1•

3.9K 765 59
                                    

Banyak sekali manusia-manusia yang melihat ke Ranaya yang tengah berdiri di dalam sebuah tempat air yang dangkal bukan laut atau semacam nya. Karena ini berada di tengah-tengah sebuah taman berarti ini adalah danau buatan.

“Neng.. neng.. udah gak papa?” tanya seorang ibu-ibu yang memegangi tangan Ranaya.

Ibu itu menuntun Ranaya untuk duduk lesehan di rumput hijau. “Sini neng duduk dulu.”

“Syok ya neng,” ucap ibu-ibu lain nya sambil memberikan Ranaya segelas air putih. “Atuh neng kalau bawa motor hati-hati, masa bisa nyungsep.”

Ranaya minum dengan perlahan, netra nya tidak lepas melihat sekitar.

“Pak ini kunci motor nya,” kata seorang pemuda memberikan kunci motor kepada bapak-bapak yang berdiri di depan Ranaya. "Rem motor nya blong itu, jadi gak berfungsi,” sambung pemuda itu.

Ranaya hanya diam pikiran nya berantakan tidak tau harus berfikir ke arah mana.

“Nih neng, motor nya kudu di taro bengkel neng. Rem nya bermasalah makannya si eneng jadi nyungsep,” kata bapak-bapak itu menyerah kan kunci motor kepada Ranaya.

Ranaya mengambil nya dengan tangan kanan, bibir nya masih terkatup. Dia hanya membalas dengan menganggukan kepala nya.

“Itu neng motor nya, udah di pindahin ke situ.” Ibu-ibu itu menunjuk ke arah motor bebek berwarna kuning lusuh.

Mereka meninggalkan Ranaya, karena orang-orang tadi adalah pedagang yang memiliki warung di sekitar taman.

“Kak ini ponsel sama brosur nya, sama ini makanan yang jatuh tadi,” sahut anak kecil memberikan benda-benda yang tadi ikut terjatuh kedalam air.

Ranaya menerima ponsel itu dan mengucapkan terimakasih, sebuah ponsel jadul yang ia terima. Terlihat dari penampilan nya, ponsel itu tergolong ponsel lama yang hanya bisa membuka sms dan tidak ada sosial media lain nya.

Ponsel itu mati total karena terlalu lama di dalam air. Ranaya melihat selembaran brosur makanan, di lihat dari model motor nya itu adalah motor katering. Ia melihat alamat yang tertera, karena tidak tahu harus kemana jadi Ranaya memilih mengikuti alamat di dalam brosur itu.

¥¥¥

Akhirnya Ranaya sampai di alamat yang tertera dengan bertanya kepada orang sekitar hingga hari sudah menggelap matahari juga sudah di gantikan oleh cahaya bulan.

“Kamu saya pecat! Saya gak peduli kamu anak dari temen saya sekalipun, kalau kerja nya gak becus begini siapa yang mau nerima kamu hah!” teriak ibu-ibu di depan toko nya melihat kedatangan gadis lusuh yang sedang menuntun sepeda motor nya.

“Di kasih kesempatan malah ngelunjak kamu ya! Gara-gara kamu saya rugi tau gak! Cuma nganterin makanan saja kamu tidak becus,” kata ibu-ibu itu dengan nada jengkel. Ia mendorong tangan Ranaya dari motor itu.

Ranaya belum terlalu paham dengan situasi saat ini jadi dia memilih untuk diam.

“Silahkan pergi dan jangan datang lagi kesini, kamu tidak dapat gaji. Gaji kamu saya pakai buat membayar kerugian.” Ibu-ibu itu menyeret Ranaya hingga ke tepi jalanan, tidak membiarkan ia mendekati toko itu.

Ibu-ibu itu mendorong kuat Ranaya agar segera pergi, karena sudah di usir Ranaya pun memilih untuk menjauh dari toko itu. Ia mengikuti arah dari jalan tadi. Ranaya juga tidak tau harus kemana, ia sempat melihat wajah nya di kaca spion motor.

Wajah nya sanget berbeda dari wajah nya dulu, sekarang ia menjadi lebih muda. Tapi Ranaya tidak yakin jika ia mengulang kehidupan nya karena wajah Ranaya dulu waktu muda tidak memiliki tahi lalat di hidung.

Become The Main CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang