SINNER

386 126 566
                                    

Hallo SINNERS

Jam berapa kalian baca SINNER?

Tokoh favorit kalian dicerita ini siapa?

Kalo ada typo kasih tau.

•••☠️•••

Kadangkala, berpura-pura itu penting.
Karena mahkluk yang bernama manusia hanya ingin tahu bahagia mu bukan sedih mu.

— S I N N E R —

•••☠️•••

Bab 9

Bagi Nayyara, tidak ada kata bosan untuk memperhatikan Glen. 5 hari dalam seminggu, tak pernah Nayyara absen untuk mengagumi cowok berkacamata itu.

Seperti sekarang. Saat bel istirahat berbunyi lima menit ya lalu, Nayyara belum juga memakan makan siangnya. Gadis itu hanya menopang dagu dan tatapannya fokus pada Glen yang sedang makan dengan tenang pada bangku yang tidak jauh dari tempat Nayyara.

Tidak ada niatan untuk Nayyara menghampiri dan makan bersama di sana. Dia sudah tahu betul, pasti cowok berkacamata itu akan pergi saat dia mendekatinya.

Selalu seperti itu, setiap harinya.

Kadang, Nayyara lelah terus mengejar Glen yang selalu menjauhinya. Mengharapkan Glen yang tidak cinta padanya. Memberi perhatian pada Glen meski cowok itu selalu menolaknya.

Tapi cinta butuh perjuangan, bukan?

Maka inilah perjuangan Nayyara Rafani untuk meluluhkan cowok dingin bernama Glen Athalla.

Meski pun Nayyara tidak tahu sampai kapan ia terus berharap. Karena sudah hampir satu tahun, semua usahanya belum juga membuahkan hasil.

"Dor!"

Nayyara terjolak kaget hingga jantungnya berdebar dengan ritme tak beraturan, saat seseorang tiba-tiba saja menepuk kedua sisi pundaknya dari belakang.

Kepala Nayyara menoleh dan mendapati Devi yang tersenyum menang karena berhasil mengejutkan gadis peringkat tiga itu.

"Devi... kaget tau!" Nayyara mengelus dadanya yang berdegup tak beraturan. "Untung gua gak ada penyakit jantung."

Devi hanya cengengesan sambil duduk di sebelah Nayyara. "Ya maaf. Abis dari tadi gua panggilin, gak denger. 'Kan kesel."

"Lo manggil gua?"

Devi menjengit sekali. "Hmm, tapi lo gak nengok dari tadi. Boro-boro nengok, denger aja juga enggak 'kan?"

Kini gantian Nayyara yang cengengesan tanpa dosa.

"Liatin siapa sih, sampe segitu fokusnya?"

Pandangan Devi menatap yang terarah saat Nayyara mengendikkan dagunya sekali pada cowok di depan.

"Cih, Glen lagi, Glen lagi." Devi berdecih seraya merotasi bola matanya malas. "Gak bosen apa?"

"Enggak," jawab Nayyara cepat.

"Gak cape ngejar terus?"

"Enggak."

"Gak sakit hati, ditolak terus?"

Butuh tiga detik sampai akhirnya Nayyara menemukan jawabannya, "Enggak."

"Bucin kelas VIP emang beda," cibir Devi sambil menghisap jus jeruk milik Nayyara.

Saat manik matanya menaik dan kembali menatap Glen, tanpa sengaja saat itu juga Glen sedang memperhatikan Devi dari tempatnya hingga membuat tatapan mereka berdua bertemu. Mereka saling bertukar pandang yang yang hanya dimengerti oleh mereka berdua.

SINNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang