"HINAAAA, LEPASKAN AKU. OI SIALAN KAU APA YANG KAU LAKUKAN, AKU SUDAH BILANG HENTIKAN BUKAN? BAJINGAN LEPASKAN AKU, HINA KAU MASIH HIDUP BUKAN? HINA, JAWAB AKU HINAAA." setelah suara tembakan didalam ruangan tersebut, suara teriakan kian terdengar keras sampai terdengar dari luar ruangan itu.
sanzu yang melihat itu hanya menatap sendu tuan nya yang terus mencaci maki dirinya dengan kata-kata kasar, tangan nya kembali mengisi ulang pistol tersebut dengan gerakan cepat dan menembakkan nya keatas langit ruangan itu.
tembakan tersebut berhasil membuat takemichi terdiam, hanya terdengar suara isakan pilu saja. "pikirkan ini baik-baik rajaku, jika kau tidak lemah kau pasti bisa membuka ikatan mu itu dengan mudah bukan? dan jika kau bisa mengalahkan ku saat itu mungkin sekarang kau sedang tidur dengan damai dikasur mu itu bersama istri tercinta mu? benar bukan rindou?" sanzu terus mengatakan hal-hal yang membuat takemichi menyalahkan dirinya sendiri, ini adalah salah satu rencana nya.
"benar, bagaimana bisa kau selemah ini dan hidup didunia yang keras dan kejam ini? kau harus kuat hanagaki, ah maksud ku tuan ku. jika kau kuat kejadian ini–
sebelum rindou melanjutkan kata-katanya, dia mendekati tubuh mayat hinata lalu menarik rambutnya dan menunjukkan nya kepada takemichi yang masih setia menatap tubuh hinata yang kini berada digenggaman rindou.
"tidak akan terjadi. kau harus kuat, sanzu membawa mu ke bonten adalah alasan untuk membuat kau semakin kuat. kau tenang saja, menjadi pemimpin bonten itu enak. kau memiliki kekuasaan dijepang ini, kau bisa membeli apapun yang kau mau, bahkan kau bisa membeli negara ini jika kau mau. jadi, apakah kau mau menjadi pemimpin bonten?"
rindou berkata demikian, kini dia sedang menunggu jawaban sang raja nya tersebut."... ini semua karena aku lemah? aku lemah, aku sampah, aku tidak berguna.. bagaimana bisa aku tidak melindungi hinata? bagaimana jika naoto tau ini terjadi." takemichi bergumam lirih, dia kembali mengingat detik-detik sebelum hinata tertembak mati.
ingatan nya kembali mengingat kata-kata sanzu, "dengar rajaku, ku ingatkan sekali lagi. ini semua tidak akan terjadi, jika kau tidak lemah." benar, jika saja aku tidak lemah aku berguna ini pasti tidak akan terjadi. kenapa aku begitu lemah, kenapa aku tidak mati saja?
tanpa takemichi sadari, sebuah perasaan keinginan untuk kuat serta dendam tersendiri kini telah tertanam dihatinya itu. tidak ada lagi hati yang suci dan bersih itu, semua sudah ternodai dengan warna hitam dan merah, warna hitam melambangkan kematian dan perasaan terkabung. warna merah sendiri melambangkan emosi yang dapat memacu dan memotivasi kita untuk bertindak sesuatu.
pikiran takemichi kini hanya berpikir bagaimana cara bisa menjadi kuat, bagaimana caranya agar dirinya bisa berguna? menggigit bibir nya dengan kencang, membiarkan darah perlahan keluar menetes dari bibirnya.
sanzu yang menyadari itu lantas memegang dagu takemichi, mengusap bibir itu dengan perlahan lalu menatap mata takemichi dengan dalam. "bagaimana? kau bersedia menjadi rajaku dan memimpin pasukan bonten? apapun akan aku lakukan demi kau, aku bersumpah akan setia dengan mu hanagaki."
takemichi diam sesaat, pikirannya benar-benar kosong dia masih kaget dan tidak terima apa yang baru saja terjadi. dia hanya manusia biasa, ingin hidup bahagia walaupun dunia mempermainkan takdirnya ia rela. hanya saja kenapa kali ini benar-benar terjadi dengan cepat? kenapa ia tak diberi ruang untuk bernafas sejenak saja? apa benar perkataan sanzu, bahwa ini semua karena dirinya lemah? sialan, dia benci takdirnya kenapa juga harus dia yang mengalami?
perlahan sosok hanagaki takemichi yang lemah, baik hati menghilang. tergantikan dengan hanagaki takemichi yang baru, yang mungkin akan menggemparkan dunia.
takemichi menutup matanya sesaat, kemudian kembali membuka matanya membalas tatapan sanzu dengan tajam, "lepaskan ikatan ku, ajari aku untuk menjadi semakin kuat. kau menginginkan ku bukan? buat aku kuat terlebih dahulu, baru aku akan mengikuti semua kemauan ku. tidak peduli apapun itu, yang ku mau hanya bisa menjadi kuat." ucapnya dengan nada tegas, ia tidak peduli apa yang ia lakukan ini benar atau tidak. yang hanya dipikirkan nya hanyalah untuk menjadi kuat, paling kuat didunia ini.