[TYFE] bagian 9

397 42 6
                                    

hai hallo^^

akhir akhir ini uthor males up karna peminat cerita ini cuma sedikit hoho:<

tapi uthor usahain buat selalu up untuk kalian yang masih stay dengan cerita ini^^

⚠️typo bertebaran


oke let's reading-!!

Ice dan Solar memutuskan untuk pergi dari kamar tamu untuk kembali tidur di kamar mereka masing masing.

Sedangkan blaze dan thorn tetap setia menemani yaya di kamar tamu. Tawa dan candaan mengisi ruang itu, Yaya terlihat sangat bahagia di sana. Sepertinya ia menemukan teman baru yang dapat menghiburnya kembali setelah apa yang terjadi padanya.

"ini sudah larut apa kalian tidak lelah?" tanya yaya pada blaze dan thorn

"lumayan sih, tapi kami belum mau tidur sekarang" ucap blaze dan di benarkan oleh thorn melalui anggukan

"oh iya nama kakak yaya kan?" tanya thorn untuk memastikan

"iya benar" jawab yaya sambil tersenyum

"ohh, umur kakak berapa?" tanya blaze

"17 tahun" jawab yaya lagi

"biar ku tebak umur kalian 16 tahun bukan?" ucap yaya sambil mencubit pelan hidung blaze dan thorn

"wih kakak kok tau sih?" ucap thorn berbinar

"ada deh kan kakak udah jadi sahabat kalian, jadi siapapun yang jadi sahabat kakak kakak tau semua tentang dia" ucap yaya sambil menyipitkan satu matanya

"kak yaya the best, tapi lebih best aku" ucap blaze sambil melipat kedua tangannya

"oh yakin?" tanya yaya sambil menaik turunkan alisnya

"iya dong" sahut blaze dengan nada sombong

"oh kalo gitu.. terima ini!"

Yaya melempar keras satu bantal kepada blaze dan naas nya bantal tersebut mendarat tepat di wajah blaze, thorn dan yaya yang melihat itu tak tahan untuk menahan tawa yang menggelitik itu.

"ish KAKAK!" teriak blaze sambil melempar kembali bantal ke arah yaya

"eits ga kena wlee" yaya menghindari bantal yang di lemparkan oleh blaze ke arahnya

"PERANG BANTAL DI MULAII" seru yaya

"YEAY PERANG BANTAL" sahut blaze dan thorn

Terjadilah kebisingan di kamar tamu yang membuat Halilintar merasa kesal, namun berbeda dengan Gempa ia malah merasa senang mendengar kebisingan dari ruang tamu.

"ck, aku akan pergi sebentar" ucap Halilintar

"kak, biarkan saja. Setelah apa yang terjadi setidaknya mereka bisa melupakannya" ucap taufan yang masih terbaring lemah

"iya kak, aku setuju dengan kak taufan biarkan saja mereka untuk hari ini" ucap gempa

"untuk hari ini saja" ucap Halilintar dengan nada tegas

"iya kak" ucap gempa dan taufan

Ya, Taufan sudah sadar dari pingsannya. Ia menannyakan apa yang terjadi kepada Halilintar dan mau tidak mau halilintar menceritakan semuanya dari a sampai z kepada taufan.

Jujur, Taufan merasa sangat bersalah ia bisa saja membuat yaya tewas tenggelam di sungai besar itu.

"maaf aku membuat kalian khawatir" ucap taufan

"gapapa kak, yang terpenting kakak sekarang sudah baik baik saja" ucap gempa menenangkan kakak keduanya itu

"tapi, aku heran dengan wanita itu" ucap taufan

"yaya?" tanya Halilintar

"ya, maksud ku yaya. Kenapa dia mau menyelamatkan aku? bukankah aku orang asing baginya?" tanya taufan

"lebih baik kakak tanyakan langsung kepada yaya agar kakak bisa mengetahui pasti karena apa yaya melakukannya" saran gempa, Halilintar juga menutujuinya

"oh baiklah, apa aku bisa bertemu dengan yaya sekarang?" ucap taufan

"besok" jawab halilintar dengan datar

"yah..." taufan menghela nafas

"sebaiknya kakak tidur sekarang ini sudah jam 02.00 pagi kak" ucap gempa

"oh ayolah, bagaimana aku bisa tidur dengan suara rusuh di kamar sebelah" ucap taufan

"akan ku urus" Halilintar pergi keluar kamar dan beranjak ke kamar tamu

"lah, gimana kak? tadi katanya biarin aja" tanya gempa heran

"ya..." taufan tidak bisa berkata kata lagi, ia hanya tertawa garing di depan gempa

Halilintar terus berjalan menuju kamar tamu dengan aura suram khas nya, sedangkan adiknya ( thorn dan blaze )  sudah merasakan akan ada sesuatu yang tidak baik akan terjadi.

"thorn, ngerasa agak merinding gak?" tanya blaze

"iya kak" jawab thorn

"ha? merinding kenapa?" pertanyaan yaya tidak di hiraukan blaze dan thorn

"biasanya kita suka merinding gini kapan ya?" tanya blaze sambil mengambil pose berfikir dan di ikuti oleh thorn

"oh no, SINYAL MERAH" ucap blaze dan thorn bersamaan

"sinyal me-?" tanya yaya tapi mulutnya langsung ditutup oleh blaze sedangkan thorn memberi sinyal untuk diam, yaya menaikan satu alisnya

sunyi sesaat, hanya terdengar suara jangkrik yang terdengar namun beberapa detik kemudian terdengar suara langkah kaki yang perlahan mendekat ke arah mereka. Thorn angkat bicara dengan berbisik.

"kak hali, gimana kak? ntar kita di marahin kalo belum tidur" ucap thorn berbisik

"kalian pura pura tidur di sebelah kakak aja" jawab yaya dengan berbisik

"tapi kita gak bisa langsung tidur gitu aja kak, pasti bakal ketahuan kalo kita cuma pura-pura tidur" kini blaze angkat bicara

"kalian mau tau sesuatu?" ucap yaya berbisik

"apa kak?" jawab blaze dan thorn

"setiap orang yang meluk kakak bakal langsung tidur nyenyak" lanjut yaya

"ha? emang bener kak?" tanya thorn

"iya lah, masa kakak bohong" ucap yaya lagi

Blaze dan Thorn segera memeluk yaya dengan erat, berharap mereka bisa cepat tidur. Blaze memeluk yaya dari samping kanan dan thorn memeluk yaya dari samping kiri.

Sekitar 2 menit kemudian terdengar dengkuran kecil dari thorn dan blaze, ternyata mereka sudah tidur nyenyak.

"yeah, berhasil mereka tidur" ucap yaya

pintu di buka, menampakkan seorang pemuda beriris ruby yang tak lain adalah Halilintar. Melihat itu yaya segera menutup matanya agar terlihat seolah-olah dia sedang tidur.

"sudah tidur hm?" tanya halilintar

TBC

Segini dulu aja ya, makasih buat yang masih stay sama uthor

jangan lupa vote ya

oke see u

Thank You For Everything [BoelxYaya] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang