"takemichi?" suara nya begitu tenang namun dalam, pemilik suara itu bertanya kepadanya. dahulu, sebelum semuanya terjadi suara itu adalah suara dari segala jawaban ketika ia bertanya kenapa takdirnya tidak pernah berubah saat dimasa depan. namun, terakhir ia mendengarkan suara ini dimana saat itu misi dia dimasa lalu sudah selesai.
naoto dengan pakaian seperti biasanya, setelan jas dengan jam tangan hitam pemberian kakaknya saat ia berhasil menjadi komandan dijepang ini. dia bergerak melangkah mendekati takemichi tanpa ragu.
"takemichi, kemana saja kau selama ini? aku mencari kau dan nee-san. rumah kalian sepi, apakah kalian pergi liburan sampai lupa memberi kabar kepada ku?" sampai langkah nya tepat didepan takemichi, dahinya berkerut dengan tatapan penuh tanda tanya ia kembali menatap takemichi.
"apakah ada sesuatu? kau sepertinya berbeda, tidak seperti takemichi yang biasanya. ada apa? dimana nee-san?" memegang pundak takemichi, tak lama dia menyadari ada sebuah tato yang tak asing bagi dirinya sebagai kepolisian dijepang.
"bon-
ucapannya terhenti saat takemichi bergerak dengan cepat, dia mengambil pistol dibalik saku celana nya membuang isi peluru nya dengan secepat kilat takemichi menyikut leher naoto dengan cepat dan juga tajam.
naoto tentu saja merasa kesakitan, memegang lehernya sambil terbatuk-batuk menatap takemichi dengan tatapan tidak percaya, bagaimana bisa takemichi berbuat seperti ini? ia yakin ada yang tidak beres disini. apalagi dengan penampilan nya yang berubah, benar-benar berubah tidak lupa dengan tato bonten ditengkuk lehernya.
bonten adalah kelompok berbahaya dijepang yang sedang ia selidiki kasusnya, dan apa yang ia lihat saat ini. takemichi memakai tato tersebut ditengkuknya, apakah takemichi bagian dari bonten? itu tidak mungkin.
"kau, uhuk- bagian dari mereka ..?" tanya nya kepada sang pemilik mata biru laut namun tidak terang seperti dulu, cahaya yang menyirani lautan perlahan mulai tenggelam dimakan oleh kegelapan.
diam menyelimuti mereka, takemichi yang ditatap oleh naoto hanya mengalihkan pandangan tidak ingin bertatapan dengan naoto, dia.. belum siap. "hina, sudah mati." ucapnya lirih.
naoto membelalakkan matanya, tidak percaya dengan apa yang ia dengar saat ini. "maaf, maafkan aku naoto. aku tidak bisa menyelamatkan nya. ini semua salahku." menatap naoto dengan tatapan penuh dengan rasa kesedihan yang menyakitkan jika kita menatap tatapannya.
naoto hanya diam tidak menjawab perkataan takemichi, menghela nafas berat. tangannya menguat, menahan rasa marah dan kecewa kepada takemichi. ia pikir, mau bagaimana juga takemichi pasti telah berusaha semampunya. takemichi selalu menolongnya, hanya saja kali ini dia jadi lebih emosional.
memeluk takemichi, membawanya ke dekapan hangatnya. memejamkan matanya, dan menguatkan hatinya untuk menerima kenyataan bahwa kakaknya telah pergi lebih dahulu.
"tak apa takemichi, aku yakin kau pasti sangat mender-
crash!
matanya membulat lebar, merasakan sakit yang amat dahsyat dibagian pinggangnya. melepaskan pelukan itu perlahan berjalan mundur dengan kaki yang gemetar.
tangannya memegang pinggangnya yang tertancap oleh pisau kecil, namun tajam. matanya menatap tangannya yang berlumuran darah, matanya gemetar menahan sakit dan juga perasaan kalut akan emosi yang berada dihatinya.
takemichi yang tadinya menunduk dengan isak tangisnya perlahan terdiam, suaranya kembali terdengar tapi bukan isakan tangis. melainkan suara kekehan yang semakin membesar menjadi tertawa seperti melihat sesuatu yang lucu baginya.
"bodohnya, bagaimana kau bisa memeluk dan mengasihani musuh mu begitu saja naoto? aduh, kau ini terlalu baik. tapi lucu sih, aku sampai tidak bisa menahan tawaku sendiri." takemichi kembali tertawa tanpa rasa bersalah.
benar, yang ia lakukan tadinya hanyalah sandiwara. langkahnya mendekati naoto yang sudah bertekuk lutut ditanah dengan mata yang masih menatap dirinya.
"naoto, kau pasti bingung kan kenapa aku bisa seperti ini? banyak hal yang telah ku lewati, sangat berat. ah, aku lupa perkenalkan diriku. salam kenal kepala komandan polisi jepang yang terhormat naoto, aku adalah takemichi yang baru. takemichi yang lama? sudah mati. AHAHAHA, ahh~ rasa ini sangat nikmat." kembali tertawa dengan lantang.
mendirikan badannya dengan tegap, menengadah kan kepalanya ke atas. dia sangat menyukai perasaan ini, hatinya seperti dibakar oleh api yang membara didalamnya. sangat nikmat.
kepalanya kembali ia tundukkan, menatap manusia dibawahnya yang perlahan sudah mulai kehilangan kesadaran. tangannya mengambil pistol yang selalu ia bawa kemana saja disaku jasnya. mendekatkan moncong pistol itu ke- kepala naoto.
"baik, waktu sudah habis. ada kata-kata terakhir?" senyumnya mengembang, tersenyum dengan manis. benar-benar kejam, tersenyum seperti tidak melakukan apapun.
"ak-
DOR!
"eh, maaf ya aku tidak sengaja melepaskan tembakan nya. ya walaupun ada niatan sedikit sih, HAHAHA." tangannya mengusap air mata yang keluar dari mata kirinya, bukan karena sedih melainkan karena ia terlalu banyak tertawa sampai menangis.
jika kalian tanya bagaimana perasaan dia sekarang, yang dia rasakan tidak ada. tidak ada lagi rasa ketakutan, rasa kasihan kepada orang-orang. entah itu teman, orang terdekat dia. ia tidak peduli dengan apapun selain menjadi kuat, sudah cukup orang-orang menilai dirinya jelek. lihat lah sekarang, orang yang menilaiku jelek, mengataiku lemah. dengan mudahnya aku membuat dia bersujud dibawah kakiku.
hidupku adalah pilihanku. hanya hanagaki hinata seorang yang berada dihatiku.
End.
halo para readers, makasih banyak udah baca cerita ini ya! maaf banget kalo alur ceritanya gak bisa memenuhi ekspektasi kalian semua. tapi aku udah berusaha semampu aku mungkin buat jadiin satu keinginan kalian dan aku jadiin alur dicerita ini. dan maaf juga ya, untuk update nya lama banget karena udah sibuk banget. sekali lagi terima kasih banyak, karya tulisanku gak akan bisa lancar gini tanpa semangat dan vote kalian. makasih banyak ya!
apakah kalian ada request? untuk tulisan aku selanjutnya? :p
KAMU SEDANG MEMBACA
takemichi bonten.
Short Storywhat if... hanagaki is a substitute leader bonten?