13. PEMBERIAN MAMA

94 25 4
                                    

13. PEMBERIAN MAMA

Ada yang rindu sama Litta? Semoga ada yang jawab, aamiin!😁😜

Author: aku rindu sama Litta, ihihi.
Maaf-maaf, kalau ada typo yaa❤

***

Cahaya mentari menerobos memaksa masuk melalui bukaan jendela kamar Litta. Meskipun badannya masih terasa nyeri dan sakit, pagi ini Litta memaksa untuk pergi ke sekolah. Dengan jantung yang berdebar-debar hebat, ia berharap kalau yang dikatakan Mamanya kemarin, itu hanya sekedar ancaman baginya agar ia tidak lagi mengulangi kesalahan. Walaupun pada kenyataannya ia merupakan korban dalam hal ini. Luna, adalah seseorang yang saat ini ada di benaknya. Ingin sekali Litta menanyakan kejadian semalam kepada adiknya itu.

Sekarang perempuan berseragam berbalut cardigan berwarna hijau mint dengan model lengan balon itu duduk di hadapan meja riasnya yang berwarna putih. Memandang wajah yang terlihat pucat menyeramkan dari pantulan cermin. Meski bibirnya sudah di beri perwarna namun hal itu belum cukup memengaruhi wajahnya agar terlihat segar.

Litta menghela napsanya. Mengeluh dengan semua derita yang kini bertumpuk di bahunya. Derita yang tidak tahu titik berakhirnya. Derita yang semakin membuatnya jatuh ke dalam jurang kesakitan. Kesakitan yang tidak pernah terbayangkan akan menimpa hidupnya selama 10 tahun ini. Hidup hampa tanpa merasakan kasih sayang seorang Mama.

Dua bola mata Litta melirik pada sebuah buket berwarna biru pastel dengan ukuran yang tidak terlalu besar berisi makanan ringan. Litta menyadari keberadaan buket pemberian Zeline di saat Erland sudah pergi dari kamarnya. Setelah tidak sadarkan diri di kamar mandi, Litta tidak tahu apa yang terjadi menimpanya setelah itu. Ia terkejut ketika terbangun sudah berada di atas kasur dan kemunculan Erland di kamarnya. Litta menarik secarik kertas berwarna biru pastel di hias menggunakan spidol yang terlihat cantik terselip di antara makanan ringan tersebut. Litta meraihnya kemudian membaca untuk yang kedua kalinya.

Ta, soryy gue maksa pengen tau rumah lo. Gue yang bantuin lo, gue masuk lewat kamar lo. Oke gue kaya maling, tapi plis itu demi sahabat gue
Tadi waktu gue jalan-jalan sama bokap, gue lihat lo. Jadi gue ngikutin lo. Sorry ya, gue janji deh! gue bakal amnesia sama rumah lo, hehe.
Cepet sembuh Bu Ketos

Tertanda
Zeline Indira, boy-nya SMA Priority

Senyum Litta terbit setelah selesai membaca isi dari kertas itu. Meja riasnya kali ini tidak hanya di penuhi barang-barang kesayangannya tetapi juga camilan yang sudah di beri oleh Zeline. Sayangnya, ia tidak merasakan lapar, yang dirasakan Litta saat ini adalah sakit yang teramat mendalam. Sakit yang semakin mengiris hatinya.

Dengan hati-hati tangannya menarik laci meja riasnya. Mengambil sebuah kotak berukuran cukup besar berwarna putih yang ditaburi hiasan tiga bunga kecil pada bagian tutupnya. Terlihat mulai tua dan usang di makan waktu namun masih ia simpan dengan rapih. Memandangnya dengan mata berkilauan di penuhi air mata.

Selembar foto yang memperlihatkan seorang bayi berusia sekitar 8 bulan berada dalam gendongan Ayah dan Mamanya. Berada di tengah antara kedua orangtuanya, terpampang jelas ketika Litta berhasil membuka kotak itu. Air mata mengalir di pipinya saat Litta menggenggamnya dengan erat. Dengan bertema kan resmi, tampak Ayahnya memakai jas berwarna hitam sedangkan Mamanya memakai dress berwarna baby pink yang model dan motifnya sama dengan dress yang di kenakan Litta.

Foto itu tampak sudah jelek dan tidak sempurna lagi. Banyak coretan yang mengotorinya termasuk bagian wajah kedua orangtuanya. Namun Litta masih merasa bahagia melihat Mama dan Ayahnya begitu menyayanginya. Dulu.

SHALITTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang