[6.] Enam

2.3K 292 83
                                    

"Hyunjin hyung bangun.." Samar samar, Hyunjin mendengar suara milik Jeongin. Begitu membuka matanya, pusing langsung menyerang nya.

"Ughh.. jam berapa ini?" Tanya Hyunjin pelan.

"Sudah jam 7 lebih Hyung, kau kenapa sulit dibangunkan sih?" Jeongin mendudukkan dirinya di tepi ranjang, ia sudah siap dengan almamater berwarna kuning.

Sebenarnya jika bangun jam segini pun mereka tidak akan telat, namun mereka sudah terbiasa berangkat pagi pagi buta agar saat lewat di koridor, suasana masih sepi.

Hyunjin dengan perlahan mendudukkan tubuhnya, selalu seperti ini setiap ia mengonsumsi obat tidur, saat bangun pasti ia merasa pusing.

"Ahh kepalaku pusing sekali.." Ucap Hyunjin.

"Benarkah? Kau terlihat pucat hyung, bagaimana jika kau istirahat saja hari ini." Ucap Joengin khawatir.

"Ani ani... bisakah kau membuatkan hyung teh hangat?" Tanya Hyunjin.

"Um! Tentu, sebaiknya kau mandi dulu hyung." Jawab Jeongin.
.
.
.
Hyunjin sudah siap dengan almamater kuningnya, sama seperti Joengin, mereka berdua sudah duduk di meja makan, Jeongin sudah selesai sarapan beberapa menit yang lalu, saat ini ia hanya menunggu Hyunjin menghabiskan teh nya.

"Hah pusing sekali.." Keluh Hyunjin sambil menjatuhkan kepalanya ke meja makan.

"Aku panggilkan Chan hyung yaa? Tadi dia sudah bangun, tapi dia kembali kekamar, sebentar hyung.."

"Tidak usah Jeongin-ah, tidak perlu memanggil Chan hyung, aku baik baik saja." Ucap Hyunjin cepat, tadi ia dan Chan sempat berpapasan saat Hyunjin ingin pergi ke dapur, namun Chan hanya melewatinya begitu saja, padahal biasanya jika Chan sudah bangun dan melihat Hyunjin akan berangkat sekolah, ia akan memaksa membuatkan bekal untuk Hyunjin.

Jeongin kembali duduk di kurusnya dan menatap Hyunjin dengan kesal. "Kemarin kau baik baik saja hyung, kenapa sekarang bisa pusing?" Tanya Jeongin.

"Molla..hh kajja.." Jawab Hyunjin pelan lalu bangkit dari duduknya.

"Kalau benar benar pusing sebaiknya kau tidak usah sekolah, lebih baik kau istirahat, ah iya nanti juga kau tidak perlu ikut latihan." Ucap Jeongin sambil mengekor pada Hyunjin yang sudah berjalan duluan.

"Gwenchana, ayo cepat!" Hyunjin mengenakan maskernya.
.
.
.
Jeongin dan Hyunjin berjalan beriringan di koridor yang cukup ramai. Mereka sudah terbiasa menjadi pusat perhatian hanya berjalan dengan santai.

"Jeongin-ah!" Hyunjin dan Jeongin menoleh kan kepalanya kebelakang, melihat siapa yang sudah memanggil Jeongin.

Pemuda itu lagi.

"Annyeong haseyo.." Sapanya sambil membungkukkan badan. Hyunjin dan Joengin membalasnya dengan singkat.

"Jeongin-ah, ayo kita ke kelas bersama." Ucap nya dengan senyum lebar.

"H-hyung.. aku ke kelas dulu." ucap Jeongin pelan.

Hyunjin hanya menganggukkan kepalanya membiarkan Jeongin pergi bersama orang itu. Beberapa saat kemudian, Hyunjin berjalan ke arah yang sama dan mengikuti mereka.
.
.
.
Hyunjin melihat semua, bagaimana Jeongin dipukul dan diberikan kata kata kasar oleh siswa tadi, setelahnya ia melihat Jeongin pergi sambil memegang perutnya.

Hyunjin keluar dari balik sekat tempatnya ia melihat semua kejadian tadi, ia berjalan mendekat dengan rahang yang mulai mengeras.

Bugh!

Hyunjin memukul keras pipi pria itu hingga terjatuh.

"Wowow! Sunbae apa yang kau lakukan?" Ucapnya sambil tersenyum.

Insomnia || Hyunjin || SKZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang