Bab.8

1.8K 51 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                       *****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                       *****

"Apa yang tobat sayang .... "

Mas Wira menatapku bingung.  Aku cepat-cepat menggeleng kepalaku ... Ahhhh keceplosan ngomong...jadi malu sendiri

"Gak bisa jalan mas.. pantatku ngilu..nih gara-gara burung rajawali mas....upppppzzz gara gara mas "  ahhhh nih mulut polos amat mengeplok mulut sendiri... awwww sakit juga ...dengan wajah meringis memandangi mas Wira ,

           kulihat ia mengambil sesuatu di kotak obat dan sebotol salep dan segelas air putih lalu menghampiriku kembali,

"Nih minum ." Memasukan pil kemulutku "telan.." ucapnya lagi menyerahkan air putih lalu ku minum..

"Bisa berjalan "aku diam saja... Tiba-tiba ia langsung menggendongku ke kamar mandi..  menyuruhku nungging lalu mas Wira jongkok, Tampa permisi ia mengolesi bibir lubangku dengan dengan jarinya yang terlebih dahulu diolesin saleb lalu menyentuh lobangku.. tampak jarinya membelai belai lubang mungilku yang kini  membengkak, lobangnya kian terasa sempit...
Aku tak tau apa yang dilakukan mas Wira disana , betah banget menyentuhnya...
Sesekali mencoba memasukan jarinya..

"Essssssssssttt ..."
"Uuuhhhhhhhhh.... " Desahku perih seperti orang kepedasan .... Aku menatap pria ganteng itu sambil menggigit bibir , tiba tiba mas wira menatapku dengan mata sayu...seperti  nafsu aku tlah membangunkan singa yang lagi tidur..

"Kamu jangan mendesah sayang .. mas jadi horny nih..."  lalu menatap ke miliknya yang sudah menegang...agar aku ikut memandang batang moster miliknya, aku meneguk liur memandangnya ,

"Tuh kan liat... Benarkan apa yang mas omong,,,, Milik mas hidup kembali..."  Tampak batang moster milik mas Wira berdiri kokoh ..

"Kamu harus tanggung jawab.. tlah bikin kontol mas bangun lagi "

"Tapi masssss... " Jawabku bingung

" Kita tunggu sebentar setelah itu bekerja dan olesan ini... " Ucapan mas Wira membuatku bingung, apa yang di maksut dengan kata kata mas Wira.

           Mas Wira diam aja aku memandanginya tampak ia tersenyum-senyum sendiri  tangannya terlihat kembali mengoles lubang mungilku tak lupa  dengan perlahan memasukan jarinya keliang ku... Memainkan jarinya perlahan lahan bertambah menyeruak diliangku yg kian sempit karna membengkak...

SELIMUT RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang