1.5K 168 7
                                    

Jaemin sedang mencuci piring bekas dimsumnya dan seperti biasa Jeno memeluk Nananya dari belakang. Memang dasar oknum Jung Jeno ini, tidak sadar kah bahwa Jaemin sedari tadi merengut karena kesusahan bergerak?

"Na si adek bangun" Jeno sedikit menekan pantat Jaemin dengan miliknya yang mulai mengeras

"Astaga Jen, gw diem aja lho padahal"

"Ayo"

"Demi tuhan, pantat gw masih sakit samoyed gila"

"Satu ronde, janji"

"Siti rindi jinji, cuih"

"Naa~" bukannya luluh, Jaemin malah jijik mendengar suara berat Jeno yang dibuat menggemaskan. Sangat mengganggu pendengarannya

Mengalah, Jaemin menghembuskan nafas kasar, mencuci tangannya lalu berbalik menghadap Jeno, "sayangnya Nana, pantat Nana masih sakit, Nana masih pengen sekolah besok senin. Jadi, main sendiri ya?"

Jeno mencebik kecil, ia menenggelamkan wajahnya pada ceruk si manis, mencoba menekan nafsunya yang sudah diubun ubun. Salahkan pantat bulat Jaemin yang bergerak-gerak merangsang adiknya tadi

Jaemin yang peka, mengelus bahu lebar Jeno dan mencoba menahan desahannya. Karena nafas Jeno di lehernya sungguh geli, berakibat ia menggigit kencang bibirnya.

°•°•°•°•°

Senin, hari paling dibenci seluruh siswa. Upacara, berdiri lama, panas, pidato kepala sekolah, apa yang lebih menyebalkan dari itu?

Namun sepertinya hari senin tak menghalangi mood baik Na Jaemin dan bekal sandwich tunanya. Ia sudah membayangkan rasa kesukaannya meluncur di lidahnya, hmm membuatnya menelan ludahnya beberapa kali. Jeno yang berbaris di sebelah Jaemin hanya terkekeh kecil, ia sangat paham apa isi otak si manis setelah sahabat kecilnya menceritakan dengan semangat bekalnya hari ini.

Omong-omong Jeno sering menyelinap dibarisan kelas Jaemin untuk menghalangi cahaya matahari ke arah Jaemin dengan bayang bayangnya

Upacara telah usai, Jeno telah pergi kekelasnya setelah mengantar Jaemin tentu saja. Toh Jaemin senang-senang saja ada bahan gelendotan setelah energinya dihisap habis saat upacara

"Na," Bisik Haechan mengagetkan Jaemin yang baru duduk di bangkunya

Jaemin mematap Haechan seolah mengatakan apa, "kak Mark" Jaemin semakin tidak paham

"Jangan ngomong sepotong-sepotong, gapaham"

"Janji jangan bilang siapa siapa ya?" Haechan mengacungkan kelingkingnya, pinky promise

"Iyaaaaa" Balas Jaemin jengah

Haechan mendekatkan bibirnya ketelinga Jaemin "Kak Mark ternyata mate gw AAAAA"

"Aduh! Kalo mau teriak nanti dulu kek! Sakit tauuu" Jaemin merengut sebal, telinganya berdenging sebelah karena teriakan super sonik dari Haechan

"Ihh bukan itu poinya"

"Tau deh" Jaemin merotasikan matanya "tapi selamat ya Echan embulll, jadi ngga bertepuk sebelah tangan"

Haechan tersenyum lebar, seketika Jaemin ngeri bila bibir itu sobek karena empunya masih memasang senyum lebar

"Lu juga cari kek Na, siapa tau ternyata orangnya deket sama lu" Kode keras dari Haechan. Jaemin masih saja kaku dan tidak peka terhadap matenya, bahkan Haechan sudah sangat lelah memberi kode secara terang terangan pada Jaemin

"Ya sabar, cari mate butuh ketenangan jiwa raga" Balas Jaemin hiperbola

"Udah deh, lu mikirnya jangan muluk-muluk, yang dilingkup lu aja"

"Hmm.. Siapa ya, masa tetangga gw si Kevin?"

"Yaelah jauh bener mikirnya, yang deket aja Na"

"Ya si Kevin itu rumahnya dempet sama rumah gw bodoh" Satu pukulan keras Jaemin layangkan pada lengan empuk Haechan, yang malah dibalas cengiran

"Yang lebih deket dari itu kan ada"

"Masa Jeno? Modelannya gitu, ga kecium bau bau jadi mate gw si"

Ingin rasanya Haechan memukul kepala Jaemin dengan topi yang sedari tadi di pegangnya, "tau deh, cape gw" Berakhir Haechan menelungkupkan wajahnya diatas meja, membelakangi Jaemin dengan lengannya sebagai bantalan

Jaemin menggendikkan bahu tidak peduli, ia masih menunggu waktu istirahat untuk mencicipi sandwich tunanya

°•°•°•°•°

Bel istirahat sudah berdenting beberapa saat lalu, Jaemin sudah berada di lorong menuju tangga rooftop. Jeno mengabarinya tadi

"Kenapa rooftop siii?" Rengek Jaemin ketika melihat sosok pemuda Jung duduk santai di salah satu bangku disana sembari menggenggam sebungkudisana

"Kalau dikantin nanti Haechan nyomot bekal lu"

Ah pengertian juga ternyata bungsu Jung ini

"Hehe makasih Nonooo" Jaemin melemparkan tubuhnya ke arah Jeno ㅡmembuat si tampan sedikit limbung dari duduknya. Beruntung refleknya cepat, ia segera menangkap badan Jaemin dan membawanya kepangkuannya agar duduk menyamping

Jaemin membuka bekalnya dengan sumringah, aroma tuna sedikit menguar dari sana. Ia mulai mengambil salah satu sandwich dan memakannya dengan perasaan berbunga

"enakkk" Jaemin mengunyah sambil terus tersenyum mengundang kekehan lembut dari si tampan

Jeno juga ikut membuka roti kemasannya dan memakannya sembari menatap Jaemin lekat

"Maaf ya Jen bekal kali ini eksklusif jadi gausah ngicip yaa, kalau mau nanti minta mama buat" Masih dengan senyuman penuh puja pada sandwichnya, Jaemin melanjutkan makannya. Kini kepalanya ia sandarkan pada bahu sang dominan sembari mengusakkan pipinya disana beberapa kali, tak lupa kakinya bergerak random mengikuti mood baik pemuda Na

Tolong siapapun kuatkan pertahanan nafsu Jeno. Ia mati-matian menahan gemas dan rangsangan dari pantat Jaemin yang terus menggesek selangkangannya tanpa disadari sang empu. Jeno sudah mencoba menghentikan gerakan Jaemin beberapa kali dengan mencengkram pinggangnya, naas pemuda Na masih asik dengan sandwich tunanya :)

"Eh Jen!!" Jaemin memekik heboh sambil menatap horor sang dominan mengundang tatapan khawatir dari Jeno

"Kenapa?!

"Kak Mark ternyata matenya Haechan!!" Tatapan yang dibuat terkejut Jaemin layangkan pada Jeno yang kini balas menatapnya malas

"Udah tau" Jeno menggigit gemas bibir Jaemin yang masih terbuka

"SAKIT TAU!" satu tamparan mendarat dengan mulus di dada bidang Jeno "Lagian ga bilang, harus kaget pokoknya. Ulang ulang!"

"Jen," Jaemin memulai ulang dramanya "Kak Mark sama Haechan ternyata mate!!"

"Wah! Aku gak nyangka!" Jeno mengucapkan dengan antusias namun berbanding terbalik dengan wajah datarnya

"Tau ah, kalau lu casting udah pasti ditolak nih, jelek banget aktingnya" Jaemin melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda

"Iya Nana selalu bener"

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
mated. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang