[TYFE] bagian 21

351 37 6
                                    

haii hallo>•<

kabar baikk aku up lohh^•^

let's reading

-berisi banyak kekerasan, darah dan bentrok

tubuh halilintar membeku dikala mendengar suara seseorang yang tak asing baginya.

"suara ini, y-yaya" batin halilintar

"diam kauu!" zio menarik pisau yang ada di perut yaya dan mengarahkan nya kembali kepada yaya dengan amarah yang meluap-luap karna ia merasa di remehkan oleh seorang gadis kecil seperti nya

-------------

"sial, aku merasakan firasat buruk dengan keadaan mereka" ucap taufan yang mulai frustasi karna sedari tadi ia hanya duduk dan menunggu

"aku juga kak, apa mereka akan baik-baik saja?" tanya gempa yang sedari tadi mondar mandir cemas dengan keadaan yaya dan halilintar

"kak hali sama yaya kemana?" sontak seluruh mata tersorot pada pemilik suara yaitu solar dan ice di sampingnya

"solar, ice?!, kalian baik-baik saja?" seru gempa sambil menghampiri solar dan ice

"dimana yaya?, aku merasakan ada hal buruk" tanya ice dan di setujui oleh solar melalui anggukan

"mereka mencari kalian berdua, ini sudah sangat lama seharusnya mereka sudah kembali" ucap gempa

"tunggu firasat buruk?" batin taufan

raut wajah thorn berubah 100% menjadi pucat pasi "rasa ini... sama seperti yang kita rasakan saat sebelum bunda meninggal dunia" ucap thorn sambil menundukan kepalanya dan menutup kedua telinga nya

"t- tidak mungkin" taufan tanpa aba-aba berlari ke arah yaya dan halilintar lewati

"tunggu! taufan kau mau kemana?!" teriak yang lain di belakang yang mulai mengikuti arah taufan berlari

-----------------

jam tangan milik zio tiba-tiba memuncul kan suatu hologram "berhenti zio! tugasmu cukup sampai sini, tuan besar memerintahkan kalian untuk kembali" terdengar cleo berucap dengan tegas

halilintar membalikkan badannya dan membawa yaya untuk berlindung di belakangnya. "tetap dibelakang ku"

"apakah bos kalian mengajari kalian menjadi pengecut hm!" halilintar menekan kan suara nya, kini amarahnya memuncak

halilintar menendang keras zio, membuat zio terpental jauh ke belakang, sementara pisau yang ia pegang terlempar di sampingnya. zio meringis membuat halilintar menyeringai dan mengambil pisau milik zio.

halilintar mendekati zio sambil memutar -mutar pisau yang ada di tangannya. "kau kira hanya kau yang bisa menggunakan benda ini?" ucapnya

zio bangun dari ambruknya dan mulai berlari untuk menghindari halilintar, namun halilintar yang melihat itu hanya tersenyum dan melempar kencang pisau tadi ke arah zio.

tak tinggal diam zero dan zio bangun dari duduk mereka dari belakang pohon. zero menepis pisau yang mengarah ke zio menggunakan ranting pohon yang cukup besar. sementara razfi melempari pasir ke arah halilintar untuk mengaburkan pendangannya.

"pengecut!" halilintar kembali dan menghampiri yaya

"apa kau terluka?" ucap yaya pelan sembari memegang perutnya yang terluka

"tidak, dasar bodoh. kenapa kau melindungiku, tidak bisakah kau biarkan aku terluka? sudah kesekian kalinya aku tidak bisa menjaga dengan baik adik-adik ku" halilintar terduduk, tangannya meremas kuat tanah. tanpa di sadari setetes air mata turun membasahi pipi halilintar

"salah, kau adalah kakak yang terbaik untuk adik-adikmu" yaya mengukir senyum di wajahnya

"kak hali, yaya!" seru taufan sambil berlari ke tempat yaya dan halilintar berada

"d- darah, apa yang terjadi" ucap taufan

"kak yaya!!" teriak trio troublemaker, gempa, solar dan ice

"akan aku beritahu nanti, sekarang ayo bawa dia ke rumah sakit terdekat" ucap halilintar sambil merobek jaket nya dan mengikatkannya ke perut yaya untuk menghambat banyak nya darah yang keluar

karna mereka tidak membawa handphone serta kendaraan terpaksa mereka menggotong yaya ke rumah sakit terdekat bersamaan.

setelah 20 menit perjalanan membawa yaya ke rumah sakit terdekat akhirnya mereka sampai dan segera memanggil dokter untuk merawat yaya.

"sus, tolong panggilkan dokter segera. tolong sembuhkan kakak kami" ucap blaze

"baiklah, mohon menunggu di sini" suster yang satu memanggil dokter segera dan yang lainnya membawa yaya ke ruang operasi.

tak lama seorang dokter masuk ke ruang oprasi tempat yaya berada, ia memeriksa luka tusuk yaya. setelah memeriksa ia kembali keluar untuk memberitahukan apa yang perlu dilakukan untuk menyembuhkannya.

"apa kalian keluarganya?" tanya sang dokter kepada boel bersaudara, yang lain mengangguk ragu sedangkan halilintar mengangguk mantap

"luka pasien sangat parah, pasien harus segera di oprasi" ucap dokter

"baiklah dok, lakukan apa saja yang dapat membuatnya sembuh" ucap taufan

gempa pergi ke meja resepsionis untuk membayar biaya oprasi yaya, sedangkan yang lain diminta halilintar pulang.

"kalian pulanglah dan bersihkan diri kalian, biar aku yang menjaganya" ucap halilintar kepada adik-adiknya

"tidak bisa, karna kami yaya jadi di rawat di sini" ucap solar dan ice bersamaan

"apakah yaya akan senang melihat keadaan kacau kalian saat ia bangun nanti? kalian tidak ingin diomeli oleh nya kan?" ucap taufan sambil mengukir senyum di wajahnya

"benar" ice dan solar menghela nafas

"gempa, temani mereka pulang ya" ucap taufan kepada adik pertamanya yang tak lain ialah gempa

"kak upan engga pulang?" tanya gempa

"engga, aku nanti aja. soalnya mau nemenin yaya sama kak hali di sini" taufan mendekatkan dirinya ke gempa dan berbisik padanya "takutnya nanti kak hali genit, kan aku cemburu" bisiknya

"aku dengar" halilintar melototi taufan sedangkan yang di pelototi hanya terkekeh

"iya kak upan, kak hali nya di awasin. kabarin ya kalo kak hali deket² sama yaya" ucap gempa "siyyap" jawab taufan sambil mengacungkan jempolnya

"oh ayolah, membahas itu di saat seperti ini" batin blaze yang sedari tadi hanya bersweat drop melihat percakapan kakak kakaknya

---------------

cleo berdiri di hadapan zio "kau punya telinga? sudah ku bilang hanya lukai bukan membunuh!" ucapnya lalu menampar keras zio

"cukup cleo, ini semua sesuai rencana" ucap seseorang lelaki misterius di kursi besarnya

"jadi ini rencanamu tuan?" tanya cleo

"ya, ini hanya sebagian dari rencanaku" sang lelaki misterius tersebut turun dari kursinya dan menghampiri kenzio, razfi dan zero

"kerja kalian sangat bagus, kalian mau melakukan satu pekerjaan lagi?" lelaki misterius itu menyeringai

"apa tuan?" mereka meneguk ludah kasar

"pencurian berlian, tahap akhir kita. bunuh siapapun yang menghadangi kalian, dan aku sendiri yang akan mengatasi gadis itu hahaha" ucapnya sambil tertawa besar

TBC

wuhuu, semoga kalian ga bosan sama cerita ku ini ya

next?

jangan lupa star-starnya 🌟🌟

see u

Thank You For Everything [BoelxYaya] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang