5

615 54 14
                                        

Hari semakin petang dengan langkah berat gadis Lee memaksakan kakinya mendekati rumah yang belum lama ini ia Tinggali. Pipinya belum kering oleh air mata yang terus membanjiri diri semenjak jam pulang sekolah.

Ia begitu muak dan lelah mendebati kelakuan menjengkelkan kedua sahabatannya, hatinya perih. Ia paham dan tahu persis tabiat Soonyoung dan ia sadar diri akan posisinya, hanya saja-- ia sempat membangun ekspektasi tinggi hanya karena interaksi tutor sebaya yang ia paksakan. Jihoon membangun mimpinya sendiri lalu saat ia terbangun dan jatuh, hatinya belum siap untuk patah hati kesekian kali.

"Aku tahu sejak awal selalu di campakan.. tapi kenapa aku menangisinya?"

Menatap jauh pada langit yang semakin menggelap, mata sembabnya menangkap kilatan bintang jatuh yang melintas sekejap mata. Jihoon mencoba melepas beban di pundaknya dengan kalimat sesal yang menghantuinya.

"Bahkan sampai sekarang pun aku masih menyukainya..."

.


Jihoon mendapat kunci duplikat pintu utama rumah keluarga Kwon, dengan berat ia memasuki lobi depan dan terkejut saat nyonya Kwon menyambutnya dengan wajah kuatir.

"J-jihoonie, gwenchana? Kau pulang begitu larut nak"

Tersenyum hangat, gadis Lee memohon maaf karena lupa memberi kabar, ia bahkan berbohong ponselnya mati dan  sengaja mengabaikan belasan telepon masuk dari sang nyonya besar. Setelah pamit, Jihoon segera beranjak naik ke kamarnya tanpa niatan untuk mandi di jam 9 malam.

Membuka laci meja belajarnya, amplop lusuh yang masih tersimpan baik di lipatan majalah ia buka kembali. Dirinya tidak peduli hal itu akan semakin membuatnya tenggelam dalam luka lama, namun membacanya ulang semakin membuatnya yakin bahwa pada dasarnya ia tidak punya kesempatan untuk bisa mendapatkan hati seorang Kwon Soonyoung.

.

"Lee Jihoon-ssi, kata omma air hangat untuk mandi sudah siap"

Tidak ada balasan.

Soonyoung kembali mengetuk untuk kedua kali, sungguh saat ini ia malas bertemu jihoon. kalau bukan karena paksaan ibunya ia lebih memilih tidur cepat. Tapi sampai ketukan kelima pun Jihoon masih tidak memberi respon. Ada sedikit rasa cemas-- ah, lebih tepatnya penasaran akan hal apa yang membuatnya terabaikan, tertidur kah? Atau memang Jihoon sengaja mengacuhkannya?? Soonyoung membuka pintu putih gading itu dengan pelan dan mengintip, dugaan pertamanya benar, gadis itu tertidur tanpa sempat berganti pakaian.

"Hei, air hangat sudah siap, cepat mandi--"

Manik tajam begisnya menangkap sepucuk surat yang terbuka lebar di samping tubuh Jihoon yang tengah telungkap di meja belajar. Kwon paham itu adalah surat cinta yang ditujukan pada dirinya dan belum --atau bahkan tidak sudi-- ia baca. Dengan pede, Kwon mengangkat lembar surat tersebut dan mulai membaca kalimat demi kalimat..

"Hallo Kwon Soonyoung, kelas 3A.

Namaku Lee Jihoon dari kelas 3F.
Kau tidak tahu aku siapa... tapi aku tahu dirimu.
Karena pidatomu di upacara penerimaan siswa baru dua tahun lalu, sepertinya aku telah jatuh hati akan kecerdasan dan wajah tampanmu.
Ketika pertama kali melihatmu, aku merasa seperti tertabrak oleh bintang jatuh. Dan aku mulai memiliki perasaan khusus denganmu..
Kwon Soonyoung-ssi, aku menyukaimu.

Dari Lee Jihoon"


Dari Lee Jihoon"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Naughty Kiss - SoonHoon verTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang