3•

3.5K 706 181
                                    

“Benar apa nya? Aku yang yang merawat dia sedari kecil. Aku memandikan nya, aku yang mengajarkan nya berjalan, menulis bahkan berbicara hiks..” Audy terisak, membuat Ranaya sedikit terenyuh.

Ya hanya sedikit saja. Melihat adegan ini benar-benar seperti sedang menonton film indosi*r secara langsung. Perkataan Audy yang seharusnya di ucapkan nanti ketika Ganesha akan di bawa pergi oleh kakek nya, ayah dari Ibu kandung Ganesha.

Ganesha tidak beranjak dari depan pintu, ia masih berdiri tidak mau repot-repot harus memenangkan Audy yang sedang menangis. Bagi nya ini adalah keegoisan Audy sendiri, ia tidak memberi tahu Ganesha yang sebenarnya karena ia tidak ingin pemasukan uang di berikan oleh Wina akan di hentikan.

“Ganesh, masuk ke kamar!” Perintah Arya mengarah pada Ganesha yang tengah berdiri.

Ganesha yang mendengar perintah Arya langsung meninggalkan area ruang tamu dan menuju ke arah kamar nya yang berada di dekat dapur.

Setibanya di kamar Ganesha langsung duduk di tepian kasur, ukuran nya hanya setengah dari kasur nya dulu dan juga tidak terlalu empuk. Cat tembok berwarna biru laut dan banyak lukisan di dinding. Ganesha penyuka seni, saat sedang banyak pikiran Ganesha pasti akan melukis.

Berbeda dengan Ranaya saat stress akibat tuntutan orang tua nya, ia akan melampiaskan nya dengan menulis rumus-rumus matematika di buku walaupun ia sudah hafal. Bahkan ada buku rumus yang sampai sobek karena Ranaya menulis dengan penuh tekanan untuk melampiaskan rasa emosi nya.

“Huftt.” Ganesha menghela nafas nya, panas. Tidak ada AC di kamar ini hanya ada satu kipas angin yang tertempel di dinding.

Ganesha merebahkan badan nya, menatap dinding langit kamar nya. Tangan nya tidak sengaja mengambil buku yang berada di bawah bantal.

“Ocean Alexander Grahams,” gumam nya melihat nama yang tertera di luar buku.

Ia membuka buku itu, hanya berisi mata pelajaran fisika. Tulisan tangan yang rapi, memang image ketua osis yang disiplin. Ah, buku Sean berada dengan Ganesha karena ia mengoreksi tugas Sean. Mencari kesempatan, agar nanti nya Ganesha bisa berbicara dengan Sean.

“Gue harus ikutin alur atau ngerubah ya?” tanya Ganesha pada dirinya sendiri.

Mengingat berada di tubuh tokoh utama wanita yang korban bullying namun akan berakhir indah. Atau ia harus merubah nya karena mungkin alur ini berubah ketika dirinya masuk ke dalam novel.

Well I think not bad, ngikutin alur jadi ratu nya Sean.” Ganesha terkekeh pelan mengingat diri nya masuk ke dalam tokoh utama, jadi tidak terlalu buruk.

Mengikuti alur novel tidak harus mengikuti sifat asli Ganesha yang penuh kasih sayang, hanya perlu mengikuti jalan cerita yang tertulis.

“Sampai mana ya alur nya? Kalau masih sama kaya di novel, gue tinggal ikutin aja setiap scene nya. Tapi kalau nggak---? Pikirin nanti aja.”

Keputusan nya sudah bulat menderita sebentar tidak terlalu masalah demi kehidupan yang bahagia nanti nya. Setidak nya hanya beberapa bulan lagi.

Mengingat Ganesha di pecat dalam pekerjaan nya mengantar katering berarti ini sudah di pertengahan alur, konflik dimana Sean dan Ganesha sudah mulai dekat namun di tentang oleh teman-teman dari Sean. Memang sedari awal teman dari Sean hanya menjadi kan Ganesha sebagai mainan untuk di bully.

Become The Main CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang