Sore SINNERS!
Sebelum baca, alangkah baiknya follow dulu dong YusniaMhrn biar cepat 2K followers.
Sebut satu tokoh yang kalian benci di cerita ini?
Kalo ada typo atau cacat dialog/narasi kasih tau ya.
•••☠️•••
Selalu berbuat baik, bukan berarti tidak bisa berbuat jahat.
- S I N N E R -
•••️☠️•••
Bab 10
Di satu malam gelap gulita tanpa adanya bulan dan bintang yang menerangi, Herman masih saja mendorong gerobak bakso nya, menelusuri jalan setapak di kawasan padat penduduk ibu kota Jakarta dengan rengsa.
Sembari menuju arah pulang, sesekali Herman mengetuk-etukkan sendok pada mangkuk hingga menghasilkan bunyi nyaring —khas tukang bakso. Berharap masih ada seseorang yang berniat untuk membeli dagangannya yang masih terbilang banyak.
Namun nyatanya nihil.
Hingga sampai di depan kontrakannya, tidak ada lagi satu pun orang yang membeli. Dipastikan, barang dagangan lagi-lagi tidak habis dan ia mengalami kerugian.
"Assalamualaikum, Kinan, bapak pulang," ucap Herman saat memasuki rumah petakan tersebut.
Berharap ada suara ceria yang menjawab salamnya setiap kali masuk kedalam kontrakan.
Berharap masih ada gadis cantik yang tersenyum sumringah, menyambutnya pulang.
Berharap rasa pegal selama berdagang menghilang seketika gadis itu memeluk tubuhnya.
Tapi, berharap pada yang tidak pasti terjadi, memang lah menyakitkan.
Itu lah yang kini dirasakan oleh Herman. Tertampar realita sebab semua harapan yang Herman inginkan tidak akan pernah terwujud, karena anak kesayangannya kini telah tertidur panjang dan tak akan terbangun lagi.
"Bapak, Kinan cocok gak pakai ini?"
Herman yang sedang mencuci gerobak bakso di Minggu pagi memberhentikan aktivitasnya sejenak. Tatapannya menilik dari atas ke bawah pada Kinan yang berdiri sambil bergaya sok cantik, memamerkan seragam baru dengan logo SMA Aksara Bangsa di sebelah kiri.
"Cocok, kamu cantik pakai itu," puji Herman.
Masih ingat dalam ingatan, bagaimana Kinan tersenyum saat Herman memujinya kala itu. Senyum merekah hingga menampakkan deretan giginya dan mata berbinar karena saking senang.
"Kinan gak sabar deh, mau pake ini dan sekolah di sana." Gadis itu menumpukan lengangnya pada ambang pintu. "Nanti Bapak anterin Kinan ya, di hari pertama sekolah. Gak pa-pa, bawa gerobak baksonya. Sekalian jalan dagang."
Herman melirik sekejap sambil memeras kanebo yang basah. "Emangnya kamu gak malu?"
"Malu kenapa?" Dahi Kinan mengerut. "Karena Bapak gak seganteng Leonardo Dicaprio?" tebaknya asal, membuat Herman terkekeh.
"Ya ... walaupun Bapak gak seganteng Leonardo Dicaprio, tapi Kinan gak pernah malu kok, punya bapak kaya Bapak." Herman merasa tersentuh mendengar penuturan Kinan.
Seketika tubuh Herman terpaku saat anak gadisnya itu memeluk dan menyandarkan kepala pada punggungnya.
"Karena Kinan yakin, Leonardo Dicaprio gak bisa buat bakso seenak buatan Bapak."
KAMU SEDANG MEMBACA
SINNER
Mystery / ThrillerAwal semester baru saja dimulai, namun SMA Aksara Bangsa sudah dibuat gempar dengan penemuan sesosok mayat yang telah membusuk, tergantung di dalam toilet wanita. Belum jelas apa penyebabnya, namun kematian baru terus saja terjadi secara beruntun. M...