21. SHALITTA : TELEPON

77 21 8
                                    

Hai! Selamat membaca ya❤buat kamu yang mampir ke sini, ehehe. Maafin ya kalau ada typo. Happy reading❤

 Happy reading❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

21. SHALITTA : TELEPON

“Ah yang benaran lo?!”

“Sumpah! Ngapain juga gue bohong,”
tegasnya sekali lagi. “Gue emang liat dan denger sendiri kalau Kak Litta sebut-sebut nama Luna,”

“Najis banget sih kalau iya. Dasar pelakor, punya kakak sendiri aja di embat,”

“Iya iya dia ngga bohong," ujar seorang gadis yang sejak tadi diam.  Sibuk mengotak-atik ponselnya. "Liat dehh! Di website sekolah aja rame. Najisun ihh!" ia menyerahkan ponsel pada temannya.

"Lol anjir! Jalang banget!" umpat si gadis satu lagi.

Kedatangan Luna Di sekolah, ia merasakan hal berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Ketika itu, ia selalu mendapatkan sapaan hangat dan senyuman manis. Baik itu dari teman seangkatan atau bahkan dari kakak kelasnya.

Calm down girl, mereka lagi ya punya duit. Jadi gak mood buat sapa gue. Katanya dalam hati.

Perempuan itu mengenakan rok di luar aturan sekolah, rok yang dikenakannya hari ini terlihat begitu pendek dengan rambut yang sengaja ia cepol dan menyisakan anak rambutnya membingkai wajahnya. Luna tetap tidak peduli dan tetap meneruskan langkahnya. Meski begitu, ia sadar dan merasa ketika berjalan di sepanjang koridor semua orang di sana terlihat membicarakannya. Membuatnya risih serta terganggu. Namun, ia harus tetap menjaga image-nya.

“Cantik-cantik kelakuan kaya Anjing,”

“Ihh ngga boleh kasar, nanti anjingnya marah. Hahaha,”

Pura-pura tidak mendengar adalah pilihan Luna untuk kali ini. Jujur saja, ia pun sangat penasaran dengan tindakan juga perilaku mereka. Hingga tersisa beberapa langkah lagi untuk sampai di dalam kelasnya. Luna di tarik paksa oleh seseorang.

“Aw, sakit anj—Yara,” ujar Luna terkejut. Ia mengelus-elus pergelangan tangannya yang meninggalkan jejak sakit dan merah.

“Lo apa-apaan sih, pagi-pagi udah rusuh!” ujar Luna lagi. Sekarang ia Sudah mulai terlihat kesal. Kesal karena Yara dan kesal dengan semua orang. Mood-nya langsung memburuk saat itu juga.

Yara mendelik malas. Kemudian ia kembali memandangi wajah sahabatnya yang sedang dalam masalah.

“Lo yang lagi rusuh,”

Why? Gue?” tanyanya biasa saja.

Yara berdecak kesal. Tanpa mau berbasi-basi, perempuan itu mengeluarkan ponselnya kemudian menyodorkannya kepada Luna dalam kondisi sudah menyala dan menampilkan sebuah gambar disertai suara.

Luna sempat malas untuk menerimanya, namun ia begitu penasaran 'rusuh' apa yang di maksud temannya itu. Dengan jutek ia mengambil ponsel berwarna hitam tersebut.

SHALITTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang