Chapter 2 | Cukup Mengenang

169 23 20
                                    

Playlist | Hal Terindah - Seventeen.

- BAGIAN DUA -

Untuk mengenang biarlah urusanku. Karena, aku tau, sekeras apapun aku berjuang untukmu, tetaplah takdir pemenangnya.

***

"Lo kok nggak ngomong sih sama gue kalau lo di kampus ini? Kenapa Lano yang duluan tau dibandingkan gue?"

Bunga mendecak kesal. "Gue tuh mau kasih kejutan buat lo. Eh, Delano malah ngebocorin," ujarnya.

Tetap saja namanya Aqilla. Perajuk.

"Eh btw, cowok disini ganteng-ganteng banget, ya?" sahut Bunga melirik ke seluruh penjuru kampus. Kini, Bunga dan Aqilla tengah duduk di luar kampus sembari menunggu kedatangan Delano mengambil mobil di parkiran.

"Enggak tau, gue nggak merhatiin itu soalnya," sargah Aqilla.

"Munafik banget sih lo," ejek Bunga. "Masa kampus segede ini nggak ada yang lo taksir?"

"Kita baru beberapa hari disini, Bung. Gue belum kenal satu sama lain," ungkap Aqilla ada benarnya.

"Tapi saat OSPEK ada yang godain lo, nggak?" tanya Bunga memicingkan matanya berharap respon Aqilla sesuai dengan keinginannya.

"Banyaklah."

"Dih! Sombong amat lo!"

"Lah, kan lo nanya," gerutu Aqilla.

***

Negara ini tidak terlalu buruk. Bahkan, cukup lebih menenangkan bagi Cakra.

Ternyata benar. Self healing terbaik itu adalah pindah dari kota. Tapi, kalau orang kayak Cakra lebih milih pindah negara. Biasalah anak sultan!

Kantin yang kini Azka, Tom dan Cakra tempati lumayan ramai oleh mahasiswa seangkatannya. Sampai ada saat dimana seorang wanita bergerak menuju meja yang cowok bertiga itu tempati.

"Excuse me, may i be here?" / "Permisi, bolehkah saya disini?" ujar wanita seusianya.

Cakra, Azka dan Tom saling melirik satu sama lain, bermain mata seakan-akan menunggu persetujuan dari Cakra. Karena, Tom dan Azka tahu bahwa Cakra tidak suka jika ada orang lain masuk dalam lingkungan pertemanannya.

Mungkin kalian akan seperti itu, kan?

Apalagi ada beberapa tipe orang yang tidak mudah berbaur dengan orang lain, namun cukup akrab dengan sahabatnya sendiri.

"Gimana?" bisik Azka yang tentu saja terdengar oleh perempuan itu.

"Cantik, gas kan ajalah biar gue ada teman duduk nih, biar nggak kelihatan jomlo amatlah gue," kekeh Tom.

"Eh, kalian orang Indonesia juga?" Jolycia Mecca. Gadis yang daritadi berdiri langsung duduk begitu saja di samping Tom, sementara diseberang pandangan mereka ada Cakra dan Azka yang masih 1 meja.

"Hai? Gue Jolycia Mecca, panggil aja Cia!" ucap Cia memperkenalkan dirinya dengan senyuman yang sangat ramah.

"Gue Azka, ini Tom dan ini Cakra," ujar Azka pula memperkenalkan ketiga temannya.

CAKRAWALA dan AQILLA 2 (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang