Ganesha menghela nafas nya lega, saat ini ia sudah berada di depan gerbang SMA Rajawali. Bangunan elite langsung terlihat, entah mengapa senyum nya mengembang tat kala melihat para siswa/siswi yang mengenakan seragam SMA.
Ganesha jadi teringat masa-masa ketika ia sekolah dulu, di tahun terakhir ia banyak memiliki teman dan kenangan yang indah. Ia pun melangkah masuk ke dalam, dengan menggendong tas di pundak nya.
Hembusan angin membuat rambut nya yang sudah rapi menjadi beterbangan. Tatapan kagum dari siswa/siswi yang berlalu lalang, memang Ganesha siswi yang cantik namun sayang hanya sebatas murid beasiswa.
Dugh
Kepala Ganesha sontak menunduk ketika sebuah benda sengaja di lempar dari belakang kepalanya.
“Aduh, caper banget berdiri di tengah jalan," sinis seorang laki-laki yang baru saja berdiri di samping Ganesha. “Bawain tas gue,” perintah nya.
Ganesha mendongak memperhatikan sosok laki-laki yang melemparnya dengan tas. Memakai celana sekolah yang di cutbray, seragam yang di balut dengan jaket jeans berwarna biru gelap, sepatu sneakers warna hitam putih, dan memakai bandana berwarna hitam yang di ikat di lengan sebelah kiri.
Tunggu suara nya juga tidak asing, seperti laki-laki yang mengatai nya miskin kemarin malam. Gibran Holister Winston, nama laki-laki itu dan paling gampang di kenali karena suka menggunakan celana cutbray.
“Cepetan!” bentak Gibran.
“I-iya.” Jawab Ganesha.
Ganesha langsung mengambil tas yang sudah tergeletak di bawah, mengingat ini area sekolah. Ia mengikuti langkah Gibran dari belakang. Sedikit merasa ada yang aneh, karena wajah Gibran terlihat baik-baik saja.
Setau nya ketika Ganesha di pecat dalam pekerjaan katering. Keesokan hari nya teman Sean yang bernama Gibran akan memiliki wajah yang lebam karena berkelahi dengan Sean. Karena Gibran lah orang yang mengotak-atik motor Ganesha dalam mengantar makanan kemarin.
Dukh
"Awhs,” ringis Ganesha. Lagi-lagi seseorang menyenggol pundak nya dengan keras.
Laki-laki yang menyenggol Ganesha langsung berlalu tanpa mengucapkan sepatah kata pun, namun sebelum pergi orang itu melirik sekilas ke arah Ganesha.
Mata yang tajam, rambut tertata rapi, seragam yang rapi di masukan ke celana berbalut jaket jeans yang sama seperti Gibran, wajah nya datar terkesan dingin. Orang yang barusan adalah Ocean Alexander Grahams, tokoh utama pria dam novel My cold ketos.
Wait, kenapa Sean lansung pergi, dia seharus nya mengambil tas Gibran yang bawa oleh Ganesha dan melemparkan ke arah teman nya itu.
Byurr
Mata Ganesha membola seketika, belum selesai memikirkan alur novel yang sedikit melenceng. Tumpahan air langsung merembes di sekujur tubuh nya.
“Ups, Sorry.” Ucap laki-laki dari belakang Ganesha dengan amat santai nya.
Ganesha memejamkan matanya, merasakan dingin yang mulai turun dari kepalanya.
"Maaf ya, lagian sih di tengah jalan." Tristan laki-laki itu berucap tanpa merasa bersalah.
Tristan Alvaro Charleston, laki-laki jakung berkulit putih di lengkapi bahu yang lebar. Berdiri di belakang Ganesha dengan sebelah tangan yang sengaja menumpahkan gelas plastik berisi minuman coklat.
Tristan memasuki koridor dengan santai menghiraukan apa yang baru saja ia perbuat, ia memakai kacamata hitam di hidung mancungnya membuat siswi berteriak histeris seolah-olah idola mereka telah melakukan hal yang keren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become The Main Character
Teen FictionRanaya Mahendra seorang gadis yang selalu di tuntut menjadi sempurna, semua nya baik-baik saja hingga sahabat dekat nya tega membongkar segala aib Ranaya semasa SMA. Ranaya yang ingin mendingin kan pikiran nya di sebuah jembatan tidak sengaja terjat...