lollipop and cigarette's || soogyu [ ✓ ]

dieciséis

- sekarang aku mengerti bahwa mempercayai manusia itu suatu kesalahan yang fatal -

beomgyu mengajak soobin bertemu di cafe saat pertama kalinya soobin menyatakan perasaannya.

soobin berusaha untuk terlihat tidak terjadi apa-apa di antara mereka.

"akhirnya gyu kita bisa habisin waktu bareng lagi, aku kangen banget sama kamu"

"hmm aku juga"

"gyu, kenapa?"

"apanya?"

"kamu jauh lebih cuek"

"oh ga sih biasa aja"

"jangan bohong gyu"

beomgyu mendengus kasar "kamu aja yang jujur sekarang! maksud jalan sama cewe apa hah? enak banget ya, asik main sama orang sedangan aku lagi susah berjuang"

"maksudnya?"

"kamu tega ya sama aku. disaat aku lagi berjuang untuk bisa masuk di univ yang sama dengan kamu, kamu malah asik sama cewe? maksud kamu apa hah kak?!"

"gyu tenang dulu, biarin aku jelasin semuanya"

"halah gue udah tau semuanya dari chenle, gak usah sok peduli lagi sama gue brengsek" beomgyu menepis tangan soobin yang menggengam punggung tangan kanannya.

"gyu pliss hear me"

"udah ada bukti masih mau bohong?! nyesel gue kak, nyesel percaya sama lu, nyesel jadian sama lu, nyesel nerima lu jadi pacar gue, nyesel gue ngelakuin itu sama lu dan satu lagi, gue nyesel udah menaruh rasa percaya sama lu!"

"gyu listen to me, i told the truth. just you in my thoughts, just you in my heart"

"ngilang aja tiba-tiba kayak signal. signal ilang gara-gara ditabrak megalodon, ini ilang gegara ngerdus. haduh gila gila, napa gue bisa mau sama lu ya kak"

"gyu trust me"

"no i hate you kak. hati itu gak bisa dipilih. gak usah ketemu gue lagi! i fucking hate you"

"gyu aku gak gitu"

"adakah bajingan yang mengakui kebajingannya? gue rasa tidak"

"BEOMGYU DENGERIN DULU"

semua telah terlambat, beomgyu sudah berlari kembali ke mobilnya. dengan cepat menancapkan gas tanpa peduli dengan omongan soobin.

beomgyu memarkirkan mobilnya ke suatu tempat sepi. disaat mobil berhenti sempurna, beomgyu melepas semua emosinya.

ia menangis dengan kuat. air mata kekecewaan bercampur kekesalan bersatu mengalir deras membasahi pipi halus itu. tangannya memukul kuat stir mobil yang ada di hadapannya.

tubuhnya melemas, ia memutuskan untuk menurunkan sandaran pada bangku mobil.

semua usaha yang ia lakukan agar bisa masuk di universitas yang sama dengan soobin hanya menjadi sebuah kobodohan. mengapa ia terus mudah percaya dengan perkataan soobin? mengapa ia begitu jatuh dalam pesona soobin? MENGAPA?