1.4K 142 10
                                    


.

.

.

"Ayo aaa" Ketukan dibibir didapat Jaemin, ketika ia tidak mau membuka mulut untuk suapan ke limanya

"Nono juga mam" Balasnya

"Iya ini Nono mam," Jeno turut menyuapkan sesendok nasi dan sosis pedas manis sebagai lauk ke mulutnya dan mengunyahnya cepat, "giliran Nana"

Satu suapan berhasil mendarat di mulut Jaemin dan dikunyah dengan girang olehnya. Taeyong yang sedari tadi menemani si bungsu dan si manis tersenyum lebar, bibirnya tak henti memudarkan senyum cantik dari sana

"Mama mam juga" Senyum Taeyong kian mengembang mendengar tuturan manis tersebut

"Nana yang suapi mama oke?" Jaemin mengangguk ribut sebagai balasan, meraih sendok dari genggaman Jeno lalu menyodorkan nasi beserta lauk pada mama Jung, dan tentu saja diterima dengan baik olehnya

Suapan terakhir telah ditelan dengan baik oleh Jaemin, Jeno memutuskan untuk kembali kekamarnya, agar feromon Jaemin tidak semakin menyebar

"Nonoo"

"Ya sayang?"

Bukannya membalas perkataan Jeno, Jaemin malah menarik tengkuk sang dominan dan menempelkan bibirnya pada belah bibir si tampan. Jeno membiarkan Jaemin menelusuri rongga mulutnya, lidah Jaemin menjelajah disana.

Tak lama lidah si manis berhenti di tindikannya, lidah manis itu bermain main dengan piercingnya dan beberapa kali menyesap bibir bawah Jeno "Nana mau pegang" Ucap Jaemin mengundang tatapan penuh tanya dari Jeno

Telunjuk si manis masuk ke dalam mulut Jeno dan menyentuh logam besi disana. Lagi-lagi Jeno hanya pasrah, meski telunjuk Jaemin sengaja ia gigit beberapa kali karena gemas

Jaemin kembali melumat bibir Jeno sebentar sebelum menyandarkan kepalanya di bahu Jeno "lucu!! Nana sukaa"

"Nanakan juga punya, disini" tangan Jeno menyusup kedalam kaos Jaemin dan meraba pelan pusar si manis yang terdapat tindik kecil di sana

"Tapi enda bisa dikith" Jaemin mencebik lucu

"Bisa, Nana mau?"

"Eung!"

Jeno sedikit menyingkap kaos yang dikenakan Jaemin sebatas dada. Membaringkan si manis di ranjang agar nyaman. Ia mengukung si manis lalu mengecup bibir kemerahan itu dengan gemas. Ciumannya turun ke dagu lalu leher.

Jeno terus memberikan kecupan kupu-kupu pada dada si manis dan turun menuju pusarnya. Memberikan kecupan terakhir disana dan menjilatnya sensual. Ia sudah sangat tidak tahan dengan feromon si manis.

Sedari tadi celananya sudah menggembung tanpa disadari siapapun karena tertutup oleh badan Jaemin

"Ungh Nonooo" Rengek si manis mengalihkan atensi Jeno dari acara mengecupnya

"Ya sayang?"

"Sudah kithnaa?" Tanyanya polos, Jeno tersenyum kecil setelahnya

"Sudah, Nana mau lagi?"

Gelengan didapati oleh Jeno, "Nana mau peluk Nono lagii!!"

Helaan nafas terdengar dari bilah si tampan. Ia sedang tersiksa. Tapi si manis sepertinya tidak bisa diajak kompromi. Baiklah, setelah menidurkan si manis ia akan menidurkan miliknya

Sudah setengah jam lebih Jeno memeluk Jaemin, nyatanya mata Jaemin masih menatap Jeno lucu. Mata bulat itu terus menjelajah wajah tampan Jeno dan sesekali mengelus urat yang menojol di dahi si tampan akibat menahan birahinya

mated. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang