktu menunjukkan pukul setengah sebelas malam dan dirinya masih berada di kampus. 

Sebenarnya ia sudah tidak ada kegiatan lagi. Namun karena sudah janji akan pulang bersama Changbin, pacarnya, mau tidak mau ia pun harus sedikit bersabar.

"Changbin masih lama nggak, ya?" Pikirnya.

Hari itu Darla tidak membawa kendaraan. Dua hari lalu ia terjatuh dari sepeda motor yang mengakibatkan kakinya sedikit terkilir dan terluka. Sebenarnya ia masih harus istirahat. Namun karena ada beberapa urusan kampus dan organisasi yang harus dipenuhi, ia pun terpaksa masuk.

Dengan tertatih gadis itu berjalan keluar dari ruang kesekretariatan himpunan mahasiswa jurusannya. Tadinya ia berniat menunggu Changbin di ruangan itu. Tetapi semakin larut, ruangan itu semakin tidak kondusif karena dipenuhi oleh anak laki-laki jurusannya yang berisik menonton siaran pertandingan bola. Ia merasa tidak nyaman. Teman-teman perempuannya pun sudah pulang semua sehingga ia tidak memiliki alasan lain untuk tetap berada di situ.

Darla dan Changbin berkuliah di jurusan berbeda. Pacarnya itu adalah salah satu anggota pengurus inti dari organisasi jurusannya. Rencananya satu bulan lagi jurusan mereka akan menyelenggarakan sebuah event bagian dari program kerja. Wajar kalau saat ini Changbin cukup disibukkan dengan berbagai jenis rapat.

 Wajar kalau saat ini Changbin cukup disibukkan dengan berbagai jenis rapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Koridor menuju tempat parkir terasa sepi. Biasanya walaupun sudah malam begini beberapa mahasiswa yang memang hobi berada di kampus masih terlihat berkeliaran. Namun rasanya malam ini agak berbeda, entah karena memang kampus sedang sepi atau mungkin orang-orang serentak sedang menikmati pertandingan sepakbola seperti teman-temannya tadi.

Darla akhirnya tiba di sebuah taman kecil dekat pos satpam. Udara terasa dingin dan ia sendirian. Kakinya yang masih terluka itu terasa agak kebas karena dibawa berjalan lumayan jauh. Dengan segera ia duduk di bangku taman yang kosong, meletakkan tasnya dan mengeluarkan sebuah pod rokok elektrik.

Sayup-sayup suara siaran permainan sepakbola juga terdengar dari pos satpam. Darla tidak dapat melihat ke dalam pos satpam dari tempatnya duduk, namun ia menebak dua laki-laki yang biasa bertugas menjaga keamanan kampusnya itu berada di sana.

Darla kemudian teringat bahwa dirinya belum mengabari Changbin. Ia pun mengecek ponsel dan buru-buru mengetikkan sebuah pesan.

 Ia pun mengecek ponsel dan buru-buru mengetikkan sebuah pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Boo! - Felix LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang