[16.] What's Wrong?

4.3K 401 154
                                    

Bukan hanya sebagai teman, Hyunjin menganggap semua member sebagai saudaranya. Terlahir menjadi anak tunggal membuatnya ingin merasakan hidup memiliki saudara dan sekarang dirinya sudah diberikan kesempatan itu oleh Tuhan.

Karena itu dirinya cepat merasa khawatir begitu ada member yang memiliki masalah atau tingkahnya tidak beres. Itu yang Hyunjin rasakan pada Jeongin.

Beberapa hari ini Jeongin menjadi lebih diam dan susah fokus. Anak itu banyak melamun dan kadang mendesah frustasi. Sampai sekarang Hyunjin tidak tau penyebabnya. Apa masalah dengan murid waktu itu? bukannya masalahnya sudah selesai?

Tidak ada alasan lagi bagi murid itu untuk mengancam Jeongin karena Hyunjin sudah tidak bersekolah lagi, bukan? seharusnya tidak ada yang perlu Jeongin takutkan.

Mereka baru saja selesai melakukan rekaman pada salah satu stasiun tv yang akan ditayangkan saat album mereka dirilis nanti. Dan Jeongin nampak sibuk dengan ponselnya, beberapa kali juga Hyunjin mendengar umpatan anak itu. Tidak biasanya Jeongin seperti ini.

Dengan sedikit ragu Hyunjin menghampiri Jeongin yang duduk di meja belajarnya.

"Jeongin-ah.. mau keluar bersama hyung? ayo makan malam di luar!"

Jeongin menatap Hyunjin dengan ragu.

"Mau tidak? beberapa hari kedepan kita sibuk lho, tidak bisa makan di luar, jadi ayo manfaatkan waktu!" ucap Hyunjin lagi hingga akhirnya Jeongin menganggukkan kepalanya.

"Beritahu yang lain juga hyung, siapa tau ada yang ingin ikut," ucap Jeongin.

Hyunjin menggeleng cepat. "Tidak, kita hanya keluar berdua, kajja!"
.
.

Hyunjin mengunyah makanannya dengan wajah gembira. Ini adalah ramyeon terenak yang pernah ia makan, sedikit berlebihan memang, tapi itu yang Hyunjin pikirkan.

Sedangkan Jeongin, anak itu terlihat beberapa kali ingin berbicara, namun selalu mengurungkannya. Hyunjin hanya diam, membiarkan Jeongin bercerita dengan sendirinya tanpa paksaan, meski ia sendiri benar-benar penasaran.

"Coba makan dengan kimchi ini, rasanya akan luar biasa!" Hyunjin meletakkan kimchi di atas makanan Jeongin.

"Hyung.." panggil Jeongin begitu pelan.

"Eung?" Hyunjin berusaha menajamkan telinganya saat ini.

"na museowo.."

Hyunjin meletakkan sumpitnya lalu mencoba meneliti Jeongin. Benar, anak itu ketakutan.

"Jeongin-ah.. ada sesuatu yang terjadi, bukan? apa masalah serius?" tanya Hyunjin pelan.

"A-aku tidak ingin hyung keluar dari Straykids.." Jeongin tiba-tiba terisak.

Baiklah, ini sepertinya masalah serius. Hyunjin segera memakai mantel dan maskernya juga menyuruh Jeongin melakukan hal yang sama. Membayar makanan lalu pergi keluar.

Tempat paling aman untuk berbicara adalah di perusahaan atau dorm, tapi di dorm akan sedikit sulit. Jadi Hyunjin dan Jeongin berjalan kaki ke gedung kantor yang letaknya cukup dekat dengan restoran yang mereka datangi tadi.

"Gwenchana.. semuanya baik-baik saja," ucap Hyunjin pelan. Ia merangkul Jeongin dan masuk ke dalam gedung.

Tiba di ruang latihan vokal yang begitu senyap, tangis Jeongin pecah saat itu juga dengan isakan yang begitu memilukan membuat Hyunjin jadi ikut merasa takut. Sebenarnya apa yang terjadi?

Hyunjin melepas maskernya lalu bersimpuh di depan Jeongin.

"Apa yang kau takutkan hm? apa ada yang berbuat jahat padamu?" tanya Hyunjin dengan begitu lembut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Insomnia || Hyunjin || SKZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang