Benang Merah 11

2.8K 163 14
                                    

Barra yang mendengar itu langsung berlari menghampiri Alia ke kamarnya.

Barra membuka pintu kamar Alia dengan tidak sabaran dan di dalam kamar itu Alia sedang memasukkan barang-barangnya kedalam koper.

Dia akan mengakhiri hari ini, dia sudah tidak kuat lagi untuk bersabar menghadapi tingkah Mega dan sikap tidak peka Barra.

"Sayang, please jangan pergi," kata Barra dan memeluk tubuh Alia dengan erat.

"Maafin mas, mas memang bodoh karena tidak menyadari perubahan kamu," kata Barra dengan air matanya.

Penyesalan yang sangat besar didalam hidup Barra, dia menyakiti perempuan yang sangat baik seperti Alia dan menyakiti hati dari calon ibu anak-anaknya.

Dia terlalu dibutakan oleh perasaan cinta monyet terhadap Mega, sampai-sampai dia tidak menyadari kalo sudah menyakiti cinta sejatinya sendiri.

"Cukup mas, aku sudah tidak kuat lagi menghadapi ini, sekarang aku serahkan semua kepada mas, terserah mas kalo mau menceraikan aku, aku akan terima dengan ikhlas," kata Alia dengan air mata yang dari tadi dia tahan akhirnya meluncur turun juga.

"Nggak sayang, mas tidak akan melakukan itu, mas tidak akan pernah melepas kamu sampai kapapun, kamu akan tetap menjadi istri mas," kata Barra dengan air matanya yang semakin deras.

Dia tidak mau menyesal karena melepaskan perempuan yang sangat baik seperti Alia, bahkan Alia masih mau melayaninya padahal Barra sudah menyakiti hatinya berulang kali.

"Mau sampai kapan mas menyakiti aku seperti ini, mau sampai kapan mas menguji kesabaran aku?" Tanya Alia, "awalnya aku pikir mas akan menggantikan sosok abi dalam hidup aku, tapi nyatanya mas melakukan hal yang tidak pernah abi lakukan kepadaku, abi tidak pernah menyakiti aku sedikit pun, tapi mas malah menyakiti aku sesakit sakitnya" kata Alia.

Hati Barra seperti tertusuk ribuan pisau, dia melupakan janjinya kepada umi Zahra dan abi Alif, untuk menjaga dan memberikan kebahagiaan kepada Alia.

"Kasih mas kesempatan kedua sayang, mas janji akan memperbaiki semuanya, please sayang berikan mas kesempatan kedua itu, mas mau berubah," mohon Barra.

"Apa yang akan aku dapatkan kalo mas, menyia-nyiakan kesempatan kedua yang aku kasih?" Tanya Alia.

"Mas, akan melepaskan kamu, mas, akan membiarkan kamu pergi meninggalkan mas, mas, tidak akan menahan kamu lagi," jawab Barra dengan cepat dan melonggarkan pelukan mereka.

Barra memegang kedua bahu Alia dan menatap mata Alia dengan dalam, mata mereka sama berkaca-kaca dan merah karena habis menangis.

"Kamu mau meaafkan mas dan kasih mas kesempatan kedua?" Tanya Barra dengan tatapan mata yang berharap.

Alia membalas tatapan mata Barra dan menganggukkan kepalanya dengan lemah.

Tidak ada salahnya buat Alia memberikan Barra kesempatan kedua, tapi kalo Barra menyia-nyiakan kesempatan kedua yang Alia kasih, maka Alia akan langsung pergi jauh dari Barra.

Bibir Barra tertarik ke atas dan dia langsung memeluk Alia dengan erat.

"Makasih sayang, mas tidak akan menyia-nyiakan kesempatan kedua yang kamu kasih kepada mas," kata Barra dan mencium puncak kepala Alia yang tertutup hijab.

Alia menganggukkan kepalanya dan membalas pelukan Barra.

"Ya Allah, semoga ini awal dari kebahagiaan kami setelah badai yang kami lalui," kata Alia di dalam hatinya.

Barra, melepas pelukan mereka dan telapak tangannya memegang perut Alia.

"Kenapa menyembunyikan kehadirannya dari mas?" Tanya Brra dan menatap mata Alia.

BENANG MERAH (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang