Chapters V : Sangkar Kelabu Sang Tuan

97 6 0
                                    

Sinar mentari terlihat masuk dicelah-celah jendela menembus sebuah ruangan kecil.

Sepasang mata yang terpejam nampak bergerak terbuka perlahan, memperlihatkan iris matanya yang indah dengan rasa pening yang hebat di kepalanya.

"Ah." Ringisan kecil keluar dari bibirnya, saat dia merasakan ternyata bukan hanya kepalanya saja yang sakit, tapi juga menyebar di beberapa bagian badannya. Apa yang terjadi padanya?.

Selimut yang terpasang dibadannya jatuh tergeletak ketika gadis itu bangkit terduduk dari pembaringannya. Dalam benaknya dia bertanya sudah berapa lama dia tertidur, karena terlihat hari sudah mulai memasuki siang.

Kemudian matanya melirik ke jam tuanya yang ternyata sudah menunjukkan pukul 11 siang. pantas saja, pikirnya.

Gadis itu pun menghembuskan napasnya pelan. Namun kemudian dia sedikit mengernyitkan keningnya, dan pandangannya segera menyusuri diseluruh ruang kecil ini. Tunggu sebentar ada yang aneh disini?.

Dalam termenungnya tiba-tiba kedua matanya melebar dan tubuhnya bergetar hebat ketika memori semalam menghantam dalam ingatannya dengan jelas.

'Tuan pembunuh.' Batinnya.

Gadis itu pun segera berdiri dan sedikit berjalan cepat hingga menimbulkan suara derap langkah di lantai kayu itu.

CEKLEK...

Suara pintu yang terbuka seketika membuat tubuhnya membeku.  Terlihat kini dihadapannya berdiri seseorang yang ada dipikiran gadis itu.

Seorang pria yang baru saja keluar dari bilik kamar mandi kecilnya, dengan penampilan basah pada rambut dan tubuh telanjangnya yang hanya di lindungi oleh handuk yang menggantung menutupi area pinggang kebawah.

"Oh sudah bangun tikus kecil?." Tanya lelaki itu menatap datar perempuan yang terdiam dalam posisinya.

Gadis itu menutup mulutnya dengan kedua tangannya tidak percaya. Bagaimana bisa lelaki itu ada dirumahnya sekarang dan bertindak biasa. Ini sangat aneh.

Melihat gelagat gadis dihadapannya ini membuat dia memutar mata bosan dan jengah, ditambah gadis itu hanya terdiam dan menghalanginya.

"Minggir."

DUG...

Bunyi debaman keras di lantai kayu itu terdengar nyaring. Tubuh gadis itu terjungkal duduk di lantai, akibat tendangan yang tidak terlalu keras di bagian bahu kirinya.

'Bedebah!.' Batin gadis itu memaki.

Dia pun mengelus bagian pantat dan pinggangnya yang sakit sambil menatap lelaki itu dengan tajam, seakan tidak menerima perlakuan lelaki itu.

Memandang tatapan yang perempuan itu layangkan padanya, membuat lelaki itu hanya mendengus remeh dan berjalan melewatinya.

"Kau yang menghalangi jalan. Jadi tidak usah menatapku dengan tatapan geli mu itu." Dia segera mengambil pakaiannya yang tergantung dan menggantinya di hadapan gadis itu tanpa ada rasa malu.

Sementara gadis itu hanya terdiam sambil memalingkan wajah kearah lain. Dia tidak ada rasa malu. Pikirnya.

"Sedang a-apa tuan disini?." Tanya gadis itu.

Lelaki itu tak menjawab, sembari melangkah menuju kearah lemari penyimpanannya untuk mencari sesuatu.

"Apa kau punya sesuatu yang bisa dimakan tikus kecil?."

Merasa lelaki itu mengabaikan pertanyaannya sebelumnya, membuat gadis itu sedikit merasa kesal. Namun teringat akan makanan instan yang dia beli hanya untuknya hari ini, membuat dia menghela napas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Please, Take My Death Mr. PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang